Meredefinisi Peran Pendidikan Vokasi Kreatif di Tengah Industri Global

Sementara talkshow kedua, Slow and Conscious Big Impact, menghadirkan Cempaka Asriani (Sare Studio) dan Dino Augusto (fashion lecturer dan digital personality) yang menyoroti dampak nyata merek lokal beretika dalam industri fesyen.

Rangkaian acara ditutup dengan Alumni Night, bagian dari peluncuran program Re:connect, inisiatif komunitas alumni kreatif LaSalle College Jakarta.

Acara ini mempertemukan lulusan, dosen, dan mitra industri dalam suasana informal untuk memperluas jejaring profesional.

Dengan menghadirkan lebih dari 20 pembicara lintas disiplin dan tamu industri dari berbagai sektor, Studiofolio 2025 bukan hanya sebuah pameran, tetapi langkah strategis memperkuat posisi LaSalle College Jakarta sebagai institusi pendidikan kreatif vokasi butik terkemuka yang terhubung erat dengan dunia profesional.

Acara Opening Ceremony Studiofolio 2025 dihadiri oleh Mr. Hairun Ali Ghani (Campus Director LaSalle College Jakarta), Ms. Nadia Careska R. (Head of Marketing & Enrollment LaSalle College International – APAC), dan Ms. Kathrine Suteja (Program Director Interior Design Program LaSalle College Jakarta).

Hairun Ali Ghani mengatakan, Studiofolio 2025 adalah bukti nyata komitmen terhadap hasil yang konkret—portfolio yang kuat, kolaborasi nyata dengan industri, dan pengembangan personal branding mahasiswa secara berkelanjutan.

“Semua ini berjalan secara seamless, dari ruang kelas hingga industri, bahkan ke panggung dunia. Inilah keunggulan LaSalle College Jakarta,” katanya, Kamis (3/7/2025).

Dikatakannya, Studiofolio bukan sekadar pameran melainkan bukti nyata kesiapan mahasiswa menghadapi dunia kerja sejak masa perkuliahan.

"Sebagai bagian dari LCI Education, jaringan pendidikan global berbasis di Montreal, Kanada, LaSalle College Jakarta berdiri bersama lebih dari 23 kampus lainnya di lima benua," katanya.

Acara ini mengusung tema The Networked Studio: The World is Your Classroom. Commercial Director Asia Pacific LCI Education, Nadia Careska Roringpandey, menuturkan tema ini mencerminkan filosofi pendidikan global LaSalle yang mempersiapkan mahasiswa terjun ke industri kreatif dunia.

Ia mengatakan mahasiswa dapat menjalani program lintas negara, seperti belajar dua tahun di Jakarta dan melanjutkan ke Barcelona atau Vancouver untuk menyelesaikan gelar mereka.

"Studiofolio 2025 bukan sekadar ajang presentasi hasil belajar, tetapi platform nyata yang menghubungkan kampus dengan mitra industri," katanya.

Acara ini, kata dia juga menjadi ruang pertemuan antara mahasiswa, alumni, dosen, serta pelaku industri dari berbagai sektor kreatif.

Rangkaian kegiatan Studiofolio 2025 mencakup fashion show bertajuk Threads of Identity, sesi open class, talkshow kreatif, hingga networking night. Salah satu sorotan utama adalah partisipasi lebih dari 20 pembicara yang membagikan wawasan seputar tren mode, desain interior, fotografi, dan tata rias profesional.

Direktur Program Interior Design, Catherine Sutejo, mengungkapkan semangat kolaboratif mahasiswa menjadi motor utama acara ini.

“Mereka rela begadang demi menyelesaikan instalasi dekorasi meja, sebagai bagian dari karya pameran. Ini bukti nyata keterlibatan penuh mereka dalam proses pembelajaran yang bersentuhan langsung dengan dunia kerja,” ujarnya.(Eko Sutriyanto)