Senin, 29 September 2025

Pendidikan Profesi Guru

5 Studi Kasus PPG 2025 untuk Kelas 6 SD Sebanyak 500 Kata

Inilah contoh 5 studi kasus PPG 2025 kelas 6 SD sebanyak 500 kata sebagai referensi. Studi kasus meliputi 4 pertanyaan pemantik.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
Kolase Tribunnews.com/Canva
STUDI KASUS PPG - Grafis tentang contoh studi kasus PPG 2025 untuk kelas 6 SD sebanyak 500 kata yang dibuat di aplikasi Canva Premium, Jumat (27/6/2025). Inilah 5 studi kasus untuk kelas 6 SD sebanyak 500 kata sebagai referensi dalam pelaksanaan PPG bagi Guru Tertentu Tahun 2025. 

UbD membantu saya merancang pembelajaran yang fokus pada pemahaman mendalam, bukan hafalan. Pembelajaran berdiferensiasi efektif untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa. Saya belajar bahwa guru perlu menjadi fasilitator yang mengajukan pertanyaan pemicu, bukan pemberi jawaban instan.

4. Studi Kasus PPG 2025 untuk Kelas 6 SD: Mengatasi Kesenjangan Kemampuan Pra-Literasi untuk Teks Akademik

  • Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?

Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA, saya menemukan beberapa siswa masih kesulitan membaca teks yang panjang dan kompleks. Kemampuan mereka dalam mengidentifikasi ide pokok, menyimpulkan, dan membedakan fakta dengan opini masih lemah. Kondisi ini membuat mereka tertinggal dalam memahami materi yang lebih abstrak.

  • Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?
  1. Saya Menerapkan Pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL).
  • Asesmen Diagnostik Awal: Saya melakukan asesmen untuk memetakan level literasi setiap siswa.
  • Pembagian Kelompok Fleksibel: Saya membagi siswa ke dalam 3 kelompok: (1) Kelompok Lanjut, (2) Kelompok Sedang, dan (3) Kelompok Dasar.

2. Diferensiasi Konten:

  • Kelompok Lanjut: Saya berikan teks asli dari buku pelajaran dan artikel tambahan.
  • Kelompok Sedang: Saya berikan teks yang sedikit disederhanakan dengan penekanan pada kata kunci.
  • Kelompok Dasar: Saya berikan teks yang sangat sederhana dengan banyak gambar dan diagram, lalu dilanjutkan dengan diskusi intensif bersama saya.
  • Sesi "Baca & Pikir": Saya membuat kegiatan "Baca & Pikir" di mana siswa harus membuat peta pikiran, mind map, atau mencatat 3 ide pokok setelah membaca setiap paragraf.

Apa hasil dari Upaya Anda tersebut?

Siswa di kelompok dasar menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman teks. Mereka tidak lagi takut membaca teks panjang karena tahu ada panduan visual. 

Sementara itu, siswa di kelompok lanjut tetap tertantang dengan materi yang lebih kompleks. Kesenjangan literasi mulai menyempit.

  • Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?

TaRL sangat efektif untuk mengatasi kesenjangan literasi yang lebar. Guru perlu memahami level setiap siswa untuk memberikan intervensi yang tepat. Materi yang didiferensiasi dan strategi membaca aktif sangat krusial dalam membangun keterampilan pra-literasi.

5. Studi Kasus PPG 2025 untuk Kelas 6 SD: Mengatasi Isu Perundungan Siber dan Penggunaan Media Sosial

  • Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?

Di kelas 6, saya mulai menyadari adanya kasus perundungan siber melalui media sosial. Siswa menyebarkan gosip atau membuat grup untuk mengejek teman. Hal ini menciptakan ketegangan, membuat korban menarik diri, dan mengganggu iklim kelas.

  • Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?
  1. Saya Menerapkan UbD dalam membentuk karakter.
  • Menentukan Tujuan Akhir (UbD): Tujuan saya adalah "Siswa mampu menggunakan media digital secara bijak, etis, dan bertanggung jawab."
  • Menentukan Bukti Pembelajaran: Siswa harus mampu menyusun "kode etik digital" kelas dan membuat komitmen tertulis untuk tidak melakukan perundungan siber.

2. Merancang Aktivitas Belajar:

  • Diskusi dan Studi Kasus: Kami membahas studi kasus tentang perundungan siber yang relevan dengan usia mereka.
  • Membuat "Kode Etik Digital": Bersama-sama, kami menyusun aturan penggunaan gawai dan media sosial yang aman.
  • Kampanye Anti-Perundungan Siber: Siswa membuat poster atau video pendek untuk mengampanyekan pentingnya bersikap baik di dunia maya.
  • Kolaborasi dengan Orang Tua: Saya mengadakan sesi daring dengan orang tua untuk berdiskusi tentang pengawasan gawai dan penggunaan media sosial di rumah.

Apa hasil dari Upaya Anda tersebut?

Perilaku perundungan siber berkurang drastis. Siswa menjadi lebih sadar dan bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial. Mereka juga lebih berani melaporkan jika melihat kasus perundungan. Iklim kelas menjadi lebih aman dan saling menghargai.

  • Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?

Pendidikan karakter di era digital sangat krusial. Guru perlu menjadi pembimbing etika digital dan bukan sekadar melarang. UbD efektif untuk merancang program pembentukan karakter yang memiliki tujuan dan bukti nyata. Kolaborasi dengan orang tua adalah kunci untuk keberhasilan.

*) Disclaimer: Contoh studi kasus PPG 2025 sebanyak 500 kata untuk kelas 6 SD dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru yang mengikuti bagi Guru Tertentu dalam UKPPPG 2025.

Beberapa studi kasus PPG 2025 merupakan hasil olah AI, sehingga bapak/ibu guru perlu melakukan modifikasi.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan