Pendidikan Profesi Guru
5 Studi Kasus PPG 2025 untuk Kelas 6 SD Sebanyak 500 Kata
Inilah contoh 5 studi kasus PPG 2025 kelas 6 SD sebanyak 500 kata sebagai referensi. Studi kasus meliputi 4 pertanyaan pemantik.
Namun itu merupakan pengalaman yang paling berharga. Saya juga menjadi lebih aktif dan ahli dalam mendesain kartu bilangan melalui Canva. Selain itu juga pembelajaran yang saya lakukan semakin menarik perhatian siswa, sehingga siswa menjadi lebih termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Studi Kasus PPG 2025 untuk Kelas 6 SD: Kesulitan Siswa Memahami Materi Luas dan Volume Bangun Ruang
- Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?
Sebagian besar siswa kelas 6 kesulitan memahami konsep luas dan volume bangun ruang, khususnya kubus dan balok. Mereka hanya menghafal rumus tanpa mampu menerapkannya dalam konteks soal cerita. Nilai latihan harian banyak yang belum tuntas, hanya 45 persen siswa yang mencapai KKM.
- Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?
Saya menerapkan Understanding by Design (UbD) untuk merancang ulang pembelajaran. Saya menetapkan tujuan akhir pembelajaran: siswa mampu menghitung dan menjelaskan luas dan volume bangun ruang secara kontekstual.
Langkah selanjutnya, saya menggunakan benda konkret seperti kotak kemasan dan kardus kecil untuk menunjukkan bentuk nyata kubus dan balok. Saya juga memberi tugas membuat model bangun ruang dari karton, diikuti penjelasan praktis tentang perhitungan luas dan volume.
- Apa hasil dari Upaya Anda tersebut?
Pemahaman siswa meningkat signifikan. Dalam evaluasi akhir, 85 persen siswa mencapai KKM. Mereka tidak hanya mampu menghitung, tapi juga menjelaskan secara lisan hubungan antara rumus dan bentuk nyata. Antusiasme siswa juga meningkat karena pembelajaran terasa nyata.
- Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?
Saya belajar bahwa pembelajaran bermakna lahir dari tujuan yang jelas dan aktivitas yang konkret. UbD membantu saya menyusun alur pembelajaran yang terarah dan berfokus pada pemahaman mendalam.
3. Studi Kasus PPG 2025 untuk Kelas 6 SD: Siswa Kurang Fokus karena Ketimpangan Latar Belakang Sosial
- Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?
Saya menemukan beberapa siswa yang tidak fokus belajar, sering menyendiri, dan tidak terlibat dalam diskusi kelompok. Setelah saya telusuri, mereka berasal dari latar belakang keluarga ekonomi rendah dan merasa tidak percaya diri di kelas.
- Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?
Saya menerapkan Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT). Saya memperkuat budaya saling menghargai di kelas melalui diskusi nilai, cerita inspiratif dari berbagai latar belakang, dan aktivitas reflektif. Saya juga memperhatikan gaya komunikasi siswa dan menyesuaikan metode mengajar agar inklusif.
Selain itu, saya sering berdialog secara personal untuk membangun kedekatan dan mengangkat rasa percaya diri mereka.
- Apa hasil dari Upaya Anda tersebut?
Siswa menjadi lebih aktif dan mulai terlibat dalam kegiatan kelas. Mereka merasa diterima dan mulai menunjukkan kemajuan akademik. Sikap saling menghargai antar siswa juga meningkat.
- Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?
Saya belajar bahwa pengakuan dan penghargaan terhadap identitas dan latar belakang siswa sangat penting dalam menciptakan kelas yang adil dan ramah.
4. Studi Kasus PPG 2025 untuk Kelas 6 SD: Mengatasi Rendahnya Keterampilan Berpikir Kritis untuk Transisi ke SMP
- Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?
Di kelas 6, saya melihat banyak siswa kesulitan menganalisis dan memecahkan soal cerita HOTS (Higher Order Thinking Skills). Mereka terbiasa dengan soal rutin dan hanya fokus pada rumus. Akibatnya, mereka tampak bingung dan menyerah saat menghadapi masalah yang membutuhkan penalaran, padahal keterampilan ini sangat penting untuk jenjang SMP.
- Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?
- Saya Menerapkan Prinsip Understanding by Design (UbD) dan Pembelajaran Berdiferensiasi.
- Menentukan Tujuan Akhir (UbD): Saya memulai dengan menetapkan tujuan yang jelas: "Siswa mampu menganalisis dan memecahkan masalah non-rutin."
- Menentukan Bukti Pembelajaran: Saya membuat rubrik penilaian yang menilai proses berpikir siswa, bukan hanya jawaban akhir. Rubrik ini mencakup langkah-langkah: mengidentifikasi masalah, merencanakan solusi, dan mengevaluasi hasil.
2. Merancang Aktivitas Berdiferensiasi:
- Untuk semua siswa: Saya menggunakan metode "Think-Pair-Share" untuk setiap soal cerita, memaksa mereka berpikir mandiri, berdiskusi, lalu berbagi.
- Kelompok Mahir: Saya berikan soal tantangan yang membutuhkan kreativitas.
- Kelompok Dasar: Saya berikan latihan yang fokus pada pemahaman konteks soal sebelum berhitung.
- Proyek Mini: Saya tugaskan proyek nyata, seperti "merancang denah kantin yang paling efisien," yang memaksa mereka menerapkan konsep matematika dan berpikir kreatif.
Apa hasil dari Upaya Anda tersebut?
Kemampuan berpikir kritis siswa meningkat signifikan. Mereka tidak lagi pasif dan berani mencoba berbagai cara untuk menyelesaikan soal. Diskusi di kelas menjadi lebih hidup dan mereka mampu menjelaskan langkah-langkah pemecahan masalah dengan lebih baik.
- Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?
Sumber: TribunSolo.com
Pendidikan Profesi Guru
Kunci Jawaban Pretest Modul Pedagogik Fikih Topik 6: Pendekatan Pendidikan Layanan ABK, PPG Kemenag |
---|
Kunci Jawaban Pretest Modul Pedagogik Fikih Topik 5: Pendekatan dan Strategi Layanan BK, PPG Kemenag |
---|
Kunci Jawaban Pretest Modul Pedagogik Fikih Topik 4: Pendekatan Pembelajaran Berbasis Deep Learning |
---|
Kunci Jawaban Pretest Modul Pedagogik Fikih Topik 3: Pendekatan Pembelajaran Berbasis TPACK, PPG |
---|
Kunci Jawaban Pretest Modul Pedagogik Akidah Akhlak Topik 5 Pendekatan dan Strategi Layanan BK PPG |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.