Mobil Pintar Semakin Populer Tapi Rentan Disusupi Hacker
Pada pengambilan alihan smart car, motif kejahatannya bisa seperti politik hingga digunakan untuk kejahatan peledakan.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tren mobil lintas berbasis Artificial Intelligence (AI) yang terkoneksi ke Internet of Things atau IoT terus tumbuh dari tahun ke tahun.
Hal ini membuka celah pasar baru pada kendaraan roda empat. Apalagi menurut survei yang dilakukan McKinsey and Company pada tahun 2022, hampir 70 persen konsumen otomotif di dunia tertarik membeli mobil yang didukung loT.
PT ITSEC Asia Tbk, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keamanan siber di wilayah Asia Pasifik, menilai naiknya tren smart car juga memiliki kerentanan untuk disusupi hacker.
Direktur PT ITSEC Asia Tbk Eko Prasudi Widianto menjelaskan, kerentanan peretasan (hacker) pada kendaraan pintar sangat beraneka ragam.
Baca juga: BYD Gandeng Deepseek untuk Fitur AI Swakemudi di Mobil Pintar Mereka
"Kalau dari tim teknis kita, yang kita sudah lakukan exercise, itu kerentanannya rupanya macam-macam. Hampir sama seperti sebuah rumah. Jadi kerentanannya yang paling utama adalah pengambil alihan," tutur Eko usai Konferensi Pers Road to ITSEC: Cybersecurity Summit 2025, di Jakarta, Senin (28/4/2025).
Eko mengumpamakan hacker sebagai si jahat yang akan mengambil alih smart car bukan hanya merusak atau membuat akses kunci, namun lebih dari hal tersebut.
"Kalau zaman dulu orang bicara cyber security pasti berhubungan dengan pencurian uang. Sekarang kelihatannya motifnya sudah berbeda. Motifnya sudah bermacam-macam. Bukan hanya cuma sekedar mau ngambil uang tapi juga motif-motif yang lainnya," ucapnya.
Pada pengambilan alihan smart car, motif kejahatannya bisa seperti politik hingga digunakan untuk kejahatan peledakan.
"Misalnya motif kejahatan yang lainnya, bahkan motif-motif mungkin politis yang harus diwaspadai. Jadi kalau kendaraan tadi misalnya mau diambil alih, mungkin bukan masuk dari curi mobilnya, tapi misalnya nanti dipakai untuk meledakkan sesuatu atau merusak sesuatu. Yang paling ditakutkan seperti itu," ungkap Eko.
Sekarang, sudah banyak automaker yang sadar akan keamanan cyber pada kendaraan. Beberapa waktu lalu tim dari ITSEC juga diundang untuk melakukan uji keamanan cyber pada sebuah mobil BMW.
"Tahun lalu BMW itu pernah mengundang beberapa pakar cybersecurity untuk melakukan pengetesan apakah smart car mereka sudah aman atau belum. Jadi diberikan kesempatan para pakar ini untuk mencoba, kira-kira bisa nggak sih ini di attack. Attacknya macam-macam. Itu juga kami akan mengangkat di ITSEC Cybersecurity Summit," jelasnya.
Politikus NasDem Satori Klaim 15 Mobil yang Disita KPK Dibeli Bukan dari Uang Korupsi |
![]() |
---|
Energi Hijau, AI, dan Kendaraan Listrik Jadi Penggerak Permintaan Listrik Nasional |
![]() |
---|
Pria Berkerudung di Maros Gagal Rampas Mobil usai Tabrak Pohon, Korban Dicekik saat Beri Tumpangan |
![]() |
---|
Drag Race Toyota Agya Warnai Jambore Nasional ke-3 Toyota Agya Club Indonesia 2025 |
![]() |
---|
Investigasi Kematian Affan Kurniawan: Tak Ada Blind Spot, Mobil Rantis Dilengkapi Kamera Eksternal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.