Senin, 29 September 2025

Pasar Saham AS Dinilai Semakin Relevan, Pluang Dorong Investor Ritel Indonesia untuk Go Global

Saham seperti Google, Apple, dan Microsoft terus tumbuh karena menjadi bagian penting dari transformasi digital dunia.

HO
PERDAGANGAN SAHAM - Secara historis, S&P 500 memberikan rata-rata imbal hasil tahunan sebesar 10 persen sehingga jika ditambah potensi penguatan dolar AS terhadap rupiah sebesar 2–3%, maka total return bisa mencapai hingga 13% per tahun. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi nilai tukar rupiah menjadi sinyal penting bagi investor ritel Indonesia untuk mempertimbangkan diversifikasi portofolio.

Salah satu strategi yang kini mulai dilirik adalah berinvestasi di pasar saham Amerika Serikat (AS), yang dinilai tetap menjanjikan meski pasar sedang mengalami tekanan.

Andreas Agung Hendrawan, Director of Marketing & Commercial Pluang, menyatakan bahwa indeks S&P 500, sebagai salah satu tolok ukur utama kinerja pasar saham AS, saat ini berada di level yang cukup rendah.

Bahkan, indeks ini sempat menyentuh posisi Desember 2021, yakni 4.495,12.

Baca juga: Kebijakan Tarif Trump Guncang Pasar Global, Rupiah dan IHSG Masih Tunjukkan Resiliensi

“S&P 500 adalah barometer penting pasar saham AS, seperti halnya IHSG di Indonesia. Penurunan indeks ini sempat dipicu oleh kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump yang memicu kekhawatiran perdagangan global,” ungkap Andreas dalam keterangannya, Jumat (18/4/2025).

Namun ia menekankan, di balik tekanan makroekonomi, banyak perusahaan besar AS justru mencatat kinerja keuangan yang solid.

Secara historis, S&P 500 memberikan rata-rata imbal hasil tahunan sebesar 10 persen sehingga jika ditambah potensi penguatan dolar AS terhadap rupiah sebesar 2–3 persen, maka total return bisa mencapai hingga 13% per tahun.

"Ini menjadikan pasar saham AS sangat relevan sebagai alternatif investasi global,” tambahnya.

Saham Teknologi Jadi Andalan

Andreas menyoroti saham-saham teknologi AS sebagai salah satu sektor dengan performa terbaik.

Ia mencontohkan saham Google (GOOG) yang berhasil membukukan imbal hasil tahunan di atas 13 persen.

“Di tengah gejolak global, sektor teknologi di AS tetap menunjukkan ketangguhan. Saham seperti Google, Apple, dan Microsoft terus tumbuh karena menjadi bagian penting dari transformasi digital dunia,” katanya.

Menurut Andreas, dengan berinvestasi pada saham-saham ini, investor Indonesia bisa mengambil peluang dari pertumbuhan ekonomi digital global yang terus melesat.

Diversifikasi Investasi Kian Penting

Bagi investor ritel di Indonesia, diversifikasi investasi kini bukan lagi pilihan, tetapi keharusan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan