Selasa, 30 September 2025

Terseret Keruntuhan FTX, Pemberi Pinjaman Kripto BlockFi Ajukan Perlindungan Kebangkrutan di Amerika

BlockFi menjadi korban terbaru setelah perusahaan dirugikan oleh paparan keruntuhan spektakuler dari pertukaran kripto FTX

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Shutterstock
Ilustrasi Kripto Bitcoin. Pemberi pinjaman cryptocurrency BlockFi telah mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada Senin (28/11/2022). BlockFi menjadi korban terbaru setelah perusahaan dirugikan oleh paparan keruntuhan spektakuler dari pertukaran kripto FTX awal bulan ini. 

Kreditur terbesar BlockFi adalah perusahaan wali amanat Ankura Trust, yang mewakili kreditur dalam situasi kritis dan berutang 729 juta dolar AS.

Dana modal ventura, Valar Ventures, yang didirikan salah satu pendiri PayPal Peter Thiel, memiliki 19 persen saham ekuitas BlockFi.

BlockFi juga mendaftarkan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) sebagai salah satu kreditor terbesarnya, dengan klaim 30 juta dolar AS.

Baca juga: Bursa Kripto FTX Jadi Fokus Investigasi Aktif Jaksa Agung Bahama

Pada Februari, anak perusahaan BlockFi setuju untuk membayar 100 juta dolar AS kepada SEC dan 32 negara bagian, untuk menyelesaikan biaya sehubungan dengan produk pinjaman kripto ritel yang ditawarkan perusahaan kepada hampir 600.000 investor.

Bain Capital Ventures dan Tiger Global ikut memimpin putaran pendanaan BlockFi pada Maret 2021, kata BlockFi dalam siaran pers yang dikeluarkan saat itu. Kedua perusahaan tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Dalam sebuah postingan blog-nya, BlockFi mengatakan pengajuan kebangkrutan Bab 11 akan memungkinkan perusahaan menstabilkan bisnisnya dan memaksimalkan nilai bagi semua pemangku kepentingan.

"Bertindak demi kepentingan terbaik klien kami adalah prioritas utama kami dan terus memandu jalan kami ke depan," kata BlockFi.

Dalam pengajuan kebangkrutannya, BlockFi mengatakan telah mempekerjakan Kirkland & Ellis dan Haynes & Boone sebagai penasihat kebangkrutan.

BlockFi sebelumnya telah menghentikan penarikan dari platformnya.

Baca juga: Picu Kehancuran Kripto , Skandal Kebangkrutan FTX Dijadikan Film Serial Amazon

Renzi mengatakan, Blockfi bermaksud meminta otoritas untuk menghormati permintaan penarikan klien dari akun dompet pelanggannya, di mana aset kripto ditahan. Namun, perusahaan tidak mengungkapkan rencana bagaimana menangani permintaan penarikan dari produk lainnya, termasuk rekening berbunga.

"Klien BlockFi pada akhirnya dapat memulihkan sebagian besar investasi mereka," kata Renzi dalam pengajuan tersebut.

BlockFi didirikan pada 2017 oleh Zac Prince, yang saat ini menjadi CEO perusahaan, dan Flori Marquez. Meskipun berkantor pusat di Jersey City, Amerika Serikat, BlockFi juga memiliki kantor di New York, Singapura, Polandia, dan Argentina, menurut keterangan situs webnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved