Startup Kripto Indonesia Raih Pendanaan Awal, Bidik Ekspansi Stablecoin Berbasis Rupiah
Jumlah pendanaan yang diperoleh relatif moderat untuk industri kripto, yang biasanya membutuhkan investasi multimiliar dolar membangun infrastruktur.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Startup kripto asal Indonesia, IDRX, mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal (pre-seed) senilai 300 ribu dolar AS atau sekitar Rp4,8 miliar.
Putaran pendanaan ini dipimpin oleh eMerge by MDI Ventures, anak perusahaan modal ventura milik Telkom Indonesia (TLKM), dengan dukungan dari platform kripto domestik Indodax serta pemain blockchain global Lisk dan Camp Investment Technologies.
Pendanaan ini menandai langkah awal IDRX dalam memperluas pengembangan stablecoin berbasis Rupiah yang diklaim mampu memfasilitasi transaksi bisnis lintas negara dengan biaya lebih efisien dan proses lebih transparan.
Jumlah pendanaan yang diperoleh relatif moderat untuk industri kripto, yang biasanya membutuhkan investasi multimiliar dolar untuk membangun infrastruktur blockchain skala besar.
Baca juga: Selain untuk Trading, Aset Kripto Juga Bisa Jadi Pilihan Investasi Jangka Panjang
CEO dan Co-founder IDRX, Nathanael Christian menyebut, dana ini akan difokuskan untuk memperkuat keamanan sistem, mengembangkan teknologi minting dan redemption, serta memastikan kepatuhan terhadap aturan regulator.
“Pendanaan awal ini bukan hanya tentang membangun teknologi, tapi juga mendorong adopsi Rupiah dalam transaksi digital. Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah pengembangan sejalan dengan kebijakan pemerintah dan kebutuhan industri,” ujar Nathanael dalam keterangannya, Senin (27/9/2025).
Namun, IDRX belum mengungkapkan secara rinci porsi alokasi dana, misalnya untuk pengembangan teknologi, perekrutan tim, atau kampanye edukasi publik. Hal ini penting mengingat tantangan industri kripto kerap menuntut pengeluaran besar pada sisi keamanan dan kepatuhan regulasi.
Posisi IDRX di Pasar Stablecoin Indonesia
Sebagai stablecoin yang dipatok ke Rupiah, IDRX akan berhadapan dengan pemain yang lebih dulu hadir, seperti Rupiah Token (IDRT) dan IDK (IDKoin), yang telah mencatatkan volume transaksi lebih besar dan lebih lama beroperasi.
Meski demikian, IDRX mengklaim sudah mencatat volume transaksi 90 juta dolar AS atau Rp1,4 triliun sejak diluncurkan pada awal 2024, sebuah pencapaian yang menunjukkan minat pasar yang cukup tinggi untuk ukuran pendatang baru.
Stablecoin sendiri memainkan peran penting dalam ekosistem kripto karena menawarkan nilai tukar yang lebih stabil dibanding aset digital lain seperti Bitcoin atau Ethereum.
Di Indonesia, pasar kripto terus tumbuh; menurut data Bappebti, jumlah pengguna aset kripto mencapai lebih dari 20 juta orang pada 2025 dengan nilai transaksi tahunan di atas Rp150 triliun.
IDRX menegaskan bahwa kepatuhan menjadi prioritas utama.
“Kami ingin memastikan setiap aktivitas operasional sesuai dengan standar industri dan kebijakan regulator. Kami juga menyiapkan mekanisme audit dan kolaborasi dengan lembaga keuangan agar stablecoin ini dapat dipercaya,” tambah Nathanael.
Dengan pendanaan awal ini, IDRX berencana memperkuat infrastruktur teknis dan mengembangkan ekosistem yang dapat digunakan oleh regulator, lembaga keuangan, hingga komunitas developer dan dukungan dari Indodax diharapkan membantu mempercepat adopsi di pasar domestik, sementara kemitraan dengan Lisk memberi akses ke teknologi blockchain global.
Industri Kripto Indonesia Terus Tumbuh, Transaksi Naik 62,32 Persen |
![]() |
---|
Pergerakan IHSG dan Rupiah Hari Ini Kompak Ditutup Melemah |
![]() |
---|
Daftar Uang Kertas Rupiah yang Sudah Dicabut dan Tidak Berlaku di Tahun 2025 |
![]() |
---|
Harga Bitcoin Tembus 117 Ribu Dolar AS Usai Pemangkasan Suku Bunga The Fed |
![]() |
---|
Kontroversi Seputar Patung Emas Raksasa Bitcoin Donald Trump, Siapa di Baliknya? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.