Selasa, 30 September 2025

Terseret Keruntuhan FTX, Pemberi Pinjaman Kripto BlockFi Ajukan Perlindungan Kebangkrutan di Amerika

BlockFi menjadi korban terbaru setelah perusahaan dirugikan oleh paparan keruntuhan spektakuler dari pertukaran kripto FTX

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Shutterstock
Ilustrasi Kripto Bitcoin. Pemberi pinjaman cryptocurrency BlockFi telah mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada Senin (28/11/2022). BlockFi menjadi korban terbaru setelah perusahaan dirugikan oleh paparan keruntuhan spektakuler dari pertukaran kripto FTX awal bulan ini. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pemberi pinjaman cryptocurrency BlockFi telah mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada Senin (28/11/2022).

BlockFi menjadi korban terbaru setelah perusahaan dirugikan oleh paparan keruntuhan spektakuler dari pertukaran kripto FTX awal bulan ini.

Pengajuan kebangkrutan, yang dilakukan di pengadilan New Jersey, Amerika Serikat, datang karena harga kripto anjlok. Harga bitcoin, mata uang digital paling populer sejauh ini, turun lebih dari 70 persen dari puncaknya di tahun lalu.

"Restrukturisasi Bab 11 BlockFi menggarisbawahi risiko penularan aset yang signifikan terkait dengan ekosistem crypto," kata direktur senior di perusahaan keuangan dan asuransi Fitch Ratings, Monsur Hussain, yang dikutip dari Reuters.

Baca juga: Di Tengah Kebangkrutan, Bursa Kripto FTX Janji Bayarkan Sisa Gaji Karyawan

Pemberi pinjaman kripto mengatakan dalam pengajuan kebangkrutan, keterpaparannya yang substansial terhadap FTX telah menciptakan krisis likuiditas.

FTX, yang didirikan Sam Bankman-Fried, mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat bulan ini, setelah para pedagang menarik 6 miliar dolar AS dana dari platform tersebut dalam tiga hari dan saingan FTX, Binance, membatalkan kesepakatan penyelamatan.

"Meskipun paparan debitur terhadap FTX merupakan penyebab utama pengajuan kebangkrutan ini, para debitur tidak menghadapi berbagai masalah yang tampaknya dihadapi FTX," kata pengajuan kebangkrutan oleh direktur pelaksana di Berkeley Research Group, penasihat keuangan yang diusulkan BlockFi, Mark Renzi.

BlockFi mengatakan, krisis likuiditas disebabkan oleh eksposurnya ke FTX melalui pinjaman ke Alameda, perusahaan perdagangan kripto yang berafiliasi dengan FTX, serta cryptocurrency yang disimpan di platform FTX yang terjebak di sana.

BlockFi pada Senin juga menggugat Bankman-Fried, sebagai langkah untuk memulihkan saham di perusahaan jasa keuangan Robinhood Markets Inc., yang dijanjikan sebagai jaminan tiga minggu lalu, sebelum BlockFi dan FTX mengajukan perlindungan kebangkrutan.

Renzi mengatakan BlockFi telah menjual sebagian aset kripto yang dimilikinya pada awal bulan ini untuk mendanai kebangkrutan perusahaan. Penjualan tersebut menghasilkan 238,6 juta dolar AS dalam bentuk tunai, dan BlockFi sekarang memiliki 256,5 juta dolar AS dalam bentuk tunai.

Dalam pengajuan pengadilan pada Senin, BlockFi mendaftarkan FTX sebagai kreditur terbesar kedua, dengan 275 juta dolar AS utang pinjaman yang diperpanjang awal tahun ini.

BlockFi mengatakan berutang uang kepada lebih dari 100.000 kreditur. Perusahaan juga mengatakan dalam pengajuan terpisah bahwa pihaknya berencana memberhentikan dua pertiga dari 292 karyawannya.

Di bawah kesepakatan yang ditandatangani dengan FTX pada Juli, BlockFi akan menerima fasilitas kredit bergulir senilai 400 juta dolar AS sementara FTX mendapat opsi untuk membelinya dengan dana sebesar 240 juta dolar AS.

Sidang kebangkrutan pertama BlockFi dijadwalkan berlangsung pada hari ini, Selasa (29/11/2022). FTX tidak menanggapi permintaan komentar dari pihak Reuters.

Daftar Kreditur BlockFi

Kreditur terbesar BlockFi adalah perusahaan wali amanat Ankura Trust, yang mewakili kreditur dalam situasi kritis dan berutang 729 juta dolar AS.

Dana modal ventura, Valar Ventures, yang didirikan salah satu pendiri PayPal Peter Thiel, memiliki 19 persen saham ekuitas BlockFi.

BlockFi juga mendaftarkan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) sebagai salah satu kreditor terbesarnya, dengan klaim 30 juta dolar AS.

Baca juga: Bursa Kripto FTX Jadi Fokus Investigasi Aktif Jaksa Agung Bahama

Pada Februari, anak perusahaan BlockFi setuju untuk membayar 100 juta dolar AS kepada SEC dan 32 negara bagian, untuk menyelesaikan biaya sehubungan dengan produk pinjaman kripto ritel yang ditawarkan perusahaan kepada hampir 600.000 investor.

Bain Capital Ventures dan Tiger Global ikut memimpin putaran pendanaan BlockFi pada Maret 2021, kata BlockFi dalam siaran pers yang dikeluarkan saat itu. Kedua perusahaan tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Dalam sebuah postingan blog-nya, BlockFi mengatakan pengajuan kebangkrutan Bab 11 akan memungkinkan perusahaan menstabilkan bisnisnya dan memaksimalkan nilai bagi semua pemangku kepentingan.

"Bertindak demi kepentingan terbaik klien kami adalah prioritas utama kami dan terus memandu jalan kami ke depan," kata BlockFi.

Dalam pengajuan kebangkrutannya, BlockFi mengatakan telah mempekerjakan Kirkland & Ellis dan Haynes & Boone sebagai penasihat kebangkrutan.

BlockFi sebelumnya telah menghentikan penarikan dari platformnya.

Baca juga: Picu Kehancuran Kripto , Skandal Kebangkrutan FTX Dijadikan Film Serial Amazon

Renzi mengatakan, Blockfi bermaksud meminta otoritas untuk menghormati permintaan penarikan klien dari akun dompet pelanggannya, di mana aset kripto ditahan. Namun, perusahaan tidak mengungkapkan rencana bagaimana menangani permintaan penarikan dari produk lainnya, termasuk rekening berbunga.

"Klien BlockFi pada akhirnya dapat memulihkan sebagian besar investasi mereka," kata Renzi dalam pengajuan tersebut.

BlockFi didirikan pada 2017 oleh Zac Prince, yang saat ini menjadi CEO perusahaan, dan Flori Marquez. Meskipun berkantor pusat di Jersey City, Amerika Serikat, BlockFi juga memiliki kantor di New York, Singapura, Polandia, dan Argentina, menurut keterangan situs webnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved