Senin, 6 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

36 Santri Tewas, Prabowo Minta Menteri dan Gubernur Turun Tangan

36 santri tewas, Prabowo perintahkan menteri dan gubernur turun tangan. Evaluasi bangunan pesantren segera dilakukan.

Penulis: Igman Ibrahim
Istimewa via TribunJatim.com
PONPES AMBRUK - Bangunan tiga lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny yang terletak di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, Senin (29/9/2025) sore. 

Ringkasan Utama

Presiden Prabowo Subianto memerintahkan para menteri dan kepala daerah untuk memberi perhatian khusus terhadap tragedi ambruknya bangunan mushala Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo. Pemerintah juga akan mengevaluasi kelayakan bangunan pesantren di seluruh Indonesia. Hingga Minggu pagi, 36 santri dinyatakan meninggal dunia dan 27 lainnya masih dalam pencarian.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto memerintahkan para menteri dan kepala daerah untuk memberi perhatian khusus terhadap tragedi ambruknya bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Perintah itu disampaikan melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi.

“Sudah, sudah. Beliau memonitor terus, makanya beliau kemudian memerintahkan kepada para menteri terkait dan gubernur dan wakil gubernur untuk memberikan perhatian,” kata Prasetyo usai menghadiri upacara HUT ke-80 TNI di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu (5/10/2025).

Prasetyo menambahkan, pemerintah akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi pondok pesantren di seluruh Indonesia untuk memastikan keamanan dan kelayakan bangunan.

“Evaluasi ke depan ke semua pondok pesantren kita harapkan segera didata dan dipastikan keamanan dari sisi bangunan-bangunan infrastruktur pondok masing-masing,” ujarnya.

Hingga Minggu pagi, tim SAR gabungan berhasil menemukan 11 jenazah tambahan dari bawah reruntuhan bangunan empat lantai tersebut. Dengan temuan terbaru ini, jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 36 orang, sementara 27 santri lainnya masih dalam pencarian.

"Data sementara mencatat total 167 orang menjadi korban peristiwa ini. Dari jumlah itu, 140 orang dan satu bagian tubuh telah ditemukan, sementara 27 orang masih dalam pencarian,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: Praka Zaenal Meninggal Saat Rangkaian HUT ke-80 TNI, Upacara Pemakaman Militer Digelar di Grobogan

BNPB mencatat, dari total korban tersebut, 104 orang selamat, terdiri dari satu orang yang telah pulang tanpa perawatan, 8 orang masih dirawat di rumah sakit, dan 95 lainnya sudah menyelesaikan perawatan.

Sementara itu, 36 orang dinyatakan meninggal dunia, serta ditemukan satu bagian tubuh manusia berupa kaki kanan pada Sabtu (4/10/2025) yang masih dalam proses identifikasi tim Disaster Victim Identification (DVI).

Muhari menegaskan, data jumlah korban bersifat dinamis dan dapat berubah seiring berjalannya operasi pencarian di lapangan.

“Tim SAR gabungan masih terus bekerja maksimal selama 24 jam penuh secara bergantian. Pencarian terus dilakukan karena masih ada korban yang belum ditemukan,” katanya.

Tragedi ini memicu keprihatinan nasional dan sorotan terhadap kelayakan bangunan pondok pesantren di berbagai daerah.

Pemerintah berkomitmen melakukan pendataan dan audit infrastruktur agar kejadian serupa tidak terulang.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved