Sabtu, 4 Oktober 2025

BBM Dicampur Etanol 3,5 Persen Aman, Pakar Tegaskan Sesuai Standar Internasional

Pakar menegaskan campuran etanol 3,5 persen dalam BBM Pertamina aman dan memenuhi standar internasional.

Editor: Content Writer
Shutterstock
BBM DICAMPUR ETANOL - Ilustrasi bahan bakar. Penggunaan bahan bakar beroksigen seperti bioetanol dan MTBE terbukti mampu meningkatkan angka oktan sekaligus menghasilkan emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI) sekaligus inisiator Program Studi Teknik Bioenergi dan Kemurgi ITB, Dr. Tatang Hernas Soerawidjaja, menegaskan bahwa campuran etanol 3,5 persen dalam BBM Pertamina dipastikan aman dan memenuhi standar internasional.

“World-wide Fuel Charter menyatakan bensin boleh mengandung oksigen maksimal 2,7 persen berat. Kalau etanol biasanya hanya bisa dicampurkan hingga sekitar 5 persen volume agar tetap memenuhi syarat. Jadi kandungan 3,5 persen volume di Pertamina masih aman dan sesuai standar,” jelas Tatang dalam pernyataannya di Jakarta, pada Jumat (3/10/2025).

Menurutnya, kandungan tersebut justru tergolong rendah jika dibandingkan dengan praktik global. 

“Di Brasil, bensin dicampur dengan bioetanol hingga kadar minimal 20 persen volume. Di sana ada mobil berbahan bakar fleksibel, kadar bioetanolnya bisa dari 20 hingga 95 persen volume. Kendaraan dilengkapi instrumen pendeteksi kadar bioetanol di dalam tangki dan otomatis menyesuaikan perbandingan udara dan uap bahan bakar yang tepat,” terangnya.

Tatang turut menegaskan bahwa penggunaan bahan bakar beroksigen seperti bioetanol dan MTBE terbukti mampu meningkatkan angka oktan sekaligus menghasilkan emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan.

“Di negara-negara yang polusi udaranya sudah berat, pencampuran etanol bahkan diwajibkan oleh peraturan negara untuk menurunkan emisi kendaraan bermotor,” kata Tatang.

Ia menyebut langkah Indonesia mencampur etanol 3,5 persen pada BBM sebagai titik awal yang positif. 

“Masih tergolong sangat rendah dibandingkan tren global, tapi ini awal yang baik. Pemerintah bisa mulai dengan 5 persen volume lalu meningkatkannya, sambil mempersiapkan kehadiran flexible-fuel vehicle agar transisi lebih mulus,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menilai bahwa penggunaan bioetanol di sektor transportasi menjadi langkah strategis untuk mendukung pencapaian target Net Zero Emission 2060.

“Bioetanol berkontribusi positif pada pencapaian net-zero emission tersebut. Mendukung pemanfaatan bioetanol di sektor transportasi itu ‘fardu-ain’, artinya wajib kita lakukan bersama pemerintah, industri, dan masyarakat,” tegasnya.

Kehadiran bioetanol dalam campuran BBM dinilai tidak hanya mampu meningkatkan angka oktan, tetapi juga membawa peluang baru bagi sektor pertanian dan energi terbarukan. 

Dengan pengaturan serta pengawasan yang tepat, pemanfaatan bioetanol diyakini dapat menekan ketergantungan pada impor minyak mentah, meningkatkan nilai tambah sumber daya dalam negeri, sekaligus memperkuat agenda transisi energi nasional.

Baca juga: Pertamina Patra Niaga Tegaskan Etanol sebagai Solusi Rendah Emisi Berstandar Internasional

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved