Yusron Ihza Mahendra: Novel Ini Saya Tulis Bukan untuk Membangkitkan Mereka dari Kuburnya
Yusron Ihza Mahendra mengaku tidak khawati novel terbitannya akan digugat atau dipermasalahkan oleh sejumlah pihak.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra mengaku tidak khawati novel terbitannya akan digugat atau dipermasalahkan oleh sejumlah pihak karena melurukan soal peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G30S.
Ia meyakini, pelurusan sejarah penting untuk bisa dipahami oleh generasi muda di Tanah Air.
Adapun, tiga novel yang telah diluncurkannya yakni "Irian Barat: Bayang-Bayang Intrik Global di Balik Misteri Pembunuhan Kennedy" ; "Nyanyian Bisu dalam Orkestra Bayang-Bayang," dan “Nyanyian Bangsa Cacing: Dalam Orkestra Dusta" Hal itu disampaikan Yusron saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Kamis (2/10/2025).
“Insyallah tidak. Pertama itu niatnya tulus. Saya bukan mau membenci siapa. Mungkin juga mau Maka disini kan ada semacam kutipan yang saya buat. Disklemar. Saya mengatakan bahwa novel ini ditulis bukan untuk membangkitkan mereka yang telah wafat dari kuburnya, melainkan untuk membangkitkan kesadaran kita yang masih hidup,” kata Yusron.
Yusron menuangkan dalam Novelnya itu bagaimana mungkin sebuah partai politik yakni Partai Komunis Indonesia (PKI) ingin melakukan kudeta.
Termasuk, sosok Letkol Untung yang bertugas sebagai Resimen Tjakrabirawa pengawal Presiden melakukan kudeta terhadap Bung Karno.
Berikut petikan wawancara dengan Mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra:
Tanya: Apa yang disampaikan Pak Yusron, meski kita ini sudah di zaman reformasi, tapi kontroversi juga.Pak Yusron nggak ada kekhawatiran kalau ini digugat dalam tanda petik novel-novel Pak Yusron ini?
Jawab: Insyallah tidak. Pertama itu niatnya tulus. Saya bukan mau membenci siapa. Saya menulis sendiri, ada disclaimer. Novel ini ditulis bukan untuk membangkitkan mereka yang telah wafat dari kuburnya, melainkan untuk membangkitkan kesadaran kita yang masih hidup. Untuk membangkitkan kesadaran kita semua. Kita berduka tewasnya 6 jenderal walaupun tewas oleh siapa. Tapi, bagaimana PKI mau bikin kudeta kok. PKI partai masak bikin kudeta?
(Letkol) Untung itu kan kekuatan kawal kehormatan. Paspamperes pun hanya, aduh masa pamperes mau bikin kudeta? Yang masuk akal cuma cerita itu. Sekarang ini di buku sejarah yang diajarkan di SMA paling tidak SMA kelas 3 terbitan 2022 itu ada 7 versi G30S itu.
Tanya: Jadi bukan versi tunggal. Artinya sudah banyak ya?
Jawab: Sudah banyak. Jadi saya mungkin mengambil salah satu versi dan saya lakukan ini. Sejak zaman Pak Harto dan segala macam. Lalu kita saling curiga, saling tidak percaya. Waktu saya masih kecil, mau apa juga takut kan.
Tanya: Pak Yusron, kalau menurut keyakinan Pak Yusron, berapa banyak korban dari yang dampak dari peristiwa kelam Gerakan 30 September 1965?
Jawan: Sarwo Edi Wibowo RPKAD pernah berbicara di DPR zaman Pak Harto masih berkuasa. Kalau menurut versi Sarwo Edi Wibowo jumlah korban 4 juta. Korban tewas, bukan yang jiwanya tewas.
Tetapi para sejarawan itu umumnya sepakat bahwa korban itu mungkin antara 300 sampai 500 ribu orang. Itu korban fisik. Yang nggak fisiknya.
Mengintip Rumah Gembong G30S PKI Letkol Untung di Kebumen, Beratap Asbes dan Ada Pohon Kelengkeng |
![]() |
---|
25 Link Twibbon G30S 2025, Lengkap dengan Cara Mudah Unggah di Media Sosial |
![]() |
---|
Tanggal 30 September 2025 Apakah Libur? Ini Aturan Tanggal Merah saat Peringatan G30S |
![]() |
---|
30 September 2025 Memperingati Hari Apa? Ada Peringatan G30S |
![]() |
---|
Thia Ryna Isi Soundtrack Film 'Pengin Hijrah', Sempat Tak Yakin karena Lagunya Bukan Religi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.