Minggu, 5 Oktober 2025

Wawancara Eksklusif

VIDEO WAWANCARA EKSKLUSIF Yusron Ihza: CIA, Pembunuhan Kennedy, Irian Barat, dan Tragedi 1965

"G30S itu satu paket dengan pembunuhan Kennedy. Pertarungan antara Kennedy dengan lawan-lawan politiknya itu, yang di Amerika itu pentasnya itu."

|

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Duta Besar RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, meluncurkan trilogi novel sejarah bertajuk Refleksi 60 Tahun G30S.

Lewat karya setebal seribuan halaman itu, Yusron mencoba mengurai Kembali babak sejarah yang terjadi 60 tahun lalu. 

Ia menegaskan novel yang ditulisnya bukan sekadar fiksi, melainkan berangkat dari riset dan catatan sejarah.

Bahkan, dia melampirkan daftar pustaka sebagai penguat dalam bukunya, dan bukan sembarang mengarang.

"Meski saya sebut novel, saya bukan sekadar ngarang-ngarang. Saya melakukan riset bertahun-tahun. Novel itu saya beri sejumlah catatan kaki dan daftar referensi lho," kata Yusron Ihza saat wawancara eksklusif bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, di program Ngobrol Bareng Cak Febby (Ngocak Febby), di Studio Tribunnews, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Adapun, tiga novel yang telah diluncurkannya yakni "Irian Barat: Bayang-Bayang Intrik Global di Balik Misteri Pembunuhan Kennedy"; "Nyanyian Bisu dalam Orkestra Bayang-Bayang," dan “Nyanyian Bangsa Cacing: Dalam Orkestra Dusta."

BEDAH BUKU - Yusron Ihza Mahendra (kiri), politikus sekaligus penulis buku, seusai diwawancarai secara khusus oleh Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra (kanan) di Studio Tribun Network, Jakarta, Rabu (1/10/2025). Dalam kesempatan tersebut, Yusron memperkenalkan tiga novel karyanya yang telah diluncurkan, yakni Irian Barat: Bayang-Bayang Intrik Global di Balik Misteri Pembunuhan Kennedy, Nyanyian Bisu dalam Orkestra Bayang-Bayang, dan Nyanyian Bangsa Cacing: Dalam Orkestra Dusta. TRIBUNNEWS/AKBAR PERMANA
BEDAH BUKU - Yusron Ihza Mahendra (kiri), politikus sekaligus penulis buku, seusai diwawancarai secara khusus oleh Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra (kanan) di Studio Tribun Network, Jakarta, Rabu (1/10/2025). Dalam kesempatan tersebut, Yusron memperkenalkan tiga novel karyanya yang telah diluncurkan, yakni Irian Barat: Bayang-Bayang Intrik Global di Balik Misteri Pembunuhan Kennedy, Nyanyian Bisu dalam Orkestra Bayang-Bayang, dan Nyanyian Bangsa Cacing: Dalam Orkestra Dusta. TRIBUNNEWS/AKBAR PERMANA (TRIBUNNEWS/AKBAR PERMANA)

Dalam wawancara itu, Yusron menyinggung keterlibatan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tragedi 30 September 1965.

Meski ada peran tokoh PKI, menurut dia, partai tersebut bukan aktor utama pada tragedi G30S 1965. 

"PKI jelas terlibat dan saya pun juga tidak bermaksud membela PKI. Tapi saya meluruskan sejarah bahwa PKI terlibat dalam G30S itu sahih adanya. Tetapi pertanyaannya, apakah betul PKI adalah otaknya?" ujar Yurson.

Baca juga: Yusron Ihza Mahendra Luruskan Sejarah G30S: Episode Penggulingan Bung Karno dan Pembunuhan Kennedy

CIA, Kennedy, dan Irian Barat

Dalam triloginya, Yusron mengaitkan peristiwa G30S dengan sejumlah peristiwa besar dunia mulai dari keterlibatan Central Inteligent Agency/CIA (Dinas Rahasia AS) di Indonesia, pembunuhan Presiden AS John F. Kennedy pada tahun 1963, perebutan Irian Barat.

"G30S itu satu paket dengan pembunuhan Kennedy," tutur Yusron.

"Pertarungan antara Kennedy dengan lawan-lawan politiknya itu, yang di Amerika itu pentasnya itu Jakarta."

Ia menyebut peristiwa G30S bukanlah peristiwa tunggal yang terjadi begitu saja.

Namun, bagian dari rangkaian upaya besar menjatuhkan Presiden Pertama RI Sukarno atau Bung Karno.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved