Sabtu, 4 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

YLKI Dorong Pemerintah Hentikan Sementara Semua Program MBG Demi Adanya Evaluasi Menyeluruh

Pengurus Harian YLKI, Rafika Zulfa menilai semua program MBG harus dihentikan sementara agar bisa dilakukan evaluasi menyeluruh dari hulu ke hilir.

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
MAKAN BERGIZI GRATIS- Sejumlah pelajar menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) saat launching program MBG di Perguruan Muhammadiyah Antapani, Jalan Kadipaten Raya, Antapani, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (25/8/2025). (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN). Pengurus Harian YLKI, Rafika Zulfa menilai semua program MBG harus dihentikan sementara agar bisa dilakukan evaluasi menyeluruh dari hulu ke hilir. 

Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan temuan terkait penyebab keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah.

Pihaknya melakukan penyelidikan epidemiologi guna mencari tahu penyebab insiden keamanan pangan tersebut.

Hal itu disampaikan BGS dalam rapat bersama komisi X di DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (01/10/2025).

“Penyelidikan epidemiologi ini selain mencari tahu juga untuk mengetahui langkah atau treatment yang dilakukan ke depan,” tutur Budi Gunadi.

Kemenkes mengambil sampel dari tiga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makmurjaya di Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, SPPG Majujaya di Neglasari, Kecamatan Cipongkar dan  SPPG Mekarmukti di Kecamatan Cihampelas dengan total kasus korban 1.315.

Baca juga: Menteri HAM Natalius Pigai Klaim Pelaksanaan Program MBG 99,99 Persen Berhasil, Apa Indikatornya?

Budi menerangkan, penyebab keracunan pangan yang sering ditemukan itu ada 3 yaitu bakteri, virus dan zat kimia.

Bakteri terdiri dari salmonella, escherichia coli, bacillus cereus, staphylococcus aureus, clostridium perfringens, listeria monocytogenes, campylobacter jejuni hingga shigella

Virus seperti rotavirus dan hepatitis A virus. Serta zat kimia seperti nitrit dan scombrotoxin.

Dengan demikian, Kemenkes akan memperkuat laboratorium kesehatan daerah (labkesda) di kota hingga kabupaten untuk melakukan penelitian ini.

“Untuk pemeriksaan mikrobiologi dan toksikologi dilakukan untuk menguji bakteri, virus hingga zat kimia yang terkandung pada makanan. Kami siapkan semua,” ujar BGS.

Baca juga: Kasus Keracunan MBG Meningkat, Kepala BGN Minta SPPG Siapkan Mitigasi Psikologis

Kasus Keracunan MBG

Dilaporkan sebanyak 6.517 orang mengalami keracunan sejak program MBG diluncurkan pada Januari 2025. 

Data itu dihimpun sejak Januari sampai akhir September 2025.

Keracunan terbanyak terjadi di Pulau Jawa sebanyak 45 kasus.

Adapun sebanyak tiga wilayah pemantauan MBG, di antaranya wilayah 1 di Pulau Sumatera, wilayah II Pulau Jawa, dan wilayah III untuk Indonesia bagian timur.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Rina Ayu Panca Rini)

Baca berita lainnya terkait Program Makan Bergizi Gratis.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved