Senin, 29 September 2025

Pendidikan dan Karier Petinggi BGN Disorot Usai Marak Keracunan MBG, Tak Ada Riwayat Menyangkut Gizi

Kompetensi para petinggi Badan Gizi Nasional (BGN) dipertanyakan publik seiring terjadi kasus keracunan massal MBG di beberapa wilayah Indonesia.

Editor: Willem Jonata
Tribunnews.com/Chaerul Umam
MBG DI PAPUA - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Indonesia Timur, terutama Papua, masih menghadapi sejumlah kendala. Satu di antara tantangan utama adalah kurangnya partisipasi mitra pelaksana di wilayah tersebut. (Tribunnews.com/ Chaerul Umam) 

TRIBUNNEWS.COM - Badan Gizi Nasional (BGN) belakangan ini mendapat kritik tajam seiring keracunan massal dalam pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG), yang menjadi program unggulan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Sebelumnya, BGN melaporkan sejak Januari hingga 22 September, terjadi 4.711 kasus keracunan MBG. Paling banyak di Pulau Jawa.

Sementara itu, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), mencatat korban keracunan MBG terus meningkat. Per 21 September 2025, jumlahnya menjadi 6.452 anak.

Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari, mengungkap faktor yang menjadi penyebab  ribuan siswa keracunan MBG.

Mulai dari higienitas makanan buruk, suhu dan pengolahan pangan yang tidak sesuai, kontaminasi silang dari petugas, dan indikasi alergi pada penerima manfaat.

Hal itu bisa terjadi karena Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dapur MBG, tidak dikelola profesional.

Baca juga: Sosok Dadan Hindayana, Kepala BGN yang Sedang Disorot karena Kasus Keracunan MBG, Hartanya Rp9 M

Dikatakan Qodari, dari 8.583 dapur MBG hanya 34 yang memiliki sertifikat kebersihan.

Lisensi bernama sertifikasi laik higiene dan sanitasi (SLHS) dan prosedur keamanan pangan merupakan mandat yang harus dikantongi SPPG.

Sebagai langkah perbaikan, Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menyampaikan bahwa setiap SPPG wajib untuk memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi, Sertifikat Halal, dan Sertifikat Penggunaan Air Layak Pakai dalam waktu satu bulan.

BGN juga telah membentuk tim investigasi untuk memastikan evaluasi berjalan menyeluruh, sehingga program MBG ke depan dapat terlaksana dengan lebih aman, bermutu, dan terpercaya bagi anak-anak Indonesia.

Langkah tersebut tak lepas dari kritik publik yang muncul di kolom komentar postingan Instagram resmi BGN.

Publik menilai hal itu semestinya sudah dilakukan sebelum program MBG berjalan.

"Kebiasaan kerja tanpa persiapan, hanya mengejar target. Begitu jatuh korban byk baru gerak," demikian salah satu komentar netizen.

Latar belakang petinggi BGN pun menuai sorotan, karena dinilai tak satu pun di antara mereka memiliki latar belakang berkait gizi. Termasuk Kepala BGN Dadan Hindayana.

"Enggak ada yang kompeten di gizi bisa masuk," komentar netizen lainnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan