Program Makan Bergizi Gratis
Bandingkan MBG dengan Aturan Makanan di Sekolah Malaysia, Dokter Tan Shot Yen Sindir Kepala BGN
Dokter Tan Shot Yen membandingkan aturan junk food tak boleh dijual di sekolah di Malaysia dengan pelaksanaan program MBG, dan menyentil Kepala BGN.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Sri Juliati
"Tapi coba kalau yang di daerah, yang SPPG-nya juga sedikit main, dikasih itu loh benda tipis berwarna pink, saya aja nggak pernah mengatakan ini adalah daging olahan. Saya aja nista bilang itu daging olahan, saya nggak tahu itu produk apaan," kata Dr. Tan.
"Itu rasanya kayak karton, warnanya pink dan buat lucu-lucuan nih. Lalu anak-anak disuruh, oke, do it your own, DIY. Susun, ada sayurnya. Astaga, kan bukan itu tujuan MBG, punten," imbuhnya.
Lebih lanjut, Dr. Tan mempertanyakan, sampai kapan ada burger di sajian MBG.
Di sisi lain, ia menegaskan bahwa anak harus dibiasakan dengan pangan lokal, sehingga dapur MBG harus kreatif dalam mengolah menu makanan.
Ia berharap, dapur MBG tidak sekadar menuruti kemauan siswa, tetapi juga mempertimbangkan menu sajian yang lebih bergizi sekaligus lezat.
"Akhirnya apa ini, mau sampai kapan makannya burger, gitu, lo," jelas Dr. Tan
"Ya, jadi saya setuju bahwa ada anak yang tidak suka dengan pangan lokal karena mereka tidak terbiasa, tapi bukan berarti lalu request anak-anak lalu dijawab oleh dapur, ya wislah.... Kalau request-nya cilok? Mati kita," urainya.
Selain itu, Dr. Tan juga mengungkap harapan agar MBG menyajikan makanan khas tradisional daerah.
"Alokasikan menu lokal 80 persen isi MBG di seluruh wilayah ya, saya pengin anak Papua bisa makan ikan kuah asam, saya pengin anak Sulawesi bisa makan kapurung," tandasnya.
(Tribunnews.com/Rizki A.)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.