Sabtu, 4 Oktober 2025

Mahfud MD Ungkap Beda Jokowi dan SBY, Sebut SBY Pegang Teguh Konstitusi

Mahfud MD mengungkap perbedaan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

|
Kolase Tribunnews.com
BERI PERBANDINGAN - Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengungkap perbedaan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Hal itu diungkapkan Mahfud MD saat berbincang dengan pengamat politik Rocky Gerung di kanal YouTube Mahfud MD Official, Selasa (23/9/2025). 

"Meskipun dia punya agenda tapi tetap dilewatkan prosedur-prosedur itu sehingga ada prosedur mendengar di dalam sidang itu, mendengar," ungkapnya.

Jokowi kerap memberikan pengarahan di awal saat rapat dimulai.

"Ada yang mengawal sebelum mengeluarkan pernyataan lepas dari kita setuju atau tidak. Di situ saya melihat ada peran Pak Pratikno (mantan Mensesneg) dan Pak Luhut (mantan Menko Kemaritiman dan Investasi)."

"Sehingga diarahkan agar tidak terlanjur ke pinggir-ke pinggir, yang oleh sebab itu selama dia masih di atas dia kendalinya kuat kan terhadap situasi gitu," ungkap Mahfud.

Mahfud MD kemudian melanjutkan pernyataannya, Indonesia membutuhkan orang seperti SBY.

"Pak SBY itu lebih banyak mengajak berdiskusi dan kemudian kembali ke prinsip konstitusi gitu. Sehingga membuka ruang dan bertanya kalau ada sesuatu."

"Itu sering diskusi dengan Pak SBY. Saya kira ya kita perlu yang kayak gitu," ungkap Mahfud MD.

Rocky Gerung: Pemerintahan Prabowo Mulai Terlihat Militeristik

Pada kesempatan yang sama, pengamat politik Rocky Gerung menilai pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mulai terlihat militeristik.

Untuk diketahui, militeristik merupakan sifat, paham, atau kecenderungan yang berhubungan dengan cara-cara militer.

"Kita lihat misalnya hari-hari ini kita baca analis dalam negeri apalagi luar negeri itu mulai mendeteksi bahwa Indonesia sedang masuk dalam jebakan militarisme atau minimal creeping militarism, militarisme yang merangkak," ungkap Rocky Gerung.

Ia lalu menyebut pendapat yang meminta kepemimpinan harus dikembalikan pada sipil.

Tetapi, Rocky Gerung berargumen, yang perlu dipegang dalam demokrasi adalah nilainya, bukan orangnya.

Rocky mencontohkan kepemimpinan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) yang berlatar dari sipil, bukan militer.

"Jokowi itu pemimpin sipil, tetapi kultur politiknya militeristik kan. Jadi persoalan kita bukan orang sipilnya tetapi nilai sipilnya tuh."

"Karena itu yang lebih lebih tepat mengatakan demokrasi artinya kepemimpinan yang berbasis pada the supremacy of civilian value bukan civilian people. Jadi value-nya itu dalam demokrasi orang sipil maupun orang militer harus tunduk pada civilian value. Itu dasarnya tuh," sambungnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved