Khutbah Jumat 19 September 2025: Upaya Menghadapi Tantangan Zaman
Khutbah jumat 19 September 2025 mengangkat tema reflektif: "Menghadapi Tantangan Zaman" ditengah kabar arus perubahan sosial yang semakin cepat.
Marilah kita senatiasa meningkatkan kadar ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Karena tinggi dan rendah derajat seseorang di sisi Allah SWT. tergantung dari kadar ketaqwaanya.
Maka sungguh bahagia dan beruntung bagi orang-orang yang mampu meningkatkan terus menerus kadar ketaqwaannya hingga mempunyai derajat yang tinggi di sisi Tuhannya.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Melalui khutbah jum’at ini saya mengajak para hadirin untuk sejenak merenungkan sebuah hadis nabi riwayat Ahmad ibn Hanbal dan al-Tirmidzi, semoga dengan merenungkan hadis tersebut semakin kuat nilai keimanan kita, semakin giat kita melaksanakan ibadah kepada Allah dan semakin takut kita melakukan maksiat kepada-Nya. Hadis tersebut adalah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا اتُّخِذَ الفَيْءُ دُوَلاً ، وَالأَمَانَةُ مَغْنَمًا ، وَالزَّكَاةُ مَغْرَمًا ، وَتُعُلِّمَ لِغَيْرِ الدِّينِ ، وَأَطَاعَ الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ ، وَعَقَّ أُمَّهُ ، وَأَدْنَى صَدِيقَهُ ، وَأَقْصَى أَبَاهُ ، وَظَهَرَتِ الأَصْوَاتُ فِي الْمَسَاجِدِ ، وَسَادَ القَبِيلَةَ فَاسِقُهُمْ ، وَكَانَ زَعِيمُ القَوْمِ أَرْذَلَهُمْ ، وَأُكْرِمَ الرَّجُلُ مَخَافَةَ شَرِّهِ ، وَظَهَرَتِ القَيْنَاتُ وَالمَعَازِفُ ، وَشُرِبَتِ الخُمُورُ ، وَلَعَنَ آخِرُ هَذِهِ الأُمَّةِ أَوَّلَهَا ، فَلْيَرْتَقِبُوا عِنْدَ ذَلِكَ رِيحًا حَمْرَاءَ ، وَزَلْزَلَةً وَخَسْفًا وَمَسْخًا وَقَذْفًا وَآيَاتٍ تَتَابَعَ كَنِظَامٍ بَالٍ قُطِعَ سِلْكُهُ فَتَتَابَعَ ، (رواه احمد والترميذى)
Dari Abi Hurairah berkata: bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Jika umatku telah melakukan 15 macam penyimpangan, maka bencana akan menimpa mereka: Jika harta rampasan (harta kekayaan) hanya beredar pada orang-orang besar, amanat telah dirampas (tidak dijalankan), zakat tidak dibayarkan, mengajar bukan karena agama (Allah), suami sudah terlalu tunduk kepada kehendak isterinya, orang sudah durhaka kepada ibunya, merendahkan temannya, dan menjauhi (membenci) ayahnya, orang mengeraskan suaranya (berteriak-teriak) di masjid-masjid, masyarakat telah mengangkat orang fasik sebagai pemimpinnya, orang memuliakan orang lain karena takut kekejamannya, para penyanyi (biduwanita) telah menjadi kegemaran (masyarakat), minuman keras telah merajalela, dan umat-umat sekarang mengutuk umat-umat terdahulu. Jika sudah demikian, maka tunggulah datangnya malapetaka berupa angin merah (yang sangat panas), tanah longsor, gempa bumi, penyakit yang merusak wajah manusia, hujan batu dan kerusakan-kerusakan alam yang terus menerus terjadi” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Jika kita mencermati kehidupan masyakarat sekarang ini tentu kita akan menyaksikan bahwa hampir semua bentuk menyimpangan yang dijelaskan nabi dalam hadis di atas telah dilakukan umat manusia.
Tidakkah saat ini, kita telah menyaksikan bahwa sebagian besar kekayaan negara hanya dikuasai orang-orang besar saja, untuk menjadi pemimpin, orang harus mengeluarkan sejumlah uang yang tidak sedikit, masyarakat memilih pemimpin tidak berdasar kemampuan tetapi siapa yang memberi uang, sebagai akibatnya muncul pemimpin-pemimpin yang jelek budi pekertinya, tidak lagi menjalankan amanat dengan baik, yang ada dalam pikirannya hanyalah ingin mengembalikan modal yang telah dikeluarkannya.
Selain hal-hal di atas, kita juga melihat banyak orang yang belajar (mendalami) ilmu hanya bertujuan agar mendapatkan pekerjaan semata, orang-orang yang sukses dalam bisnis tanpa terasa menjadikan orang tuanya sebagai pembantunya.
Para wanita karir tidak lagi mau tunduk pada suaminya, banyak masjid dijadikan tempat perayaan perkawinan yang di situ dilantunkan nyayian dengan lantang.
Para remaja lebih banyak mengidolakan penyanyi dan bintang film daripada tokoh agama, masyarakat tidak lagi menghargai jerih payah dan hasil karya para tokoh terdahulu, orang terang-terangan dan tidak takut meminum khamar dan mengkonsumsi sabu-sabu, dan masih banyak lagi perbuatan-perbuatan menyimpang lainnya.
Akibat dari perbuatan menyimpang di atas, maka berbagai bencana telah menimpa manusia, banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan lain-lain.
Hampir tiap hari kita mendengarkan bencana terjadi di mana-mana.
Bumi sudah tidak nyaman untuk ditempati, tanah tidak bisa menghasilakn tanaman sesuai dengan harapan, cuaca tidak bisa diperkirakan, dan masih banyak lagi bencana alam lainnya. Terhadap bencana-bencana di atas orang beranggapan bahwa itu hanyalah gejala alam biasa, padahal itu merupakan siksa dari Allah SWT. akibat perbuatan-perbuatannya.
Hal ini sebagaima dijelaskan dalam surat al-Rum: 41:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (الروم: 41)
“telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (al-Rum: 41)
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Sebagai seorang muslim kita tidak boleh ikut larut dalam perbuatan-perbuatan menyimpang di atas, oleh sebab itu untuk mengatisipasi agar kita tidak terjerumus dalam perbuatan-perbuatan yang penyimpang dari agama, maka ada empat hal yang harus kita lakukan, yaitu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.