Selasa, 30 September 2025

Mirip Arab Spring, Asia Spring Bermula dari Demo Pati, Jakarta hingga Nepal, Negara Berikutnya?

Gerakan ini muncul dipicu oleh ketidakpuasan rakyat terhadap rezim otoriter, korupsi, ketimpangan ekonomi, dan represi politik.

Penulis: Hasanudin Aco
Tangkapan layar X/@chandangoopta
GEDUNG DIBAKAR- Demonstrasi di Nepal, sejumlah gedung dibakar termasuk gedung Parlemen Nepal. Demonstrasi di Nepal merebak dengan cepat dalam hitungan hari. Sebanyak 23 orang meninggal, dan 422 orang lebih mengalami luka-luka. 

Di Bangladesh, protes Juli-Agustus 2024 terhadap pembatasan lapangan kerja berubah menjadi tuntutan agar Sheikh Hasina, Perdana Menteri selama 15 tahun, mengundurkan diri.

Ratusan orang tewas dalam agitasi yang disusupi oleh partai politik dan fundamentalis , dan akhirnya menggulingkan rezim Hasina.

Ia terpaksa melarikan diri dari Bangladesh.

Intervensi AS terlihat jelas dalam kasus Bangladesh, menurut berbagai laporan, tetapi intervensi Tiongkok juga diduga terjadi di negara itu.

Protes Sri Lanka tahun 2022 mengakibatkan penggulingan Presiden Gotabaya Rajapaksa.

Lalu ada Pakistan, tetangga India yang bergejolak, yang dikenal karena seringnya terjadi pergantian rezim.

 Protes telah meletus berulang kali atas penangkapan mantan Perdana Menteri Pakistan dan ketua PTI, Imran Khan. Imran Khan digulingkan dalam pemilu April 2022, yang dicurangi oleh militer. Pada Mei 2023, para pengunjuk rasa menargetkan barak militer di Lahore .

Sejak Imran Khan dicopot, panglima militer, Asim Munir, secara efektif memegang kendali, bahkan ketika Perdana Menteri Shehbaz Sharif secara resmi menduduki jabatan tersebut.

Thailand telah menyaksikan protes berkala selama dekade terakhir, yang terbaru pada bulan Juni tahun ini.

Pada bulan Juni, ribuan pengunjuk rasa berkumpul di Bangkok, menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra setelah percakapan telepon yang bocor dengan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen.

Tindakan tersebut dianggap bertentangan dengan kepentingan nasional, mengingat Kamboja dan Thailand baru-baru ini berselisih mengenai sengketa wilayah.

Berawal dari Demo Pati?

Aksi demonstrasi kolosal di berbagai  kota di Indonesia Agustus 2025 lalu bukan hanya luapan kemarahan rakyat terhadap para wakilnya di parlemen, melainkan sebuah determinasi historik bahwa kekuasaan sejatinya milik rakyat.

Analis Politik Boni Hargens membacanya dalam skala makro bahwa gelombang aksi massa belakangan ini tidak berdiri sendiri dan tidak  terpisah yang dimulai dari Kabupaten Pati , Jawa Tengah, yakni gerakan penolakan kenaikan pajak.

"Kita bisa saja mengkritisi kelemahan skenario managemen efisiensi di Kementerian Keuangan tetapi poinnya bukan hanya di situ," ujarnya.

Sejak peristiwa Pati, Boni mengatakan sebetulnya sudah terlihat ada potensi terjadinya gelombang aksi besar yang bisa melahirkan gerakan kolosal yang boleh kita sebut “Jawa Spring” (Musim Semi Jawa).

Istilah ini, menurut dia, hanya meniru istilah “Arab Spring” atau Musim Semi Arab yang merujuk pada gelombang demokratisasi besar-besaran di Timur Tengah yang dimulai akhir 2010.  

Boni mengatakan Pati di tanah Jawa memiliki sejarah yang istimewa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

"Mereka memulai pembangkangan terhadap rezim kolonial Belanda pada masa lalu," katanya.

Boni berharap hal itu tidak terjadi di Indonesia hari ini maka perlu ada analisis prediktif yang mendalam dalam rangka merumuskan langkah mitigasi dalam konteks “cegah dini.” 

"Dengan pola gerakan yang viral, massif, dan tak terbendung sejak kejadian Pati, semua institusi negara yang relevan disarankan melakukan evaluasi dan analisis yang mendalam serta komprehensif mengenai situasi yang ada dan segera merumuskan langkah cegah dini yang efektif dan akurat," katanya.

Menurut dia sudah saatnya semua institusi publik menerapkan yang namanya “intelligence-led policy” yakni kebijakan yang berbasis pada informasi intelijen yang akurat dan obyektif.

"Informasi intelijen adalah data yang murni dan tidak terkontaminasi oleh kepentingan lain yang kompleks.

 Maka kebijakan publik sudah saatnya berbasis pada informasi intelijen," katanya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan