Selasa, 30 September 2025

Mirip Arab Spring, Asia Spring Bermula dari Demo Pati, Jakarta hingga Nepal, Negara Berikutnya?

Gerakan ini muncul dipicu oleh ketidakpuasan rakyat terhadap rezim otoriter, korupsi, ketimpangan ekonomi, dan represi politik.

Penulis: Hasanudin Aco
Tangkapan layar X/@chandangoopta
GEDUNG DIBAKAR- Demonstrasi di Nepal, sejumlah gedung dibakar termasuk gedung Parlemen Nepal. Demonstrasi di Nepal merebak dengan cepat dalam hitungan hari. Sebanyak 23 orang meninggal, dan 422 orang lebih mengalami luka-luka. 

Kronologi protes Musim Semi Arab :

  • Suriah, 15 Maret 2011
  • Libya, 15 Februari 2011
  • Bahrain, 14 Februari 2011
  • Yaman, 27 Januari 2011
  • Mesir, 25 Januari 2011
  • Tunisia, 17 Desember 2010

Setelah aksi bakar diri Bouazizi di Tunisia pada Desember 2010, protes yang berkobar memaksa Presiden Ben Ali meninggalkan negara itu dalam waktu satu bulan.

Protes tersebut melahirkan Konstitusi baru dan sistem demokrasi yang bertahan di Tunisia hingga saat ini.

Arab Spring tampaknya hanya berbuah manis untuk Tunisia, yang memberikan perubahan berarti bagi demokrasi negara itu.

Namun tidak demikian halnya dengan Yaman, Libya, dan Suriah.

Arab Spring membuat Libya dan terutama Suriah larut dalam perang saudara berkepanjangan dengan turut campurnya Amerika Serikat, meski saat ini kondisinya mulai membaik.

Demo Nepal dan Bangladesh yang Terparah

Kerusuhan yang terjadi di Asia Selatan, Nepal dan Bangladesh, saat ini menunjukkan tren yang serupa.

Urutan kronologis protes yang mengguncang Asia :

  • Nepal,  September 2025
  • Indonesia, Agustus 2025
  • Bangladesh,  Juli 2024
  • Pakistan, Mei 2023
  • Sri Lanka, Maret-April 2022
  • Thailand, 2020-21 dan Juni 2025

Patut dicatat, baik Nepal maupun Tunisia adalah negara kecil di mana kekuasaan berpindah tangan dalam hitungan hari. 

Tunisia berpenduduk sekitar 12 juta jiwa, sementara Nepal bahkan lebih kecil lagi, sekitar 3 juta jiwa.

Hasilnya masih belum jelas. Para demonstran Gen Z Nepal sedang bernegosiasi dengan tentara, yang telah mengambil alih kendali sementara negara, untuk memilih pemimpin yang akan memimpin pemerintahan berikutnya.

Di Indonesia, protes besar-besaran meletus memprotes  tunjangan bagi anggota parlemen yang berlebihan, inflasi yang melonjak, dan pembunuhan seorang kurir oleh polisi.

"Mahasiswa, buruh, dan kelompok perempuan turun ke jalan tetapi terlepas dari solidaritas nasional, elite pemerintah yang bersatu dan respons keamanan yang baik serta penonaktifan anggota parlemen membuat aksi berakhir," demikian ulasan India Today.

Apa yang dialami Indonesia dianggap agak mirip dengan pemberontakan yang berhasil diredam di Bahrain.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved