Minggu, 5 Oktober 2025

Stunting di Indonesia

Perangi Stunting Butuh Kolaborasi: Pemerintah, Swasta, hingga Masyarakat Turun Tangan

Stunting menjadi pekerjaan rumah pemerintah serta swasta, dalam rangka penurunan angkanya. Termasuk yang dilakukan TBIG lewat program CSR-nya.

Editor: Nuryanti
SURYA/PURWANTO
CEGAH STUNTING - Petugas mengukur tinggi badan balita di Pos Kesehatan Kelurahan Bandungrejosari, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (10/8/2023). Stunting menjadi pekerjaan rumah pemerintah serta swasta, dalam rangka penurunan angkanya. Termasuk yang dilakukan TBIG lewat program CSR-nya. SURYA/PURWANTO 

"Kami hingga saat ini terus terlibat aktif menekan stunting, kerjasama dengan beberapa dinas juga," imbuhnya.

Target 2029: Prevalensi Stunting Turun 14 Persen

Pemerintah menargetkan prevalensi stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen pada tahun 2029.

Target ini disebut ambisius oleh pakar kesehatan global Dr Dicky Budiman, namun tetap mungkin dicapai dengan syarat adanya konsistensi kebijakan lintas sektor dan pemerintahan.

“Ini adalah target ambisius, tapi bisa saja dapat dicapai dengan catatan-catatan kritis,” ungkap Dicky saat diwawancarai Tribunnews, Jumat (6/6/2025).

Dicky menekankan pentingnya investasi berkelanjutan pada gizi, akses sanitasi yang layak, serta pendidikan perempuan sebagai fondasi utama dalam upaya penurunan stunting. Ia menyebut, ketiga hal ini harus menjadi prioritas lintas pemerintahan, bukan hanya program jangka pendek.

“Ini bukan kerja satu kementerian saja. Perlu ada kebijakan yang menyatu antara kesehatan, pendidikan, sosial, bahkan infrastruktur,” tegasnya.

Lebih lanjut, Dicky juga menyoroti pentingnya validasi data dan digitalisasi dalam program penanganan stunting.

Tanpa data yang akurat, kata dia, intervensi bisa salah sasaran.

“Penguatan validasi dan digitalisasi ini menjadi sangat amat penting,” katanya. Ia menilai, pelibatan masyarakat, khususnya kader posyandu dan tokoh lokal, harus dioptimalkan agar program gizi dan edukasi bisa menjangkau hingga akar rumput.

Tak hanya dari sisi pemerintah, peran sektor swasta juga sangat penting untuk mencapai target 'ambisius' tersebut.

Menurutnya dunia usaha bisa mengambil peran besar dalam penyediaan pangan bergizi dan kampanye sanitasi melalui program CSR maupun kemitraan publik-swasta (public-private partnership).

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Reza Deni)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved