Sabtu, 4 Oktober 2025

Ubedilah Badrun Sebut Banyak Anak Bangsa Ahli Ekonomi Pantas Jadi Menkeu: Bukan Hanya Sri Mulyani

Ubedilah Badrun menyebut banyak anak bangsa yang ahli ekonomi untuk menjadi Menteri Keuangan (Menkeu).

Tribunnews/JEPRIMA
SRI MULYANI - Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani melakukan rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2019). Akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, menyebut bahwa di Indonesia ada banyak anak bangsa yang juga ahli ekonomi pantas menjadi Menteri Keuangan (Menkeu). 

TRIBUNNEWS.COM - Akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sekaligus aktivis 98, Ubedilah Badrun, menyebut di Indonesia ada banyak anak bangsa yang juga ahli ekonomi untuk menjadi Menteri Keuangan (Menkeu), tidak hanya Sri Mulyani.

Ubedilah Badrun menyarankan Sri Mulyani mundur dari jabatannya sebagai Menkeu setelah maraknya aksi demonstrasi di sejumlah daerah tanah air.

"Terlalu banyak anak bangsa ini ahli ekonomi. Ada juga punya akses ke internasional, ke world bank juga ada orangnya, bukan hanya Sri Mulyani," kata Ubedilah Badrun, dikutip dari tayangan YouTube Abraham Samad, Selasa (2/9/2025).

Ubedilah Badrun menyebut, mundur dari jabatan lebih terhormat dibandingkan di-reshuffle ataupun diberhentikan oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Kalau saya Sri Mulyani, saya mundur. Daripada diberhentikan, mendingan mundur, lebih terhormat. Kalau punya etik politik ya," kata dia.

Ubedilah mengaku heran dengan sikap pejabat yang bersalah tetapi tidak langsung mengundurkan diri dari jabatannya.

"Saya nggak tahu kenapa di Indonesia ini kok orang pada nggak mau mundur kalau bersalah. Saya heran. Ada problem etik di dalam dirinya menurut saya," tuturnya.

Pengamat dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun
Pengamat dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun (Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow)

Baca juga: Sosok Andriyani Juwita, Ibu Bocah Penjarah Jam Richard Mille Rp11,7 Miliar di Rumah Ahmad Sahroni

Ubed, sapaan akrab Ubedilah Badrun, menilai Prabowo perlu melakukan reshuflle terhadap Sri Mulyani jika masyarakat sudah tidak percaya kepada Menteri Keuangan tersebut.

"Kalau Prabowo juga paham situasi semakin buruk semacam ini dan orang sudah tidak percaya kepada Menteri Keuangan, ya bisa reshuffle," ujar dia.

Ubed juga menyoroti penjarahan yang dilakukan massa di rumah Sri Mulyani beberapa waktu yang lalu.

Ia menyebut penjarahan di rumah Sri Mulyani adalah imbas dari statement Sri Mulyani soal guru yang dinarasikan seolah guru merupakan beban negara.

Menurut Ubed, Sri Mulyani hanya bertanya mengapa semua gaji dibebankan kepada negara, tetapi pernyataan tersebut dinarasikan berbeda oleh publik.

Ubedilah Badrun mengaku mendapat informasi banyak anak sekolah yang tidak terima gurunya disebut beban negara, sehingga mereka ikut berunjuk rasa.

"Ada narasi yang ditafsirkan oleh publik sebagai menyakiti juga, ketika Sri Mulyani mengatakan bahwa dia bertanya 'masa semua gaji dibebani kepada negara, termasuk gaji guru dan dosen.'," kata dia.

"Mungkin Sri Mulyani bertanya, tetapi pertanyaan-pertanyaan seperti itu membuat rakyat publik menjadi tanda tanya 'ini kenapa kok guru dan dosen didiskreditkan?'" jelasnya.

Gelombang demonstrasi yang berlangsung sejak 28 Agustus 2025 dipicu oleh kematian pengemudi ojol dalam aksi unjuk rasa di Pejompongan, Jakarta Pusat, serta isu kenaikan tunjangan DPR dan tuntutan buruh. 

Aksi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi kerusuhan di sejumlah kota, termasuk pembakaran Gedung Negara Grahadi di Surabaya dan perusakan fasilitas umum di Jakarta.

Muncul sebuah unggahan yang viral bertajuk “17+8 Tuntutan Rakyat” sebagai tuntutan pendemo.

Profil Ubedilah Badrun

Ubedilah Badrun adalah seorang pengamat isu sosial dan politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Ia lahir di Indramayu, Jawa Barat pada 15 Maret 1972 dan dikenal sebagai aktivis reformasi 1998.

Ubedilah Badrun juga merupakan salah satu pendiri Komunitas Perhubungan Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ) pada 23 Maret 1996 yang kemudian menjadi motor penting dalam gerakan reformasi 1998.

Berbeda dari tokoh aktivis lain yang kini memiliki jabatan di Partai Politik maupun DPR RI, Ubedilah Badrun memilih menjadi guru dan penulis dengan tujuan membentuk karakter anak bangsa.

Selain itu, Ubedilah Badrun juga kerap memberikan pandangan mengenai isu politik dan sosial dalam berbagai platform nasional seperti stasiun televisi, koran, radio dan media online lainnya.

Pada 2018 Ubedilah Badrun mengajar materi Pengantar Ilmu Politik, Sosiologi Politik, Ekonomi Politik, Budaya Politik dan Sistem Politik Indonesia pada program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Nama Ubedilah Badrun pernah menjadi sorotan publik karena kerap melaporkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo, di antaranya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Agustus 2024.

Sebagai dosen, Ubed telah melahirkan beberapa karya tulis buku, di antaranya yakni buku berjudul Menjadi Aktivis Kampus Zaman Now: Intelektualitas Gerakan, Godaan Kekuasaan, dan Masa Depan Aktivis; Sistem Politik Indonesia: Kritik dan Solusi Sistem Politik yang Efektif; dan Pengantar Pendidikan Sosiologi (Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi).

(Tribunnews.com/Rakli)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved