Senin, 6 Oktober 2025

Purbaya: Ada yang Gunakan Isu Deposito Valas untuk Goyang Rupiah

Purbaya sebut isu bunga deposito valas sengaja dimainkan untuk goyangkan rupiah. Tapi siapa yang diuntungkan dari rumor ini?

Penulis: Igman Ibrahim
Kemenkeu Foto/Biro KLI-Leonardus Oscar H. C.
KILANG MINYAK PERTAMINA - Foto Menkeu Purbaya di DPR pada Selasa (23/9/2025). Di depan Komisi XI DPR RI, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap salah satu solusi agar Indonesia tidak terus mengimpor bahan bakar minyak (BBM) adalah dengan membuat kilang minyak baru. Namun faktanya Pertamina hingga kini tak kunjung membuat kilang minyak baru tersebut, sehingga Indonesia harus terus menerus melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan BBM. 

Ringkasan Utama

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membantah keras isu kenaikan bunga deposito valas 4 persen. Ia menyebut rumor itu sengaja dimanfaatkan pihak tertentu untuk menekan nilai tukar rupiah, di tengah sorotan publik dan respons dari figur seperti Hotman Paris.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, menegaskan pemerintah tidak pernah menginstruksikan kenaikan bunga deposito valuta asing (valas) menjadi 4 persen.

Purbaya menyebut isu tersebut sengaja dimanfaatkan pihak tertentu untuk memperlemah nilai tukar rupiah.

“Itu kan dipake jadi alasan untuk memperlemah nilai tukar, dan mereka nunjuk itu gara-gara menteri keuangan salah,” kata Purbaya di Istana Negara, Jakarta, Selasa (30/9/2025).

Purbaya menyebut kabar soal deposito valas 4 persen hanyalah rumor. Ia menegaskan tidak ada keputusan resmi dari dirinya maupun Presiden Prabowo Subianto.

“Saya kan sudah bilang kita nggak ada keputusan itu. Kan instruksinya belum selesai, masih dilakukan. Harusnya orangnya Jumat minggu depan datang lagi beri masukan seperti apa kebijakannya. Itu hanya rumors, betul-betul rumors. Bukan dari saya atau presiden,” jelasnya.

Isu ini mencuat setelah sejumlah bank Himbara seperti BNI, BRI, Mandiri, dan BTN menaikkan bunga deposito valas hingga 4 persen per awal November. Langkah tersebut memicu spekulasi pasar dan tekanan terhadap rupiah.

Purbaya menegaskan bahwa keputusan itu merupakan strategi bisnis masing-masing bank dalam mengelola likuiditas, bukan hasil intervensi pemerintah. Ia juga menyebut belum ada pembahasan resmi di Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terkait kebijakan tersebut.

Baca juga: Menkeu Purbaya Sentil Danantara Rapat Bareng Ray Dalio: Kalau Programnya Nggak Bagus, Suruh Betulin

Di tengah sorotan publik, pengacara Hotman Paris sebelumnya turut menyampaikan pandangannya. Ia menilai penurunan bunga deposito di Indonesia bisa mendorong masyarakat memindahkan dana ke luar negeri.

“Kalau bunga di Bank Pemerintah sudah rendah, orang akan nabung di Bank Swasta atau ke Singapura,” ujar Hotman di PN Jakarta Pusat, 23 September 2025.

Menanggapi hal itu, Purbaya menyebut penurunan bunga adalah bagian dari strategi mendorong ekonomi berbasis konsumsi dan kredit.

“Kalau yang punya uang ya agak rugi, bunga depositonya turun. Tapi jangka panjang, uang itu akan muter. Mereka pasti untung, termasuk Hotman Paris,” kata Purbaya dalam media briefing di Kemenkeu, Jumat (26/9/2025).

Ia menambahkan bahwa penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun di bank BUMN bertujuan memperkuat likuiditas dan menurunkan biaya dana, bukan untuk intervensi suku bunga secara langsung.

“Saya termasuk orang yang pro market juga. Saya mendorong bunga rendah, bukan dengan memaksa menurunkan bunga, tetapi dengan memberi uang. Supaya suplainya bertambah, sehingga market mechanism berjalan,” ujarnya.

Purbaya memastikan pemerintah tidak akan memberi arahan agar bunga deposito valas dinaikkan ke level tertentu.

Menurutnya, pendekatan berbasis mekanisme pasar tetap menjadi prinsip utama.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved