Senin, 6 Oktober 2025

Presiden Prabowo Dengarkan Aspirasi, Tokoh Lintas Agama Siap Bantu Pemerintah

Tokoh-tokoh lintas agama menyampaikan bahwa aspirasi masyarakat telah langsung diterima oleh Presiden.

Editor: Content Writer
Istimewa
PERTEMUAN TOKOH AGAMA - Pertemuan tokoh lintas agama bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, pada Senin (1/9/2025). Di pertemuan ini, disampaikan bahwa aspirasi masyarakat telah didengar langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam pertemuan di Istana Merdeka bersama Presiden RI Prabowo Subianto pada Senin (1/9), tokoh-tokoh lintas agama menyampaikan bahwa aspirasi masyarakat telah langsung diterima oleh Presiden.

Pertemuan ini dihadiri pimpinan sejumlah organisasi keagamaan besar, termasuk Nahdlatul Ulama, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, Wahdah Islamiyah, dan Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menegaskan bahwa pertemuan ini adalah kebutuhan bersama untuk menyampaikan suara umat.

“Pertemuan dengan Pak Presiden ini bagi kami para pimpinan ormas-ormas keagamaan dan pimpinan-pimpinan agama, tokoh-tokoh agama, memang adalah pertemuan yang kami inginkan. Kami punya kebutuhan untuk menyampaikan apa yang menjadi aspirasi dari umat kami masing-masing, dari komunitas masing-masing, yang merupakan aspirasi dari masyarakat, aspirasi rakyat,” kata Yahya.

Ia menyebut Presiden telah mendengar, memahami, bahkan menunjukkan langkah nyata terkait aspirasi yang disampaikan.

“Sudah jelas bahwa harapan-harapan dan tuntutan-tuntutan sudah didengar, dipahami, dan benar-benar sedang diupayakan pemenuhannya secara sistematis dan strategis,” ujarnya.

Yahya menambahkan, tokoh-tokoh agama siap membantu pemerintah menciptakan rasa aman serta menenangkan umat. Ia juga menyambut positif keinginan Presiden agar dialog serupa dilakukan secara rutin.

Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Jacklevyn Frits Manuputty, mengapresiasi keterbukaan Presiden dalam pertemuan tersebut.

“Kami sangat berharap bahwa model pertemuan dan keguyuban ini bisa juga didorong ke tengah masyarakat, pada provinsi-provinsi, pada daerah-daerah, sehingga kita merajut kembali keguyuban bangsa,” ujarnya.

Jacklevyn menuturkan, percakapan berlangsung transparan, mulai dari isu pajak yang memberatkan rakyat, korupsi, perilaku pejabat, hingga kenaikan tunjangan DPR.

“Presiden juga berjanji, misalnya terkait Undang-Undang Perampasan Aset, beliau akan sungguh-sungguh mengerjakan dan memperjuangkannya bersama dewan,” katanya.

Baca juga: Prabowo: Kerusuhan Terencana, Ada Upaya Ganggu Stabilitas Nasional

Sementara itu, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN), Budi Santoso Tanuwibowo, menekankan pesan Presiden soal kebebasan berpendapat.

“Sebagai negara demokrasi, beliau menjamin kebebasan berpendapat. Namun sekaligus beliau mengingatkan agar kebebasan berpendapat tidak diperlebar atau disalahgunakan sehingga merusak fasilitas umum, yang sebenarnya adalah milik kita bersama dan harus dijaga. Yang rugi kita sendiri,” ujarnya.

Inisiatif Ormas

Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Ustaz Zaitun Rasmin, meluruskan pemberitaan mengenai undangan pertemuan.

“Yang pertama, ini sangat mengejutkan karena Bapak Presiden tadi mengungkapkan bahwa sebenarnya beliau tidak mengundang 16 ormas. Jadi mungkin koreksi sedikit terhadap judul di beberapa media yang sudah muncul: ‘Presiden mengundang 16 ormas.’ Hakikatnya tidak demikian. Kamilah yang berinisiatif,” kata Zaitun .

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved