Selasa, 7 Oktober 2025

Demo di Jakarta

Cerita Mang Diman, 3 Hari Bertahan di Masjid untuk Hindari Kericuhan di Mako Brimob Kwitang Jakpus

Mang Diman yang baru enam bulan di Jakarta itu mengaku tidak khawatir dengan kericuhan tersebut.

Penulis: Gita Irawan
Tribunnews.com/Gita Irawan
DEMO DI JAKARTA - Pramusaji sebuah warung, Mang Diman, saat ditemui di halaman Masjid Agung Al Araf Kwitang Jakarta Pusat pada Senin (1/9/2025). Mang Diman menceritakan pengalamannya di tengah kericuhan yang terjadi di depan Mako Brimob Polda Metro Jaya Kwitang sejak Kamis (28/8/2025) tengah malam hingga Minggu (31/8/2025) pagi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mang Diman tengah sibuk melayani pembeli yang memesan kopi atau minuman lainnya di sebuah warung yang berada di halaman Masjid Agung Al Araf Kramat Kwitang Jakarta Pusat.

Hari ini, Senin (1/9/2025) adalah hari pertamanya kembali berjualan setelah warung yang dijaganya tutup sejak Jumat (29/8/2025) akibat bentrok yang terjadi antara massa pendemo dan anggota Brimob di Mako Brimob Polda Kwitang Jakarta Pusat pecah pada tengah malam sebelumnya.

Baca juga: Cerita Penjual Gorengan Saksikan Kericuhan di Mako Brimob Kwitang, Ungkap Asal Massa Pendemo

Masih tampak sejumlah etalase kios di sekitar warung yang dijaganya tersebut pecah.

Pramusaji asal Tasikmalaya yang sehari-hari tinggal di Masjid Agung Al Araf tersebut mengaku mendengar suara letusan terjadi mulai Kamis (28/8/2025) sekira pukul 23.00 WIB.

Baca juga: Coretan di Mako Brimob Kwitang Dihapus, Polisi Bersenjata Laras Panjang Berjaga

Ia juga mengaku melihat bentrokan tersebut dari masjid tempatnya tinggal.

Bahkan ia mengaku tak bisa keluar dari masjid akibat gas air mata masuk ke dalam masjid.

Ia bahkan terpaksa harus mengungsi ke ruangan tertutup di lantai tiga masjid bersama tiga orang lainnya yakni dua penjaga masjid dan satu orang temannya.

Mang Diman pun mengaku tidak takut untuk keluar, namun memilih tetap di masjid karena gas air mata yang membuat matanya perih.

Pasalnya, ucap dia, gas air mata masih tercium di lantai 1, 2, dan 4 masjid yang membuat jemaah tidak bisa beribadah di sana selama kericuhan.

"Semalam tadi (Minggu 31 Agustus 2025) baru bisa keluar (berjualan). Kalau sepi (tidak ada bentrok) baru bisa keluar cari makan. Kadang ada yang nganterin dikirimin yang punya (warung). Kadang masak sendiri, kan di sini ada beras, ada mie juga," ungkapnya saat ditemui pada Senin (1/9/2025) siang.

Menurut pengakuannya, para perusuh tersebut kebanyakan masih bocah yang berusia di tingkat SMP atau SMA.

Para bocah tersebut, ujar dia, kadang terlihat dari lantai tiga masjid masih melakukan kerusuhan hingga subuh hari.

"(Mereka) kayak orang tawuran, kayak manas-manasin Brimob. Sudah didorong mundur balik lagi, terus sampai subuh begitu," kata Mang Diman.

Namun, Mang Diman yang baru enam bulan di Jakarta itu mengaku tidak khawatir dengan kericuhan tersebut.

Hal itu karena temannya terus menenangkannya bahwa kerusuhan tersebut hal yang biasa terjadi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved