Senin, 29 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Ketua MUI KH Anwar Iskandar Serukan Empati dan Persatuan di Tengah Gelombang Aksi Nasional

Ketua MUI serukan empati dan persatuan usai tewasnya Affan Kurniawan picu gelombang aksi nasional. Apa imbauan lengkapnya

Penulis: Glery Lazuardi
Istimewa
DEMO DI JAKARTA - Ulama besar Indonesia, KH Anwar Iskandar, angkat bicara terkait kondisi maraknya aksi unjuk rasa di Ibu Kota Jakarta yang bahkan mengakibatkan tewasnya seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan. 

TRIBUNNEWS.COMM JAKARTA — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Anwar Iskandar, menyerukan kepada seluruh elemen bangsa untuk menjaga kehidupan demokrasi, memperkuat rasa cinta tanah air, dan meningkatkan empati sosial di tengah gelombang demonstrasi nasional yang berlangsung sejak 25 Agustus hingga 30 Agustus 2025.

“Tolonglah marilah kita sama-sama menjaga agar kehidupan demokrasi kita tetap terjaga dengan baik dan dengan rasa memiliki yang tinggi terhadap negara tercinta ini,” ujar Anwar dalam keterangan pers tertulis, Sabtu (30/8/2025).

Di tengah situasi yang tidak kondusif, KH Anwar Iskandar mengimbau semua pihak untuk bersabar dan menyadari bahwa tempat berunjuk rasa adalah rumah bersama.

“Ini rumah kita, di sini ada Presiden kita, di sini ada rakyat, rakyat kita. Di sini ada tentara, tentara kita. Di sini ada Polisi, Polisi kita. Di sini ada pengusaha, pengusaha kita. Di sini ada buruh, buruh kita. Di sini ada seniman, seniman kita. Semua adalah kita,” tegasnya.

Pengasuh Pesantren Al Amin dan Assa’diyah Kediri itu menyayangkan adanya korban jiwa dalam aksi unjuk rasa. Ia khawatir tragedi Affan justru memicu kemarahan masyarakat yang telah lama tertekan oleh persoalan ekonomi, mulai dari sulitnya mencari pekerjaan, beban pajak, hingga tekanan hidup lainnya.

Untuk meredam kemarahan publik, Anwar mendorong aparat penegak hukum segera mengusut tuntas kasus tersebut.

“Jika perlu, tidak ada salahnya pimpinan tertinggi aparat juga ikut datang melayat sekaligus menyampaikan permintaan maaf agar terasa empati terhadap korban dan keluarganya,” ujarnya.

Baca juga: Sahroni, Eko, Uya: Trio DPR yang Dicari Pendemo dan Netizen, Satu Kena Serbu

Ia juga menyerukan agar aparat seperti Polri dan TNI meningkatkan empati kepada rakyat dan mengedepankan pendekatan persuasif dalam menangani demonstrasi.

“Bukan merasa terancam dan selalu khawatir terhadap keamanan diri dan keluarga akibat ulah oknum-oknum aparat yang tak bertanggung jawab,” katanya.

KH Anwar mengajak seluruh masyarakat untuk bersabar dan menjaga kesatuan bangsa. “Pemerintah dan aparat keamanan di dalam menangani demonstran, pengunjuk rasa juga berlaku sabar. Masyarakat yang melakukan unjuk rasa juga melakukan dengan sabar tanpa membuat kerusakan dan kegaduhan yang tidak diperlukan,” ujarnya.

Ia menutup pernyataannya dengan doa dan harapan agar bangsa Indonesia diberi keselamatan dan rahmat oleh Allah SWT.

“Semoga tragedi ini mendapatkan atensi serius dari aparat penegak hukum seperti yang disampaikan Kapolri. Saya juga berharap agar pemerintah berani instropeksi diri agar bisa menjadi pelayan yang baik buat masyarakat, bukan malah sebaliknya,” tuturnya.

KH Anwar juga menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Affan Kurniawan.

“Innalillahi wa innailaihi rojiun, semoga almarhum Affan mendapat magfirah Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan karunia ikhlas dan kesabaran,” tambahnya.

DPRD Makassar DIBAKAR - Kantor DPRD Makassar dan DPRD Sulsel. Dua kantor ini hangus dilalap api, pada Sabtu, 30 Agustus 2025. Berikut nama dan sosok 3 korban tewas saat pendemo bakar gedung DPRD Makassar. Ada seorang wanita hingga pejabat kecamatan.
DPRD Makassar DIBAKAR - Kantor DPRD Makassar dan DPRD Sulsel. Dua kantor ini hangus dilalap api, pada Sabtu, 30 Agustus 2025. Berikut nama dan sosok 3 korban tewas saat pendemo bakar gedung DPRD Makassar. Ada seorang wanita hingga pejabat kecamatan. (Tribun-Timur.com/Is)

Gelombang unjuk rasa nasional yang meluas sejak akhir Agustus 2025 berawal dari aksi awal pada Senin, 25 Agustus 2025. Sekelompok massa berkumpul di depan Gedung DPR RI, Jakarta, menuntut transparansi kinerja legislatif dan pembatalan tunjangan DPR sebesar Rp50 juta. Aksi ini menjadi pemantik kemarahan publik terhadap elit politik yang dinilai tidak peka terhadap kondisi rakyat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan