Demo di Jakarta
Analis Dorong Penguatan Sinergi Polri di Tengah Dinamika Aksi Massa
Tragedi tewasnya driver ojol Affan Kurniawan yang dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri menimbulkan gelombang aksi
Penulis:
Glery Lazuardi
Editor:
Wahyu Aji
Mobil dibakar, gedung Kejati dirusak, rumah dinas dilempari batu. Dua polisi luka-luka, kerusakan gedung dan kendaraan dinas
Solo (DPRD Kota)
Gedung DPRD dibakar, jalan rusak, massa bentrok dengan aparatInfrastruktur rusak, aktivitas kota lumpuh sementara
Mataram (DPRD NTB)
Gedung DPRD dibakar, massa lempar batu dan petasanAsap tebal, kerusakan gedung, aparat gunakan gas air mata
Cirebon (Trusmi)
Jalan utama diblokir, ban dibakar, orasi mahasiswaKemacetan panjang, gangguan akses antar kota
Jika melihat kerusuhan yang terjadi mulai dari Jakarta hingga meluas ke sejumlah daerah, maka bukan tidak mungkin aksi berpotensi membesar.
Untuk itu, semua pihak diminta menahan diri untuk mencegah hal tersebut.
“Kita punya pengalaman panjang, bagaimana demonstrasi berujung pada kerusuhan dan penghilangan nyawa. Kita tidak ingin ini terjadi,” kata Analis Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro dalam keterangannya pada Sabtu (30/8/2025).
Pria lulusan Doktor Manajemen Stratejik di Universitas Trisakti itu mengungkapkan demonstrasi besar-besaran jumat kemarin, berakhir pada pembakaran gedung dan fasilitas publik, baik di Jakarta maupun di daerah. Tentu saja situasi ini sangat disayangkan.
Dia menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan mencegah terjadinya kerusuhan yang lebih besar.
Pria yang akrab dipanggil Simon ini mengungkapkan indikasi demonstrasi ini mengarah pada pembenturan antar kelompok masyarakat dan negara.
“Dapat dikatakan, jangan sampai agenda rakyat ini ditumpangi oleh agenda elit sehingga dapat merubah tatanan demokrasi yang telah kita capai selama ini,” kata Simon.
Simon melihat indikasi itu dapat dilihat dari sejumlah hal. Dan tampakya para pejabat kita kurang sensitif soal ini.
Pertama, kondisi ekonomi rakyat dibuat semakin terjepit dengan adanya kebijakan pajak yang semakin tinggi.
Pemerintah Pusat, seperti dengan sengaja memaksa pemerintah daerah untuk menaikkan dengan tingginya pajak dan retrubusi daerah dengan mengurangi Dana Bagi Hasil (DBH) dan transfer daerah.
“Ada upaya membuat situasi semakin matang,” kata Simon.
Kedua, demonstrasi yang diagendakan pada Kamis dan Jumat lalu tuntutannya terlalu umum dan sulit dipenuhi, yaitu “Bubarkan DPR” sehingga mudah untuk digeser pada isu yang lain.
Demo di Jakarta
Polisi Sudah Cek Tahanan yang Disebut Mogok Makan, Jatah Konsumsi Tiga Kali Sehari Selalu Habis |
---|
Melihat Kegiatan Prajurit TNI-Polri di Gedung DPR, Isi Waktu Luang dengan Olahraga saat Tak Berjaga |
---|
Kabid Humas Polda Metro Bantah Akses Jenguk Tahanan Demo Dibatasi: Hak-hak Tersangka Pasti Dipenuhi |
---|
Pengamat Iftitahsari Sebut Kasus Delpedro Marhaen Tak Bisa Gunakan Restorative Justice |
---|
ICJR Sebut Barang Bukti Kasus Delpedro Marhaen yang Disita Polisi Dinilai Tak Relevan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.