Sabtu, 4 Oktober 2025

CHED: Lobi Politik Kuat sampai Level Desa Jadi Kendala Terbesar Pengendalian Rokok

CHED menyoroti dilema antara penerimaan negara dari cukai rokok dengan biaya sosial dan kesehatan yangditanggung masyarakat akibat rokok.

HO/CHED ITBAD
MASALAH ROKOK - Kepala Pusat Studi Center of Human and Development (CHED) dari Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITBAD) Roosita Meilani Dewi usai konferensi pers 'Membaca RAPBN 2026: Target Penerimaan Cukai Rokok untuk Rakyat apa Pemerintah?' di Jakarta Pusat, Jumat (22/8/2025). 

“Empat penyakit dengan biaya klaim terbesar adalah jantung, gagal ginjal, kanker, dan stroke. Ironisnya, sebagian besar pasien justru dari kelas menengah-atas di kota besar, sementara akses warga miskin ke BPJS masih rendah,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, ekonom Abdillah Ahsan menegaskan turunnya konsumsi rokok tidak merusak ekonomi, justru menguatkan daya tahan bangsa.

Sebab jika masyarakat berhenti merokok, pengeluaran ini bisa dialihkan ke pendidikan, atau kebutuhan produktif. Masyarakat yang menyetop rokoknya juga bisa menjadi lebih sehat.

“Jika masyarakat berhenti merokok, pengeluaran rumah tangga akan dialihkan ke pendidikan, gizi, dan kebutuhan produktif lainnya. Konsumsi rokok yang menurun membuat masyarakat lebih sehat dan produktif, sehingga ekonomi kita lebih kuat,” kata Abdillah.

(Tribunnews.com/Danang Triatmojo)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved