Ephorus HKBP Serukan Penutupan PT TPL: Sudah Banyak Korban Jiwa, Masyarakat Batak Terpecah
Ribuan masyarakat adat Toba menggelar aksi damai bertajuk Doa Bersama Merawat Lingkungan Hidup di Tugu Proklamasi.
"Dulu, orang Batak sangat menjunjung tinggi kekerabatan. Tapi sekarang, satu keluarga bisa berkonflik, satu kampung bisa terpecah, bahkan sesama saudara pun berselisih karena perbedaan sikap terhadap TPL," ungkapnya.
Victor mengakui bahwa ada sekitar 16 ribu warga yang menggantungkan hidupnya pada PT TPL.
Namun, menurutnya, jumlah tersebut tidak sebanding dengan 3,4 juta penduduk Tapanuli Raya yang terdampak negatif.
"Kami peduli pada mereka yang bekerja di TPL. Tapi kita harus lebih peduli pada jutaan warga yang menjadi korban. Bahkan generasi yang belum lahir pun akan menanggung akibatnya," tuturnya.
Baca juga: Martin Manurung Sebut Pernyataan Ephorus HKBP soal TPL Bukan Untuk Diperdebatkan
Aksi doa bersama ini juga diwarnai dengan orasi dari para pemimpin organisasi masyarakat Kristen serta penampilan seni budaya.
Sebelumnya, para jemaat dan warga Batak melakukan long march dari kantor Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) di Jalan Salemba Raya menuju Tugu Proklamasi sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Mengenal PT TPL
PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) adalah perusahaan industri pulp asal Indonesia yang beroperasi di Sumatera Utara, khususnya di sekitar kawasan Danau Toba.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1983 dengan nama awal PT Inti Indorayon Utama, dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989.
Profil Singkat PT TPL
- Jenis usaha: Produksi pulp dari kayu eukaliptus
- Lokasi pabrik: Desa Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba, Sumatera Utara
- Kantor pusat: Medan, Sumatera Utara
- Pemilik utama: Pinnacle Company Pte Ltd, yang mengambil alih saham mayoritas sejak 2007
Kontroversi dan Dampak Lingkungan
Sejak awal berdirinya, PT TPL kerap menuai kritik dari masyarakat adat dan aktivis lingkungan karena:
- Eksploitasi hutan besar-besaran
- Perampasan tanah adat
- Kerusakan ekosistem sungai dan hutan
- Pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida dan limbah industri3
Banyak warga lokal menuntut penutupan perusahaan ini karena dinilai lebih banyak menimbulkan kerugian sosial dan ekologis daripada manfaat ekonomi.
Bahkan, perusahaan ini sempat ditutup sementara pada tahun 1990-an karena tekanan dari masyarakat adat, sebelum dibuka kembali pada 2003 dengan pendekatan baru.
Klarifikasi PT Toba Pulp Lestari Tbk, Tegaskan Kepatuhan Lingkungan dan Komitmen Sosial |
![]() |
---|
Martin Manurung Sebut Pernyataan Ephorus HKBP soal TPL Bukan Untuk Diperdebatkan |
![]() |
---|
Delegasi Indonesia Suguhkan Tari Kreasi Berbasis Tradisi Batak Toba di Powerful Daegu Festival 2025 |
![]() |
---|
Menteri HAM Bagikan Sertifikat Sahabat HAM kepada 2.078 Civitas Akademika HKBP Nomensen |
![]() |
---|
Orangtua Tunanetra, Gadis Siantar Ini Lulus Kuliah dengan Predikat Cumlaude IPK 3,74 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.