Sabtu, 4 Oktober 2025

Ephorus HKBP Serukan Penutupan PT TPL: Sudah Banyak Korban Jiwa, Masyarakat Batak Terpecah

Ribuan masyarakat adat Toba menggelar aksi damai bertajuk Doa Bersama Merawat Lingkungan Hidup di Tugu Proklamasi.

Tribunnews/Rizki Sandi Saputra
KONFLIK PT TPL - Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pdt. Victor Tinambunan saat ditemui awak media di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, usai aksi doa bersama merawat lingkungan hidup, Senin (18/8/2025) pagi. Victor mendesak PT TPL di kawasan Danau Toba ditutup. 

"Dulu, orang Batak sangat menjunjung tinggi kekerabatan. Tapi sekarang, satu keluarga bisa berkonflik, satu kampung bisa terpecah, bahkan sesama saudara pun berselisih karena perbedaan sikap terhadap TPL," ungkapnya.

Victor mengakui bahwa ada sekitar 16 ribu warga yang menggantungkan hidupnya pada PT TPL. 

Namun, menurutnya, jumlah tersebut tidak sebanding dengan 3,4 juta penduduk Tapanuli Raya yang terdampak negatif.

"Kami peduli pada mereka yang bekerja di TPL. Tapi kita harus lebih peduli pada jutaan warga yang menjadi korban. Bahkan generasi yang belum lahir pun akan menanggung akibatnya," tuturnya.

Baca juga: Martin Manurung Sebut Pernyataan Ephorus HKBP soal TPL Bukan Untuk Diperdebatkan

Aksi doa bersama ini juga diwarnai dengan orasi dari para pemimpin organisasi masyarakat Kristen serta penampilan seni budaya. 

Sebelumnya, para jemaat dan warga Batak melakukan long march dari kantor Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) di Jalan Salemba Raya menuju Tugu Proklamasi sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian terhadap lingkungan hidup.

Mengenal PT TPL

PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) adalah perusahaan industri pulp asal Indonesia yang beroperasi di Sumatera Utara, khususnya di sekitar kawasan Danau Toba. 

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1983 dengan nama awal PT Inti Indorayon Utama, dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989.

Profil Singkat PT TPL
  • Jenis usaha: Produksi pulp dari kayu eukaliptus
  • Lokasi pabrik: Desa Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba, Sumatera Utara
  • Kantor pusat: Medan, Sumatera Utara
  • Pemilik utama: Pinnacle Company Pte Ltd, yang mengambil alih saham mayoritas sejak 2007
Kontroversi dan Dampak Lingkungan

Sejak awal berdirinya, PT TPL kerap menuai kritik dari masyarakat adat dan aktivis lingkungan karena:

  • Eksploitasi hutan besar-besaran
  • Perampasan tanah adat
  • Kerusakan ekosistem sungai dan hutan
  • Pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida dan limbah industri3

Banyak warga lokal menuntut penutupan perusahaan ini karena dinilai lebih banyak menimbulkan kerugian sosial dan ekologis daripada manfaat ekonomi. 

Bahkan, perusahaan ini sempat ditutup sementara pada tahun 1990-an karena tekanan dari masyarakat adat, sebelum dibuka kembali pada 2003 dengan pendekatan baru.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved