Cegah Keracunan MBG, BPOM Ingatkan SPPG agar Tingkatkan Sanitasi dan Higiene
BPOM ingatkan SPPG perketat sanitasi dan higiene cegah keracunan Makan Bergizi Gratis, usai insiden 251 korban di Sragen.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Glery Lazuardi

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) mengingatkan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) agar memperhatikan sanitasi dan higiene lebih ketat lagi untuk mencegah kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) berulang.
Sanitasi dan Higiene merupakan dua aspek penting dalam pengolahan makanan berskala besar.
Keduanya memiliki fokus yang berbeda namun saling terkait erat.
Sanitasi adalah upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan, termasuk penyediaan air bersih, pengelolaan limbah, dan pengendalian hama, untuk mencegah penyebaran penyakit.
Sementara Higiene merupaan upaya untuk menjaga kebersihan diri sendiri, termasuk kebiasaan mencuci tangan, mandi, dan menjaga kebersihan makanan, untuk mencegah masuknya penyakit ke dalam tubuh.
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan (Deputi III) Elin Herlina, menyampaikan insiden keracunan MBG menjadi peringatan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) perlu dievaluasi menyeluruh.
Hal ini disampaikan dia dalam kegiatan daring baru-baru ini.
Keamanan pangan sebagai aspek yang sangat krusial dalam program MBG.
"Mulai dari kontrol ketat terhadap higiene dan sanitasi, hingga pengendalian suhu dan waktu dalam proses pengolahan serta penyimpanan makanan, termasuk penerapan sistem rantai dingin (cold chain) yang tepat, terutama untuk bahan pangan seperti ikan," tutur Erlin.
Erlin mengatakan, masyarakat juga harus menerapkan prinsip dasar keamanan pangan sehari-hari.
Lima kunci keamanan pangan yang perlu dijaga adalah menjaga kebersihan, memisahkan pangan mentah dan matang, memasak dengan benar, menyimpan makanan pada suhu aman, serta menggunakan air dan bahan baku yang aman.
Diketahui, program MBG merupakan salah satu program hasil terbaik cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto dalam memastikan anak Indonesia memiliki gizi yang cukup dan seimbang sebagai pondasi penting bagi tumbuh kembang anak.
Program ini pertama diluncurkan pada 6 Januari 2025 dan dilangsungkan secara bertahap di seluruh Indonesia dengan target 82,9 juta anak sekolah dari SD – SMU dan sederajat.
Dilaporkan ada sejumlah kasus keracunan MBG.
Marak Kasus Keracunan MBG, Anggota DPR Kritik BGN Buat Dapur Asal Jadi |
![]() |
---|
Teken Keputusan Bersama terkait Lokasi SPPG di Daerah, Mendagri Dukung Penuh Percepatan Program MBG |
![]() |
---|
Penuhi Kebutuhan Gizi Anak, SPPG di Balikpapan Didorong Gerakkan Roda Ekonomi Kota |
![]() |
---|
Minta SOP Diperbaiki untuk Cegah Keracunan MBG, Komisi IX DPR Usul Kantin dan Wali Murid Dilibatkan |
![]() |
---|
Penyebab Keracunan MBG di Binggai Sulteng Diduga dari Ikan Tuna Saus, Sampel Makanan Diuji ke BPOM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.