Jumat, 3 Oktober 2025

Praktisi Kesehatan Soroti 4 Masalah Kesehatan yang Wajib Jadi Fokus Utama CKG di Sekolah

Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digelar di sekolah-sekolah bukan sekadar kegiatan formalitas. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Warta Kota/YULIANTO
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dr Ngabila Salama, MKM saat difoto setelah menerima awak media dari Wartakotalive.Com di kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (28/1/2023). Warta Kota/YULIANTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digelar di sekolah-sekolah bukan sekadar kegiatan formalitas. 

Pemeriksaan ini menargetkan empat masalah kesehatan utama yang diam-diam menggerogoti kesehatan generasi muda, mulai dari anak SD hingga remaja SMA.

Praktisi Kesehatan Masyarakat, dr. Ngabila Salama, MKM, menegaskan bahwa masalah-masalah ini bukan hanya berdampak pada fisik, tetapi juga mental dan masa depan anak.

“Empat masalah ini paling sering kami temui, dan harus jadi perhatian serius saat CKG,”ungkap Ngabila pada keterangannya, Senin (11/8/2025). 

1. Screen Time Berlebihan: ‘Gawai Syndrome’ Mengintai

Fenomena anak-anak yang terlalu lama menatap layar gawai kini menjadi momok baru. 

Akibatnya, mereka mengalami gangguan mata, kesulitan fokus, perubahan emosi, hingga risiko depresi.

Baca juga: Apa Itu Cek Kesehatan Gratis CKG Sekolah? Sasar 53,8 Juta Siswa, Cek Jenis Pemeriksaannya

“Gangguan ini bisa membuat anak menjadi tempramen, sulit belajar, dan berpotensi mengalami depresi,” kata dr Ngabila.

Bukan hanya prestasi akademik yang terancam, keterampilan sosial anak pun bisa terganggu. 

Anak-anak menjadi lebih mudah tersulut emosi, kurang berinteraksi di dunia nyata, dan kehilangan minat pada aktivitas fisik maupun kreativitas di luar rumah.

2. Anemia, 'Si Enam L' yang Menggerogoti Energi

Anemia masih menjadi masalah kesehatan yang masif, terutama pada remaja putri. Gejalanya sering diabaikan padahal sangat jelas: lemah, letih, lesu, letoy, lemot, dan loyo.

“Anemia pada remaja putri juga berpotensi menyebabkan mereka melahirkan anak stunting di kemudian hari,” tegasnya.

Ironisnya, banyak yang tak sadar mereka mengalami anemia hingga kondisinya sudah parah. 

Pemeriksaan dini lewat CKG diharapkan bisa mendeteksi lebih cepat sehingga anak mendapat intervensi gizi yang tepat.

3. Overweight dan Obesitas Akibat Pola Hidup Mager

Kehidupan sedentary alias malas bergerak menjadi penyebab utama overweight dan obesitas pada anak. 

Pola makan yang tidak seimbang, ditambah konsumsi berlebihan makanan 5G yaitu gula, garam, gluten, gorengan, dan gratisan, membuat risiko penyakit seperti hipertensi dan diabetes meningkat.

Solusinya? Dorongan untuk menambah kegiatan ekstrakurikuler, memperbanyak jam olahraga, dan mempopulerkan bela diri di sekolah.

Dengan begitu, anak terbiasa aktif bergerak, sekaligus mengasah disiplin dan rasa percaya diri.

4. Rokok, Ancaman yang Masih Mudah Dijangkau

Meski sudah ada peringatan bahaya merokok, anak-anak dan remaja masih bisa dengan mudah mendapatkan rokok eceran di warung dekat sekolah.

 Alasan mereka sederhana: ikut-ikutan teman, meniru orang tua atau guru, atau sekadar mencari jati diri.

“Mereka juga terpapar iklan rokok yang masif, sehingga rasa ingin mencoba semakin besar,” jelas dr Ngabila.

Jika dibiarkan, kebiasaan ini berisiko memicu masalah kesehatan kronis sejak usia muda.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved