Ijazah Jokowi
Jokowi Disomasi Roy Suryo Cs soal Tuduhan Orang Besar Bekingi Kasus Ijazah
Roy Suryo Cs melayangkan somasi ke Jokowi buntut tudingan ada orang besar bekingi kasus ijazah yang diduga palsu.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polemik ijazah Jokowi yang diduga palsu seakan tak ada habisnya.
Terkini Roy Suryo Cs yang menuding ijazah Jokowi palsu melayangkan somasi ke Presiden ke-7, Joko Widodo.
Somasi ini dilayangkan resmi oleh Tim Advokasi Anti Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis di Kantor SAY & PARTNERS di Jakarta Selatan, Senin (4/8/2025) seperti ditayangkan Kompas TV.
Somasi terbuka itu dilayangkan untuk menyikapi adanya tudingan orang besar di balik isu ijazah palsu Jokowi.
Melalui konferensi pers, kuasa hukum Tim Pembela Ulama dan Aktivis, Ahmad Khozinudin menyampaikan bahwa polemik ijazah palsu Jokowi sebaiknya diselesaikan melalui ranah hukum.
Dirinya menolak jika langkah hukum yang dilakukan Roy Suryo Cs dikatakan ditunggangi oleh tokoh besar seperti yang ditudingkan Jokowi.
Disomasi, Kubu Roy Suryo Cs Minta Jokowi Minta Maaf Secara Terbuka
Dalam somasinya, TPUA meminta Jokowi untuk mencabut pernyataan ada orang besar di balik tudingan ijazah palsu Jokowi.
Mereka pun juga meminta Jokowi untuk minta maaf secara terbuka di hadapan publik.
Somasi ini disampaikan melalui konferensi pers di Kantor SAY & PARTNERS di Jakarta Selatan, Senin (4/8/2025) seperti ditayangkan Kompas TV.
Baca juga: Jokowi Balas Roy Suryo soal Reuni UGM hingga Tak Pakai Seragam Biru
Dalam pembacaan somasi oleh tim kuasa hukum Roy Suryo, yaitu Jahmada Girsang dan Mulyadi disebutkan bahwa Presiden Joko Widodo telah melaporkan Roy Suryo ke polisi atas dugaan pencemaran nama baik dan manipulasi data otentik terkait isu ijazah.
Namun, tim advokasi menilai laporan tersebut justru sarat dengan inkonsistensi dan muatan politis.
Mereka juga menuding ada niat jahat di balik laporan tersebut, termasuk pernyataan Jokowi soal 'orang besar' yang diduga mengendalikan isu tersebut.
“Kami menilai pernyataan Presiden justru menyudutkan perjuangan intelektual dan aktivis. Jika tidak ada pencabutan dan permintaan maaf secara terbuka, kami akan menempuh langkah hukum baik pidana maupun perdata,” kata Mulyadi.
Dalam kesempatan yang sama, Roy Suryo menyampaikan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan peluncuran buku berjudul “Ijazah Palsu Jokowi” setebal 500 halaman yang akan dirilis pada 17 Agustus 2025.
Ia juga merencanakan deklarasi terbuka di Yogyakarta sehari setelahnya.
Roy mengklaim telah mengantongi bukti kuat berupa lima bundel ijazah asli dari alumni Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1985, yang akan ditunjukkan di persidangan sebagai pembanding.
“Hingga kini belum pernah ada bukti visual bahwa Presiden Jokowi secara langsung menyerahkan ijazah asli. Bahkan, yang dibawa ke publik hanya map tertekuk, bukan dokumen autentik,” ujar Roy.
Baca juga: Dipenjara Karena Foto Jokowi-Nikita Mirzani, Ongen Dapat Amnesti, Lontarkan Puja Puji ke Prabowo
Pernyataan lain juga diungkapkan Kurnia Tri Royani dan Said Didu.
Kurnia menyoroti aspek keabsahan hukum dalam proses peningkatan status kasus menjadi penyidikan oleh Polda Metro Jaya.
Ia menegaskan bahwa status ijazah Jokowi hanya dapat diputuskan keasliannya melalui pengadilan.
Sementara Said Didu menyatakan bahwa kekuatan besar diduga melindungi Jokowi dari proses hukum yang wajar.
Ia menilai upaya kriminalisasi terhadap para pengkritik justru memperkeruh suasana demokrasi.
“Ini bukan soal menyerang pribadi, ini soal kejujuran publik. Kami mendukung semua pihak yang menuntut kebenaran,” kata Said Didu.
Sementara Ahmad Khozinudin menyampaikan bahwa pihaknya merasa nama kliennya dirugikan akibat pelaporan yang mengarah pada dugaan fitnah dan pencemaran nama baik.
Ia menilai persoalan ini telah melebar dari ranah hukum ke wilayah politik yang memecah belah masyarakat.
Apalagi katanya disebut oleh Jokowi ada orang besar terkait tudingan mereka soal ijazah Jokowi.
“Jadi sakit sekali ya perasaan klien kami, dan kami juga turut tertuduh dalam persoalan ini, seolah-olah membela orang yang dikendalikan oleh orang besar dengan narasi orang besar,” kata Khozinudin.
Ia menekankan bahwa segala hal yang berkaitan dengan hukum seharusnya diselesaikan melalui jalur hukum.
Bukan melalui manuver politik seperti reuni atau polling opini publik.
“Reuni mau sekali, dua kali, bahkan seribu kali, itu tidak meningkatkan kualitas ijazah yang tadinya palsu misalnya ya menjadi asli. Enggak bisa,” tegasnya.
Khozinudin mengkritisi keputusan Bareskrim yang menghentikan penyelidikan dugaan ijazah palsu pada Mei lalu.
Ia meminta akses pembanding agar pihaknya juga bisa meneliti dokumen yang sama secara ilmiah.
“Tinggal berikan akses kepada klien kami untuk juga ikut meneliti objek yang diteliti oleh Bareskrim. Kalau ternyata klien kami menyatakan identik, selesai. Tapi kalau menyatakan beda dan makin menguatkan bahwa ijazah itu palsu, ya makin mengonfirmasi,” jelasnya.
Baca juga: Usai Debat Kusir dengan Roy Suryo, Pendukung Jokowi Silfester Matutina Siap Dieksekusi Kejagung
Dalam kesempatan itu, Khozinudin juga menyebut bahwa pihak kepolisian dan kejaksaan tidak dapat bertindak atas delik aduan tanpa ada korban yang menyatakan dirinya dirugikan.
“Jika korban menyatakan tidak merasa terfitnah, tidak merasa tercemar dan tidak menuntut terlapor, ya selesai. Polisi, jaksa tidak bisa bertindak untuk dan atas nama korban,” katanya.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti belum dieksekusinya Silvester Matutina, terpidana dalam kasus terpisah yang menurutnya dilindungi oleh kekuatan besar.
“Saudara Silvester Matutina ini sudah terpidana, divonis inkrah satu tahun enam bulan, tapi sampai hari ini tidak menjalani putusan penjara. Aneh, negara hukum kok tidak mengeksekusi. Patut diduga ada orang besar di baliknya,” ucap Khozinudin.
Pihaknya telah menyurati Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan untuk mendesak eksekusi atas vonis tersebut.
Ia menyebut somasi kepada Jokowi telah dikirim melalui jasa pengiriman dan diyakini telah diterima.
Roy Suryo Bantah Ada 'Orang Besar' di Balik Kasus Ijazah Jokowi
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan isu tudingan ijazah palsu dimainkan oleh tokoh besar, bahkan relawannya secara eksplisit menyebut "Partai Biru" berada di balik polemik ijazah tersebut.
Namun, menurut pakar telematika Roy Suryo, tak ada unsur politik maupun tokoh besar di belakangnya dalam kasus tuduhan ijazah palsu Jokowi.
Roy menyebut bahwa dirinya, pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma alias dokter Tifa, dan ahli digital forensik Rismon Sianipar ialah sosok independen.
"Saya, dr. Tifa, Dr. Rismon itu tidak ada politik atau orang-orang besar di belakang. Kami semua independen, kami semua berjalan sendiri," ucap Roy dalam acara Kompas Petang di Kompas TV, Rabu (30/7/2025).
Ia menegaskan, tak ada tokoh besar yang menggerakannya untuk memainkan isu ijazah palsu Jokowi.
Roy Suryo lantas mempersilakan rekeningnya untuk diperiksa dan menurutnya orang yang menuduh adanya unsur politik dalam isu ini sudah pernah ia tantang.
"Orang-orang yang pernah nuduh itu kan pernah saya tantang semua ya sampai ke (Ali Mochtar) Ngabalin, sampai ke Silfester (Matutina) sumpah di bawah kitab, semuanya lari aja gitu."
"Jadi sama sekali enggak ada (orang besar). Dan ini adalah murni ilmiah, murni ilmu pengetahuan. Apalagi gak ada politik-politiknya," tutur Roy.
Tokoh Besar Versi Jokowi
Sebelumnya, Jokowi mengakui adanya tokoh besar di balik isu pemakzulan putranya Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan dugaan ijazah palsu yang terus mendera dirinya.
Meski begitu, bekas Gubernur Jakarta ini enggan menyebut siapa tokoh tersebut.
“Kan saya sudah sampaikan feeling saya mengatakan ada agenda besar politik dalam tuduhan ijazah palsu maupun pemakzulan."
"Artinya memang ada orang besar ada yang mem-back up. Semua udah tahu lah,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Solo, Jawa Tengah, Jumat (25/7/2025).
Baca juga: Dipenjara 4 Tahun Karena Bahas Keaslian Ijazah Jokowi, Gus Nur Dapat Amnesti
Sementara itu, Ketua Umum Solidaritas Merah Putih, Silfester Matutina yang juga merupakan pelapor Roy Suryo dalam kasus ijazah palsu Jokowi ini menyebut kalau dalang dari persoalan ini adalah kekuatan besar.
"Saudara Roy Suryo cs ini kan hanya pion-pion saja, di belakangnya kan pasti ada tokoh-tokoh yang menginginkan agar Prabowo-Gibran ini berpisah gak sukses hingga 2029," kata Silfester dalam tayangan YouTube Kompas TV, dilihat Senin (28/7/2025).
"Mereka ingin menggantikan dengan anaknya atau orangnya, ini mantan-mantan petinggi di republik ini, ya mereka-mereka inilah penuduh ijazah palsu dan pemakzulan, karena apa, dasar-dasarnya tidak ada sama sekali," sambung Silfester.
Sementara itu, Sekjen Peradi Bersatu, Ade Darmawan memberi kode kalau tokoh politik tersebut berbaju biru.
"Bahwa siapa sih dalangnya, saat ini saat berbaju apa? Itu mungkin salah satu clue yang bisa saya sampaikan," kata Ade dalam tayangan YouTube yang sama saat mengenakan kemeja berwarna biru.
Menyikapi hal ini, DPP Partai Demokrat sebagai partai berwarna biru membantah soal adanya pelabelan "Partai Biru" yang diduga menjadi dalang dari kasus tudingan ijazah palsu Jokowi.
Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyatakan, apabila julukan 'Partai Biru' itu mengarah kepada Demokrat, maka dirinya memastikan kalau hal tersebut menyesatkan.
"Tuduhan tersebut adalah fitnah yang tidak berdasar. Istilah 'Partai Biru' yang diarahkan kepada Partai Demokrat merupakan upaya insinuatif yang menyesatkan dan mencemarkan nama baik kami," kata Herzaky kepada Tribunnews.com, Senin.
Herzaky juga menyatakan, hubungan antara keluarga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan keluarga Jokowi sangat baik dan penuh saling hormat.
Bahkan, sambungnya, kedua putra Jokowi, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep yang merupakan Ketua Umum PSI turut menghadiri Kongres V Partai Demokrat yang dipimpin oleh Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Mas AHY yang kebetulan sedang merawat ayahnya, telah mengutus Sekjen Herman Khaeron dan Waketum Teuku Riefky Harsya untuk menghadiri Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep."
"Wakil Presiden Gibran bahkan menjenguk langsung Bapak SBY di RSPAD saat beliau kemarin dirawat," lanjutnya.
Baca juga: 2 Ijazah Jokowi Dituding Palsu, Silfester Matutina Sebut Framing Jahat
Menurut Herzaky, hubungan antarkeluarga tersebut mencerminkan keharmonisan yang kuat dan tidak pantas dijadikan sasaran provokasi.
Ia beranggapan, tindakan yang diduga dilakukan oleh segelintir pihak ini sangat tidak etis dan hanya untuk mengadu domba.
Bahkan ia menilai hal tersebut berpotensi merusak ruang publik dan tidak mencerminkan semangat demokrasi yang sehat.
"Kami mencermati adanya pihak-pihak yang mencoba mengail di air keruh, dengan memanfaatkan isu ini untuk mengadu domba antara Bapak SBY dan Bapak Jokowi," tandasnya.
(tribun network/thf/Wartakota/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Roy Suryo Cs Somasi Jokowi Soal Pernyataan Orang Besar Di Balik Kasus Ijazah Palsu,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.