Profil Jenderal Bryan Fenton, Komandan USSOCOM Beri Medali Kehormatan untuk Prabowo Subianto

Ia telah memimpin di semua tingkatan dan tugas-tugas Gabungan dan Operasi Khususnya meliputi: Direktur Operasi (J3) di Komando Operasi Khusus Gabungan; Komando Brigade, Batalyon, dan Skuadron; beberapa Komando Satuan Tugas di luar negeri; Komandan Detasemen dan Perwira Operasi di Batalyon 1, Grup Pasukan Khusus ke-7 (Airborne); serta Pemimpin Peleton Senapan Infanteri dan Perwira Eksekutif di Kompi Bravo, Batalyon ke-4, Resimen Infanteri 502 (Berlin).

Fenton juga pernah ditugaskan beberapa kali, berpartisipasi dalam Operasi Joint Forge (Bosnia); Operasi Enduring Freedom (Afghanistan/Afrika); Operasi Iraqi Freedom and Inherent Resolve (Irak); dan Operasi Pacific Eagle (Filipina).

Ia juga bertugas di berbagai sektor penting, termasuk Komando Selatan AS; Komando Eropa AS; Komando Afrika AS; Komando Pusat AS; dan Komando Indo-Pasifik AS.

Pelatihan militer AS-nya meliputi: Kursus Dasar dan Lanjutan Perwira Infanteri Angkatan Darat AS; Kursus Kualifikasi Pasukan Khusus Angkatan Darat AS; Sekolah Ranger Angkatan Darat AS; Pelatihan Bahasa Pasukan Khusus (Spanyol); Terjun Bebas Militer Pasukan Khusus (MFF); bersama dengan Pelatihan Komando Prancis dan Kursus Pelatihan Hutan Ekuador.

Penghargaan yang diterima Jenderal Fenton antara lain: Lencana Komando Prancis; Medali Cruz de la Victoria dari Chili; Putri Thailand yang dianugerahi Sayap Master Lompat Thailand; Penghargaan Layanan Moose Krause dari Universitas Notre Dame dan Penghargaan Pendeta William Corby untuk Layanan Militer Terhormat; dan Penghargaan Eksekutif Bisnis untuk Keamanan Nasional (BENS) Eisenhower.

Ia meraih gelar Sarjana Muda dalam bidang Administrasi Bisnis (Pemasaran) dari Universitas Notre Dame; gelar Magister dari Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat AS, dan menjadi Penerima Beasiswa Angkatan Darat AS tahun 2009-2010 di Universitas Georgetown di Washington DC.

Ia juga mengikuti kursus negosiasi dan kepemimpinan di Sekolah Bisnis dan Hukum Harvard, serta Universitas Chapel Hill di North Carolina.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)