Ijazah Jokowi
Jawaban Mulyono Dituduh Calo Bus: Lulus UGM, Saya Keliling Papua hingga Jambi
Mulyono menegaskan bahwa ia seorang alumni UGM, ia pernah bekerja di Sulawesi, Papua hingga Jambi, Ia memastikan bukan calo terminal
Penulis:
Galuh Widya Wardani
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Mulyono, teman kuliah Pesiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), buka suara soal tuduhan dirinya dianggap seorang calo bus di Terminal Tirtonadi, Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah.
Sosoknya muncul saat acara reuni alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan tahun 1980 di Sleman, Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025).
Namanya santer diberitakan sebab ia digadang-gadang sebagai Mulyono asli, bukan Mulyono yang disebutkan sebagai nama kecil Jokowi.
Dalam acara itu, Mulyono menjelaskan bahwa Jokowi adalah rekan kuliahnya di Fakultas Kehutanan UGM.
Sosok laki-laki dengan perawakan badan kurus, kulit sawo matang, bertopi pet dan gigi sebelah kanan tanggal itu mengaku masuk di UGM pada 1980 dengan nomor mahasiswa 1684 dan lulus pada 1987.
“Ya dulu satu angkatan (dengan Jokowi), dulu tidak ada kelas, jadi masuknya bareng tahun 1980."
"Dulu tidak ada jurusan. Saya Fakultas Kehutanan cuma skripsinya saya ngambil bidang Ekonomi Manajemen, jadi tidak ada jurusan, (namanya) Fakultas Kehutanan."
"Jadi saya tegaskan tidak ada jurusan saat itu, cuman sata itu skripsinya ngambil apa, kuliahnya kebanyakan bobot kuliahnya ngambil bidang apa, ada Ekonomi Manajemen, ada teknologi hasil hutan, ada,” kata Mulyono di UGM, Sabtu (26/7/2025) lalu.
Meski berteman dengan Jokowi, Mulyono mengatakan, ia diwisuda setelah Jokowi.
"Saya lulus tahun 1987, wisudanya bulan Februari. Ya (lulusnya duluan Jokowi) karena Pak Jokowi nilainya lebih bagus dari saya," lanjut Mulyono.
Menanggapi hal itu, publik memberikan kritik, satu di antaranya dokter yang juga seorang pegiat media sosial, Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa.
Baca juga: Disebut Calo, Mulyono Teman Jokowi Tak Dikenali Petugas Terminal Tirtonadi Solo: Tidak Terdaftar
Dalam unggahan dokter Tifa di akun X miliknya, Minggu (27/7/2025), ia menyebut Mulyono berbohong.
Menurut informasi yang diperoleh dokter Tifa, Mulyono memiliki nama asli Wakidi.
Pria itu sehari-hari bekerja sebagai calo bus di Terminal Tirtonadi Solo.
"Ada lagi 'Alumni UGM Angkatan 80' yang mengaku bernama Mulyono, dan skripsinya ambil bidang Ekonomi Manajemen."
"Setelah BIN bekerja, bukan BIN yang itu tetapi Badan Intelijen Netizen, ketahuan, ternyata Mulyono 'Alumni UGM bidang Ekonomi Manajemen' ini nama aslinya Wakidi, calo Terminal Bus Tirtonadi Solo," cuit Dokter Tifa pada Minggu.
Ia bahkan menyinggung jika benar Mulyono seorang Insinyur, mengapa ia tak mampu membeli gigi palsu.
"Pantesan, kok saya ragu ya, ada Alumni UGM seperti ini, masa Insinyur beli gigi palsu ngga sanggup?" kata dokter Tifa.
Jawaban Mulyono
Disebut sebagai calo tiket bus, Mulyono akhirnya buka suara.
Dalam unggahan instagram Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi Utama, @diansandiutama pada Selasa (29/7/2025), Mulyono menegaskan bahwa ia seorang alumni UGM.
Mulyono mengaku pernah bekerja di Sulawesi, Papua hingga Jambi.
Ia memastikan dirinya bukanlah seorang calo tiket terminal.
"Ini dia Pak Mulyono, yang dibilang sebagai calo tiket terminal," kata Dian Sandi sambil duduk bersebelahan dengan Mulyono.
Mendengar itu, Mulyono hanya bisa tertawa lepas saat dituduh sebagai calo tiket.
"Saya selesai kuliah langsung di Pulau Mentawai, dari Mentawai keliling sampai Maluku, Sulawesi, Papua, dan terakhir di Jambi."
"Hahaha, kalau beli (tiket) pernah," jawab Mulyono seraya menegaskan bahwa ia bukanlah calo tiket terminal.
Melambari postingan ini, Dian Sandi menuliskan bahwa Tuhan tidak pernah tidur.
Kepada orang-orang yang memfitnah Mulyono, semua pasti ada balasannya.
"Mereka menghina dan memfitnah orang tua yang sebenarnya tidak tahu apa-apa soal politik."
"Tuhan tidak tidur semua pasti ada balasannya," tulis Dian Sandi.
Menilik rekam jejaknya, Dian Sandi merupakan kader Partai Nasdem yang bermigrasi ke PSI.
Bersama Partai Nasdem, Dian Sandi pernah jadi caleg DPRD Provinsi NTB pada Pemilu 2019 lalu.
Namun ketika merapat ke PSI, ia langsung diamanahi jabatan sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI Nusa Tenggara Barat (NTB), tepatnya menjelang Pemilu 2024.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.