Jaminan Kesehatan untuk Semua, Menguak Perlindungan BPJS Kesehatan bagi Pelajar WNA di Indonesia
Cerita dua mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang berasal dari Nigeria dan Jepang yang merasa aman menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Muhammad Nursina Rasyidin
Di Kota Surakarta, Debbie menyebut saat ini terdapat lebih dari 500 faskes yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Terdiri dari 394 faskes pertama, 55 faskes lanjutan, dan 37 faskes penunjang seperti apotek atau laboratorium.
Selain itu BPJS Kesehatan juga berkomitmen dalam kemudahan dan kecepatan layanan. Seperti dengan penggunaan aplikasi Mobile JKN.
“Semua layanan dapat diakses melalui aplikasi ini, seperti informasi, mendaftar online, konsultasi, hingga telemedicine,” ujar Debbie.
Selain itu BPJS juga meningkatkan pelayanan dengan pelayanan melalui Pandawa, yaitu singkatan dair Pelayanan Administrasi Melalui WhatsApp.
Pandawa diinisiasi oleh BPJS Kesehatan sebagai kanal layanan tanpa tatap muka bagi peserta JKN‑KIS.
“BPJS menekankan pelayanan tanpa diskriminasi, selain itu BPJS Kesehatan juga berkomitmen untuk memberikan layanan bebas kecurangan,” pungkasnya. (*)
Sumber: TribunSolo.com
Surat Tilang Biru dan Merah di Jepang, Dendanya Bisa Capai Rp100 Juta hingga Hukuman Penjara |
![]() |
---|
Tidak Lulus SMA di Jepang Tetap Bisa Jadi Pengacara, Begini Caranya |
![]() |
---|
Masalah Kesehatan Mental Dijamin BPJS Kesehatan, Beban Tertinggi Diagnosis Skizofrenia Rp 3,5 T |
![]() |
---|
Orang Stres Makin Banyak, Skizofrenia Jadi Penyakit Jiwa Terbanyak Diderita Warga RI |
![]() |
---|
124 Ribu WNA Jadi Peserta BPJS Kesehatan, Terbanyak dari China dan Kerja di Tambang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.