Kebakaran Hutan dan Lahan
Terdampak Perang Rusia-Ukraina, BNPB Sulit Dapat Helikopter Water Bombing untuk Tangani Karhutla
Kepala BNPB mengaku agak kesulitan mendapatkan helikopter untuk melakukan water bombing dalam membantu penanganan kebakaran hutan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengaku agak kesulitan mendapatkan helikopter untuk melakukan water bombing dalam membantu penanganan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Bila dibandingkan dengan pengalaman pada fenomona El Nino 2023 lalu, menurutnya tahun ini lebih sulit untuk mendapatkan helikopter untuk melakukan water bombing atau cara menjatuhkan air langsung ke titik api kebakaran, mengingat perang Ukraina dan Rusia tengah berlangsung.
Hal itu diungkapkannya saat Rapat Monitoring Situasi Terkini Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia yang disiarkan di kanal Youtube BNPB Indonesia pada Senin (28/7/2025).
Helikopter water bombing buatan Rusia yang paling sering digunakan di Indonesia adalah MI-8, yang dirancang untuk misi pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Heli ini mampu membawa bucket berisi hingga 5.000 liter air dalam sekali angkut.
Selain itu, heli ini juga bisa digunakan untuk evakuasi dan transportasi logistik.
"Kalau pengalaman 2023 ketika El Nino kita mengerahkan hampir 50 heli water bombing. Cuma sekarang agak susah, karena heli-heli ini didatangkan dari Ukraina dan Rusia. Kebetulan mereka perang sendiri, dipakai perang, jadi sementara untuk mendukung karhutla di Indonesia agak berkurang," kata Suharyanto.
Ia menjelaskan hingga hari ini, Senin (28/7/2025) BNPB telah menyiapkan 24 helikopter untuk water bombing dan patroli.
Jumlah tersebut, kata dia, bisa berkurang dan bisa bertembah sesuai kebutuhan di lapangan.
"Tapi mudah-mudahan dengan adanya 24 ini sudah bisa memadamkan api karena tahun ini seperti kata Ibu Kepala BMKG tadi kemarau basah, bukan El Nino," ungkapnya.
Ia memastikan di setiap daerah yang sudah terjadi karhutla BNPB telah menyiagakan alat-alat untuk membantu pemadaman melalui operasi darat.
Selain itu, kata dia, BNPB juga siap mengirimkan helikopter ke daerah yang membutuhkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
Namun, kata dia, operasi pemadaman via darat dan OMC tidak bisa dilakukan untuk memadamkan wilayah tersebut, maka opsi yang akan diambil adalah helikopter water bombing.
"Seperti contoh kemarin di Rokan Hulu, ada titik api yang memang tidak bisa dijangkau, pasukan darat juga tidak bisa datang ke situ karena tinggi, OMC juga belum bisa turun hujan karena awan hujannya belum muncul. Prediksi BMKG awan hujan tidak muncul, ya terpaksa kita padamkan pakai heli water bombing," ujarnya.
"Dan heli water bombing juga kalau satu tidak efektif efisien, jadi terpaka kami harus datangkan paling tidak dua," pungkas dia.
Kebakaran Hutan dan Lahan
Waspadai Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan saat Puncak Kemarau di 10 Hari Pertama Bulan Agustus |
---|
Tinjau Posko Kebakaran Hutan Pekanbaru, Gibran: Jangan Lagi Ada Pembukaan Lahan Tidak Sesuai Aturan |
---|
Kemenhut Akui Warga Sengaja Bakar Lahan karena Tanahnya Lebih Subur dan Harga Jual Tinggi |
---|
Pihak Kemenhut Sebut Manusia Jadi Dalang Utama Kebakaran Hutan dan Lahan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.