Dedi Mulyadi Pimpin Jabar
Larangan Study Tour Dedi Mulyadi: 5 Kepala Daerah Kasih Kelonggaran, 1 Kepsek Pernah Dicopot
Dedi Mulyadi tidak masalah jika dirinya dihujat oleh berbagai pihak, seperti pengusaha bus pariwisata, atau orangtua yang memang ingin ada study tour.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Menilik polemik larangan study tour atau karyawisata yang diberlakukan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menuai pro dan kontra.
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, study tour atau karya wisata berarti kunjungan ke suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan dalam hubungannya dengan pekerjaan seseorang atau sekelompok orang.
Lebih spesifik lagi di dunia pendidikan, study tour merupakan kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan di luar kelas, biasanya melibatkan perjalanan ke tempat-tempat tertentu yang relevan dengan materi pelajaran, seperti museum, situs bersejarah, atau industri.
Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan luas bagi siswa di luar lingkungan kelas.
Adapun larangan study tour yang dicanangkan Dedi Mulyadi tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 45/PK.03.03.KESRA tentang 9 Langkah Pembangunan Pendidikan Jawa Barat Menuju Terwujudnya Gapura Panca Waluya yang tertanggal 6 Mei 2025.
Dalam surat edaran tersebut, sebagaimana dikutip dari unggahan di media sosial X (dulu Twitter) @Birokesrajabar pada 7 Mei 2025, tertuang salah satu poin yang berbunyi:
Study tour? Dilarang
Kegiatan piknik berbayar ditiadakan. Ganti dengan aktivitas inovatif: Bertani, Budidaya Ikan, Kelola Sampah, Belajar Bisnis.
Konsep pendidikan Gapura Panca Waluya dalam SE ini bertujuan mencetak murid sekolah yang cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), pinter (pintar), dan singer (gercep).
Alasan Dedi Mulyadi
Larangan study tour sudah diumumkan oleh Dedi Mulyadi sejak awal Februari 2025 lalu.
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi Dedi Mulyadi dalam mengeluarkan kebijakan ini.
Baca juga: Wisatawan Jeep Kaliurang Menurun karena Larangan Study Tour di Jabar, Sopir Terpaksa Beternak
Salah satunya adalah, beban finansial bagi orangtua siswa, yang terpaksa harus meminjam uang hanya agar anak mereka bisa ikut study tour.
"Sebenarnya itu strategi saya, untuk menekan agar masyarakat Jabar tidak lagi pinjam untuk atas nama sekolah," ujar Dedi dikutip TribunJabar, Kamis (24/7/2025).
Menurutnya, daripada untuk study tour, lebih baik uang warga Jawa Barat digunakan untuk menabung demi keperluan yang lebih besar di masa depan, seperti mencicil atau membeli rumah.
Dikutip dari TribunnewsBogor.com, Dedi Mulyadi juga menegaskan alasannya melarang setiap sekolah di Jawa Barat mengadakan study tour.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.