Ijazah Jokowi
Dokter Tifa Heran, Reuni Angkatan 1980 UGM Sudah 45 kali: Belum Lulus Sudah Reunian?
Dokter Tifa menghitung, 45 tahun lalu para mahasiswa angkatan 1980 masih menjadi mahasiswa baru, sehingga ia mempertanyakan reuni digelar pada 1981
Penulis:
Galuh Widya Wardani
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Pegiat media sosial yang juga seorang dokter, Tifauzia Tyassuma alias dokter Tifa, menyoroti kegiatan reuni ke-45 tahun angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Sabtu (26/7/2025).
Reuni yang juga dihadiri Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi itu dinilai aneh oleh dokter Tifa.
Sebab, jika dihitung, 45 tahun lalu para mahasiswa angkatan 1980 masih menjadi mahasiswa baru.
Lantas, apakah mungkin ada mahasiswa, baru masuk dua semester atau satu tahun lalu mengadakan reuni.
Padahal seyogyanya, masa studi seorang mahasiswa S1 berkisar antara 4 tahun, atau 12 semester.
Kalau pun dipercepat, masa studinya pasti 3,5 tahun.
Sementara Jokowi mengklaim masuk di Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1980 dan lulus 1985.
Tentu perhitungan ini menjadi aneh bagi dokter Tifa.
Terlebih dokter Tifa dari awal menemukan banyak sekali kejanggalan soal keabsahan ijazah Jokowi.
Mendapati banyak kejanggalan, dokter Tifa pun menjadi salah satu pihak yang aktif menyuarakan isu dugaan ijazah palsu Jokowi.
Kini namanya masuk dalam daftar pihak-pihak yang dilaporkan Jokowi lantaran diduga menyebarkan berita bohong ke publik.
Baca juga: Kubu Roy Suryo Tantang Jokowi Bongkar Sosok Orang Besar Kasus Ijazah Palsu: Tunjuk Hidungnya!
Ia dilaporkan Jokowi bersama 11 orang lainnya ke Polda Metro Jaya pada 30 April 2025.
Mereka yakni Eggi Sudjana, M. Rizal Fadillah, Kurnia Tri Royani, Ruslam Effendi hingga Damai Hari Lubis.
Lalu, Roy Suryo, Rismon Sianipar, Abraham Samad, Michael Benyamin Sinaga, Nurdian Noviansyah Susilo dan
Ali Ridho (Aldo).
Kini kasus ini sudah naik dari penyelidikan menjadi penyidikan.
Meski demikian, dokter Tifa tidak tinggal diam.
Ia masih terus menyuarakan pendapatnya soal kejanggalan-kejanggalan ijazah Jokowi.
Dalam sebuah unggahan di akun X, @DokterTifa, pada Minggu (27/7/2025), ia menulis sebuah kalimat satir.
Dokter Tifa merasa heran atas digelarnya reuni ke-45 tahun angkatan 1980 Fakultas Kehutanan UGM.
Ia juga menyebutkan bahwa reunian ini terkesan digelar atas pesanan seseorang.
Sebab, kegiatan ini gelar di tengah isu ijazah palsu menjadi sorotan publik.
"Reuni ke-45 Angkatan 80? Artinya belum lulus sudah reunian?"
"Dasar memang angkatan ini cerdas luar biasa karena ada salah satu mahasiswanya yang kemudian jadi orang hebat, jadi Presiden. Saking cerdas luar biasanya, setelah kuliah 1 tahun, ketika mereka jadi mahasiswa tingkat dua, di tahun 1981 mereka sudah bikin Reunian."
"Mungkin panitia saking paniknya disuruh bikin reuni dadakan, menghitung reuni dari tahun pertama mereka masuk kuliah, tahun 1980. Reunian tahu bulat digoreng dadakan memang menghasilkan hal-hal yang lucu-lucu," tulis dokter Tifa, Minggu.
Momen Reuni Jokowi
Untuk menghadiri reuni, Jokowi dan Iriana berangkat dari rumahnya yang berada di Gang Kutai Utara Nomor 1, Desa Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah pukul 09.08 WIB.
Kedatangan Jokowi di acara reuni ini seraya menunjukkan kepada publik bahwa ia adalah alumni Fakultas Kehutanan UGM.
Mantan Presiden Jokowi berangkat dari kediaman sekitar pukul 09.08 bersama istrinya Iriana Jokowi menuju Fakultas Kehutanan UGM untuk ikut reuni angkatan 45.
Jokowi dan Iriana tiba di lokasi sekira pukul 10.18 WIB.
Acara reuni bertajuk Spirit 80 Guyub Rukun Migunani itu berlangsung di kampus almamater Jokowi di Jalan Agro Bulaksumur Nomor 1, Caturtunggal, Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Saat memasuki gedung UGM, Jokowi langsung menempati kursi bernama “Ir. H. Joko Widodo” yang telah disediakan panitia.
Ia juga diberikan waktu untuk sambutan di hadapan para alumni lainnya.
Dalam momen itu, Jokowi blak-blakan membahas soal ijazah, skripsi hingga Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diributkan publik.
Ia curhat mengenai ijazahnya yang masih diragukan publik.
“Pak Arif (ketua panitia reuni) tadi menyampaikan nostalgia, saya lihat semua senang, (tapi) eh, jangan senang dulu, lho, karena ijazah saya masih diragukan."
“Begitu nanti keputusan di pengadilan menyatakan asli, Bapak-Ibu baru boleh senang-senang, tapi kalau tidak? Yang 88 (jumlah mahasiswa se-angkatan Jokowi) lainnya juga bisa kena. Saya kadang-kadang geleng-geleng juga,” ucap Jokowi mengawali sambutannya.
Sontak pernyataan Jokowi ini mengundang tawa para alumni yang hadir.
Jokowi juga membahas soal nilai-nilai mata kuliahnya.
Mantan presiden itu menegaskan bahwa dirinya menyelesaikan studi tanpa pernah mengulang mata kuliah apa pun.
“Saya ini kuliah ya susah-susah, seperti teman-teman. Tapi ya lulus semua. Lulus. Enggak pernah mengulang,” kata Jokowi.
Tak hanya ijazah, Jokowi juga memaparkan detail proses penyusunan skripsi hingga KKN.
Ia menegaskan dosen pembimbingnya adalah Prof. Dr. Ir. Ahmad Sumitro, dan ia diuji oleh dua penguji yakni Ir.Burhanuddin dan Ir. Sofyan Warsito.
“Tapi begitu skripsi juga diragukan, larinya ke KKN."
"Dari ijazah, ke skripsi, lalu ke KKN. Ya ampun. Kita ini sudah kuliah 45 tahun lalu, saya lulus tahun 1985. Saya ingat betul KKN-nya di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali,” ujar Jokowi.
Ia juga menegaskan berulang bahwa Kasmujo adalah dosen pembimbing akademiknya.
“Pak Ir. Kasmujo itu dosen pembimbing saya. Bahkan setelah saya lulus, beliau masih empat kali datang ke pabrik saya."
"Bantuin saya waktu ada masalah dengan pengeringan oven kayu, dengan insect di kayu, dan masalah finishing. Beliau mentoring bagian produksi. Lah, kok dibilang bukan dosen pembimbing?” ujar Jokowi.
Dengan penjelasan ini, Jokowi hanya ingin menekankan bahwa dirinya sangat menyayangkan masalah ini justru digiring ke ranah politik.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Theresia Felisiani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.