Senin, 6 Oktober 2025

Siti Nurbaya: Anak Berkebutuhan Khusus Bukan Kelemahan Tapi Keberagaman Manusia

Siti Nurbaya mengenang keterlibatannya sejak awal dalam advokasi kelompok disabilitas, sebut kesadaran sosial harus diperkuat.

Penulis: Wahyu Aji
ist
PENDIDIKAN INKLUSIF - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Siti Nurbaya menyampaikan sambutan dalam diskusi publik bertema "Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus & Refleksi Sosial Melalui Film Mama Jo’’ di Auditorium Perpustakaan Panglima Itam NasDem Tower, Jumat (18/7/2025). 

Mengutip John Dewey, Siti mengingatkan: "Education is not preparation for life; education is life itself."

Pendidikan sejati adalah yang menghormati keberagaman dan menjadikan empati sebagai jembatan.

Ketiga, Empati dan Menghargai Perbedaan: Membangun Keberterimaan Sosial. Film Mama Jo menjadi cermin masyarakat. Bahwa disabilitas bukanlah penghalang untuk bermakna.

"Anak istimewa tak butuh dikasihani, tapi dimuliakan,’’ kata Siti.

Mengutip Martin Buber, ia mengajak semua untuk melihat anak disabilitas bukan sebagai “It”, melainkan “Thou” — subjek utuh yang harus dihormati dan diakui martabatnya.

Lalu, apa selanjutnya peran negara? Kita memahami sudah banyak langkah negara kita dalam hal ini.

Namun, kita juga merasakan dibutuhkannya peran afirmasi bukan sekadar regulasi.

Negara punya peran moral untuk menjamin keadilan sosial bagi warganya paling rentan.

Sebagiamana juga ditegaskan dalam UUD tnetang hak-hak warga negara. Afirmasi bagi anak berkebutuhan khusus bukanlah soal iba, tapi keharusan etik.

Pemerintah harus hadir dalam bentuk kebijakan, di antaranya adalah pertama mendukung dan mendorong kampanye publik.

Disabilitas bukanlah kelemahan, melainkan keberagaman kondisi manusia. Perlu kampanye edukasi sejak dini. Sekolah-sekolah melakukan perubahan persepsi.  

Kedua, dukungan infrastruktur yang ramah disabilitas seperti lift, toilet, trotoar yang rata, penyediaan informasi dalam format yang mudah diakses seperti huruf Braile, audio, dan bahasa isyarat. 

Baca juga: Fatma Saifullah Dorong Perajin Disabilitas dan Rentan untuk Tetap Berkarya di Panggung Nasional

Ketiga, dorongan empati, pendidikan inklusif dan berkualitas untuk mobilitas sosial anak-anak dalam memperoleh kesempatan sama untuk belajar. 

Keempat, peluang kerja dan kemandirian ekonomi, penyediaan pelatihan dan ruang berdedikasi dengan keterampilan yang dimiliki; kesempatan kerja setara (misalnya dengan kuota wajib perusahaan) yang semua itu dapat menjadi langkah penting untuk menuju kemandirian bagi disabilitas.

Dunia kerja harus terbuka bagi Anak Berkebutuhan Khusus, bukan sekadar menerima, tapi mengakui potensi mereka.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved