Senin, 29 September 2025

Gelar Kongres ke-22 di Bandung, GMNI Soroti Penjajahan Gaya Baru

Mengusung tema “Bersatu, Lawan Penjajahan Gaya Baru”, forum ini menjadi ruang konsolidasi mahasiswa untuk menyikapi dominasi asing

Penulis: Reza Deni
Tribunnews.com/Handout
KONGRES GMNI - Suasana Kongres GMNI XXII di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/7/2025). Mengusung tema “Bersatu, Lawan Penjajahan Gaya Baru”, forum ini menjadi ruang konsolidasi mahasiswa untuk menyikapi dominasi asing dalam ekonomi, budaya, hingga digitalisasi/HO-Dokumentasi GMNI. 

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) resmi menggelar Kongres Nasional ke-XXII di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat.

Mengusung tema “Bersatu, Lawan Penjajahan Gaya Baru”, forum ini menjadi ruang konsolidasi mahasiswa untuk menyikapi dominasi asing dalam ekonomi, budaya, hingga digitalisasi.

Ketua Umum GMNI, Imanuel Cahyadi, dalam pidato pembukaan menegaskan pentingnya memperkuat ideologi marhaenisme dalam menghadapi bentuk baru imperialisme global. Ia menyebut, kongres ini merupakan momen bersejarah karena dilangsungkan di Gedung Merdeka—ikon perlawanan negara-negara berkembang sejak Konferensi Asia Afrika 1955.

“Ini mungkin momen spesial, karena sudah lima tahun GMNI tidak melaksanakan kongres. Tapi hari ini, di Gedung Merdeka—tempat kemerdekaan dan keberanian dulu didengungkan lewat Konferensi Asia Afrika—kita kembali bersatu untuk melawan bentuk penjajahan gaya baru,” ujar Imanuel dalam keterangannya, Selasa (15/7/2025).

Acara pembukaan berlangsung meriah dan dihadiri tokoh nasional, akademisi, serta perwakilan organisasi mahasiswa dari seluruh Indonesia. 

Hadir pula perwakilan kementerian seperti Kemenpora, Kominfo, dan Kementerian Koperasi, serta tokoh alumni GMNI, termasuk mantan Sekjen Presidium GMNI, Mas Cokro.

Kongres dibuka secara simbolis oleh tokoh senior GMNI, Suko Sudarsono.

“Oke. Dengan ini saya menyatakan bahwa Kongres GMNI yang ke-22 saya buka. Merdeka! Merdeka!” serunya disambut pekik semangat dari ratusan peserta yang memadati Gedung Merdeka.

Baca juga: Kaesang Bocorkan Alasan Jokowi Batal Daftar jadi Calon Ketua Umum PSI

Kegiatan ini akan berlangsung selama beberapa hari ke depan, meliputi sidang pleno, diskusi panel, hingga pemilihan ketua umum baru. GMNI menargetkan lahirnya kepemimpinan muda progresif yang mampu merespons tantangan kontemporer, termasuk ketimpangan global, intervensi ekonomi asing, dan krisis kedaulatan data nasional.

Tema besar "penjajahan gaya baru" mencerminkan kekhawatiran GMNI terhadap tekanan neoliberalisme yang merambah berbagai sektor di Indonesia. Dominasi perusahaan multinasional dalam ekonomi digital, masuknya budaya asing secara masif, dan ketergantungan teknologi terhadap negara maju menjadi isu sentral yang diangkat dalam kongres.

Sebagai informasi, GMNI didirikan pada 1954 dan dikenal sebagai organisasi mahasiswa berbasis ideologi marhaenisme. Dalam sejarahnya, GMNI aktif dalam berbagai momen politik dan gerakan sosial nasional, serta dikenal melahirkan banyak tokoh penting di Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan