Senin, 29 September 2025
Tujuan Terkait

Akademisi: Konten Digital Bisa Rusak Satu Generasi Jika Tak Dimitigasi Lewat Literasi 

Akademisi Universitas Terbuka Irsanti Widuri Asih mengingatkan bahaya konten digital kepada generasi muda. 

HO/Ist
KONTEN DIGITAL - Dosen Ilmu Komunikasi FHISIP Universitas Terbuka Irsanti Widuri Asih pada Seminar Nasional Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2025. (HO/UT) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akademisi Universitas Terbuka Irsanti Widuri Asih mengingatkan bahaya konten digital kepada generasi muda. 

Dirinya mengungkapkan satu generasi bisa hancur jika konten digital hanya diterima tanpa literasi dari penggunanya. 

"Dengan bagaimana konten-konten di dunia digital yang sudah mengganjiri kita setiap hari itu, disitulah titik masuk untuk menghancurkan satu generasi. Kalau kita tidak menyikapi fenomena digitalisasi ini secara bijak," ujar Irsanti, Kamis (10/7/2025).

Hal tersebut diungkapkan oleh Irsanti pada Seminar Nasional Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2025. 

Dosen Ilmu Komunikasi FHISIP Universitas Terbuka ini mengungkapkan digitalisasi menjadi aspek seluruh lini kehidupan. 

"Saya yakin fenomena digital itu satu fenomena yang sudah merambah ke semua bidang ilmu juga, di semua lini hidup kita juga. Jadi kita perlu melihat secara lebih detail, apa sih sebenarnya yang perlu kita sikapi dari digitalisasi yang ada saat ini," katanya.

Sementara itu, Rektor Universitas Terbuka Dr Mohammad Yunus mengatakan ilmu sosial, politik, maupun humaniora bukan hanya instrumen analisis terhadap realitas yang ada di masyarakat, tetapi juga menjadi kompas moral.

"Akan tetapi juga menjadi kompas moral dan intelektual dalam menghadapi masa depan yang penuh dengan ketidakpastian," ujar Yunus.

Dia menjelaskan saat ini dunia dihadapkan pada dinamika yang semakin mengglobal seperti krisis iklim, perubahan tatanan sosial dan politik, hingga tantangan terhadap demokrasi, keadilan, dan hak asasi manusia.

"Kita hidup pada era yang mana batas disiplin ilmu mulai melebur, tantangan baru membutuhkan pendekatan yang holistik dan interdisiplin," katanya. 

Dekan Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UT, Dr Meita Istianda mengatakan kemajuan teknologi digital, krisis lingkungan, perubahan geopolitik, menuntut para akademisi terus memperbaharui pendekatan akademik.

"Kami menyadari untuk menjawab tantangan ini perlu kolaborasi antar disiplin ilmu tidak hanya memaparkan hasil riset tetapi juga menjadi ruang untuk berdialog dan refleksi bersama," kata Meita.

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan