Senin, 29 September 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Respons Tarif Trump, Pemerintah Bicara Peluang Bangun Pabrik di Amerika Serikat

Pemerintah Indonesia berpeluang membangun pabrik di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS), untuk memperluas investasi luar negeri. 

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
KOMPAS.com/Aditya Putra Perdana
TARIF DAGANG TRUMP - Foto Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno, diambil saat masih menjabat sebagai Deputi Kedaulatan Maritim Kemenkomarves pada 10 November 2017. Menurutnya, pemerintah Indonesia berpeluang membangun pabrik di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS), untuk memperluas investasi luar negeri.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia berpeluang membangun pabrik di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS), untuk memperluas investasi luar negeri. 

Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno mengatakan hal itu usai menanggapi adanya tawaran Presiden AS Donald Trump untuk membebaskan produk Indonesia dari kebijakan tarif impor sebesar 32 persen.

"Outbound investment sih kita banyak rencana di mana-mana ya, enggak cuma di Amerika Serikat saja,” ujar Arif di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/7/2025). 

Dikatakan Arif, sektor minyak dan gas (migas) menjadi salah satu bidang investasi luar negeri yang cukup potensial, termasuk di AS. 

"Migas. Migas is one good element,” ujar dia.

Arif menambahkan, pembangunan pabrik di luar negeri, termasuk di AS, merupakan bagian dari strategi investasi global Indonesia.

Namun, keputusan tersebut akan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti ketersediaan bahan baku dan jaringan pasok.

“Tapi, tergantung dari market, tergantung dari supply chain, tergantung dari resource material-nya. Jadi, kan faktornya banyak kalau kita buat pabrik,” tandas Arif. 

Diketahui, Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir mengungkapkan, pemerintah telah mengutus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk melakukan negosiasi ulang dengan Amerika Serikat menyusul penetapan tarif resiprokal sebesar 32 persen terhadap sejumlah produk Indonesia.

Adies menyebut langkah ini merupakan bagian dari respons pemerintah dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, terutama setelah pelaksanaan KTT BRICS beberapa waktu lalu.

"Ya jadi memang ini suatu tantangan bagi negara kita dan kita tahu bahwa setelah KTT BRICS itu Pak Airlangga juga sudah diutus ke Amerika mungkin untuk negosiasi kembali," kata Adies di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Menurut politikus Partai Golkar itu, pemerintah perlu menyiapkan strategi keuangan jangka panjang yang adaptif terhadap ketidakpastian global. 

Dia menyinggung keberhasilan Indonesia melewati tekanan berat selama pandemi Covid-19 sebagai bukti bahwa negara ini memiliki fondasi yang kuat.

"Seperti yang kita ketahui pengalaman-pengalaman yang lalu menghadapi Covid-19 yang sangat berat negara kita bisa melalui dengan baik. Jadi memang insyaallah pondasi negara kita memang harus betul-betul diatur ke depan bagaimana strategi-strategi keuangan menghadapi ekonomi global yang semakin tidak menentu ini,” ungkapnya.

Adies menambahkan, selain Airlangga, sejumlah pemangku kepentingan juga turut dilibatkan dalam upaya diplomasi dagang ini, termasuk Kementerian Keuangan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan