Senin, 29 September 2025

Penulisan Ulang Sejarah RI

Momen Fadli Zon Dicecar Komisi X DPR Soal Polemik Penulisan Ulang Sejarah, Apa Jawabannya?

Menteri Kebudayaan Fadli Zon, memberi jawaban usai dicecar oleh Komisi X DPR RI mengenai polemik penulisan ulang sejarah Indonesia.

Penulis: Chaerul Umam
Tribunnews.com/Chaerul Umam
PENULISAN ULANG SEJARAH - Menteri Kebudayaan Fadli Zon, memberi jawaban usai dicecar oleh Komisi X DPR RI mengenai polemik penulisan ulang sejarah Indonesia. (Tribunnews.com/ Chaerul Umam) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kebudayaan Fadli Zon, memberi jawaban usai dicecar oleh Komisi X DPR RI mengenai polemik penulisan ulang sejarah Indonesia.

Dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI pada Rabu (2/7/2025), Fraksi PDIP mendesak Fadli menghentikan proyek penulisan ulang sejarah.

"Kami dari Fraksi PDI Perjuangan menyatakan meminta proyek penulisan sejarah ini stop saja, dihentikan," kata Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDIP Bonnie Triyana.

Menurut Bonnie, ada semacam state denial a human rights violations di balik proyek penulisan ulang sejarah.

“Paling tidak ada tiga kategori, pertama itu, literal denial, literal denial ini langsung mengingkari terjadinya sebuah pelanggaran HAM atau kejahatan negara terhadap rakyatnya, itu langsung diingkari,” ucap Bonnie.

Kedua, kata Bonnie, adanya interpretatif denial atau mengakui kejadiannya tapi kemudian memberikan penafsiran baru yang mereduksi dampak dan penderitaan itu sendiri.

Ketiga, lanjut Bonnie, adalah implicatory denial yaitu menerima terjadinya sebuah peristiwa pelanggaran tetapi tidak bertindak apa-apa atau negara tidak mau bertanggung jawab.

"Saya khawatir yang terjadi belakangan ini, yang beredar kemana-mana ini termasuk ke dalam interpretatif denial. Jadi pak menteri mengakui, tapi ada semacam tafsiran terhadap makna massal yang kemudian menggeser perdebatan kita hari ini menjadi perdebatan semantic, bukan kepada isi dari substansi persoalan itu sendiri,” katanya.

Sementara itu, Fraksi PKS melalui anggota Komisi X Habib Syarief Muhammad, secara tegas meminta agar proses penulisan sejarah nasional yang sedang berjalan ditunda. 

Menurut Habib Syarief, banyak fraksi telah memberikan catatan kritis terhadap proyek penulisan sejarah tersebut.

Sebab itu, demi menghindari polemik berkepanjangan, pihaknya meminta pemerintah mempertimbangkan penundaan prosesnya.

“Hampir sebagian fraksi memberikan catatan khusus tentang penulisan sejarah. Daripada kontroversial terus berkelanjutan, kami dari Fraksi PKB mohon penulisan sejarah ini untuk ditunda. Ya, jelas untuk ditunda,” ujar Habib Syarief.

Ia menilai proses yang berlangsung selama ini terkesan tertutup. Bahkan, informasi mengenai siapa saja yang tergabung dalam tim penulis sejarah disebut sulit diakses publik.

“Saya mencoba mencari siapa-siapa saja yang masuk dalam tim 100 katanya penulis sejarah, sampai hari ini kita nggak bisa mendapatkan,” ucapnya.

Merespons hal tersebut, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, Indonesia sudah puluhan tahun tidak memiliki sejarah yang ditulis secara runut. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan