Sabtu, 4 Oktober 2025

Kasus Dugaan Korupsi di Kemendikbud

KPK Pernah Diminta Periksa Nadiem Makarim hingga Anggota DPR Gebrak Meja 

Sebelum diperiksa Kejagung atas dugaan korupsi pengadaan laptop, KPK pernah diminta periksa Nadiem Makarim hingga anggota DPR gebrak meja.

|
YouTube Kompas TV
KASUS NADIEM MAKARIM - Anggota DPR Komisi X Anita Jacoba Gah (kiri) mengkritik Mendikbudristek Nadiem Makarim (kanan) di Raker DPR RI dengan Kemendikbudristek, Senin (26/9/2022). Sebelum diperiksa Kejagung atas dugaan korupsi pengadaan laptop, KPK pernah diminta periksa Nadiem Makarim hingga anggota DPR gebrak meja. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rekam jejak eks Mendikbudristek Nadiem Makarim menarik diulas.

Sebelum diperiksa Kejagung atas dugaan korupsi pengadaan laptop, KPK pernah diminta untuk memeriksa Nadiem Makarim.

Permintaan KPK memeriksa Nadiem Makarim ini datang dari anggota DPR, Anita Jacob Lay Gah.

Bahkan Anita Jacob Lay Gah emosi pada Nadiem Makarim, menunjuk-nunjuk Nadiem hingga gebrak meja.

Peristiwa ini terjadi saat rapat kerja di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (5/6/2024) silam.

 

Anita Jacoba Gah Gebrak Meja

Nadiem Makarim kena semprot Anggota Komisi X DPR saat kerja di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Adalah Anita Jacoba Gah yang melontarkan kritik keras kepada Nadiem Makarim bahkan sampai menunjuk-nunjuk dan gebrak meja.

Saat itu, Anita mengatakan bahwa masukan yang kerap disampaikan DPR tak pernah didengar.

"Kita semua mengetahui bahwa ada kekurangan anggaran ya Rp 15 triliun tetapi kalau menurut saya mari kita koreksi diri. Kenapa ini terjadi, jujur sama diri kita sendiri. Itu banyak anggaran yang sudah diberikan begitu banyak tahun 2024 apakah sudah dipergunakan dengan baik atau tidak," kata Anita dalam rapat bersama Komisi X DPR kemarin.

 

Siapa Anita Jacoba Gah?

Anita Jacoba Gah politikus Partai Demokrat. Dikutip dari Wikipedia, ia lahir pada 9 Maret 1974.

Anita Jacoba Gah menjabat sebagai anggota DPR RI sejak periode 2004-2009, 2009-2014 dan 2019-2024.

Pada periode 2014-2019 ia merupakan anggota PAW menggantikan Jefirstson Richset Riwu Kore yang maju sebagai calon wali kota Kupang.

Wanita yang duduk di Komisi X itu mewakili daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur II, yang meliputi Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, Kabupaten Kupang, Kabupaten Rote Ndao, dan Kota Kupang.

Anita mengawali pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Bonipoi pada tahun 1981-1988. Pada tahun 1988-1991 ia menjalani pendidikan di SMP 1 Kupang.

Selepas SMP ia melanjutkan sekolah di SMA Negeri 46 Jakarta pada tahun 1991-1994. Lalu melanjutkan D3 di Sekola Tinggi Teologi Jakara. Pada 2005-2008, ia menempuh pendidikan S1 Ekonomi di STIE Nasional Indonesia.

Anita Jacoba Gah juga aktif dalam organisasi. Ia diketahui pernah menjadi Ketua Gerakan Pemuda GPIB EFFatha, Ketua Pengurus Karang Taruna di Kelurahan Pasir Gunung Selatan.

Anita Jacoba juga pernah menjadi sekretais Pengurus Ikatan Guru-guru Seni Suara Indonesia dan Pengurus di Pemuda GMIT di Kota Kupang.

 

Minta KPK Periksa Nadiem Makarim

Anita meminta KPK turun tangan memeriksa Kemendikbud. Dia menduga ada tindak pidana korupsi di lembaga tersebut.

Dia menyinggung soal dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang menurutnya juga bermasalah.

"Saya minta Ibu/Bapak pimpinan kita memberikan rekomendasi kepada KPK periksa, apa yang ada di Kemendikbud, karena ini banyak persoalan, PIP, KIP, Dana Bos, banyak, hancur ini," kata Anita.

Baca juga: Mengingat Lagi Kritikan Jusuf Kalla ke Nadiem Makarim, Pendiri Gojek Dicekal ke Luar Negeri

Dia meminta anggaran 2021-2023 diperiksa. Dia juga mengusulkan agar tidak ada penambahan anggaran di Kemendikbud.

"Tolong Ibu saya minta, Pak Pimpinan, kita berikan rekomendasi kepada KPK, periksa. Dari 2021, 2022, 2023. Nggak usah tambah anggaran kalau banyak korupsi uang negara habis bukan untuk rakyat. Saya marah Pak menteri, untuk kesekian kalinya, karena memang ini kenyataannya di lapangan," ujar Anita.

Anita juga menyinggung masih ada guru PPPK yang belum mendapat SK meski sudah lulus.

Dia juga menyampaikan hasil pengawasannya di lapangan masih ada bangunan-bangunan sekolah yang terbengkalai.

Anita menyebut, jangan sampai ketika anggaran Kemendikbud ditambah tetapi tidak digunakan dengan baik.

"Pak Menteri berulang kali saya katakan bahwa masih banyak persoalan terhadap realisasi anggaran dan penyerapan anggaran APBN itu ke daerah," imbuhnya.

"Sampai sekarang guru PPPK yang sudah lolos sampai sekarang belum dikasih SK. Provinsi NTT belum, mereka belum terima SK. Kedua, guru-guru daerah terpencil masih banyak yang belum terima juga tunjangannya. Ketiga, banyak bangunan sekolah yang masih terbengkalai padahal dari 2021 anggarannya," kata Anita.

"Di Kabupaten Kupang ada 17 sekolah bangunan yang dari 2021 sampai sekarang tidak terselesaikan. Mau lagi? Kita lihat lagi, dana-dana PIP," ujarnya.

Baca juga: Nadiem Makarim Pernah Cuekin Surat Gibran hingga Dikritik JK Jarang Ngantor

Nada bicara Anita mulai meninggi saat membahas permasalahan lainnya.

Bahkan Anita tampak menunjuk-nunjuk ke arah Nadiem dan Pejabat Kemendikbud lainnya.

"Kami pemangku kepentingan mau diatur sama Kemendikbud untuk melakukan verifikasi oleh dinas, loh Anda sebagai Kementerian mau nggak dilakukan verifikasi oleh dinas, jangan suruh dinas, apa yang kita usulkan harus dilakukan harus dilakukan verifikasi oleh dinas, kita ini lembaga tinggi negara, wakil rakyat, kita yang menentukan anggaran di Indonesia ini," ucapnya.

"Jadi kalau mau verifikasi, harusnya kementerian lakukan verifikasi terhadap dinas, dinas lakukan verifikasi terhadap sekolah, hasil verifikasi itu baru diberikan kepada kami. Gitu, jangan dibolak-balik," ucapnya.

 

Nadiem Makarim Disemprot Anggota DPR Komisi X, Dikritik soal 400 Tim Bayangan hingga Tunjangan Guru

Nadiem Makarim pernah juga mendapat teguran dari anggota DPR Komisi X Anita Jacoba Gah, dalam Raker DPR RI dengan Mendikbudristek RI, Senin (26/9/2022).

Anita mengkritik Nadiem Makarim yang mendapat tepuk tangan di hadapan PBB.

Namun, Anita tak merasa bangga dengan hal itu karena kenyataannya di Indonesia masih banyak guru yang belum sejahtera dan belum digaji.

"Sampai hari ini, Pak, masih banyak guru-guru yang menangis. Kapan kami terima gaji? Kami makan apa ini?" kata Anita.

"Itu yang harus Anda dengar kalau ingin ditepuk tangani oleh seluruh rakyat Indonesia," tegasnya.

 

400 Tim Bayangan Kemendikbudristek

Seperti dikutip Tribunnews dari YouTube Kompas TV, Anita juga mencecar Nadiem soal dirinya yang mengungkap adanya 400 tim bayangan di Kemendikbudristek di hadapan PBB.

"Kemudian, kami dengar di PBB, Anda dengan bangganya mengatakan ada 400 tim bayangan. Pertanyaan saya, tim bayangan yang Anda katakan dengan bangganya di sana itu, apa dampak positifnya untuk Indonesia?" tanya Anita.

"Terus 400 tim bayangan itu apa kebanggaannya? Apa yang mereka lakukan sampai kita itu harus bangga dengan Anda, Pak Menteri?" lanjutnya.

JALANI PEMERIKSAAN - Mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim usai mejalani pemeriksaan di  Gedung Jampidsus Kejaksaan Agung (Kejagung), Jakarta Selatan, Senin (23/6/2025). Nadiem Makarim diperiksa terkait kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook senilai Rp 9,9 triliun. Usai menjalani pemeriksaan kurang lebih selama 12 jam Nadiem mengatakan bahwa kedatangannya untuk diperiksa sebagai saksi adalah untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai warga negara Indonesia yang patuh pada proses hukum. Tribunnews/Jeprima
JALANI PEMERIKSAAN - Mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim usai mejalani pemeriksaan di Gedung Jampidsus Kejaksaan Agung (Kejagung), Jakarta Selatan, Senin (23/6/2025). Nadiem Makarim diperiksa terkait kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook senilai Rp 9,9 triliun. Usai menjalani pemeriksaan kurang lebih selama 12 jam Nadiem mengatakan bahwa kedatangannya untuk diperiksa sebagai saksi adalah untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai warga negara Indonesia yang patuh pada proses hukum. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

 

Anggaran APBN

Selain menyoroti soal nasib para guru dan 400 tim bayangan, Anita juga mempertanyakan tentang laporan penggunaan Anggaran APBN 2021-2022.

Di kesempatan itu, DPR juga meminta laporan data realisasi APBN Kemendikbudristek.

"Tolong data realisasi APBN yang kita pernah minta itu diberikan. Semua program kerja, termasuk dana transfer ke daerah, itu tidak perlu ditutup juga kepada kami anggota dewan. Karena setelah kami setujui dana itu ditransfer, supaya kami bisa mengetahui Pemerintah daerah kami itu menggunakan APBN dengan bertanggung jawab atau tidak," kata Anita.

"Tunjangan khusus daerah terpencil itu pak, masih banyak yang belum dapet 3-6 bulan," tambahnya.

Anita mempertanyakan anggaran APBN yang mencapai triliunan rupiah itu tidak pernah sampai pada para guru di daerah terpencil.

Setelah membandingkan kebanggaan Nadiem Makarim di hadapan PBB dengan kenyataan di lapangan, Anita mengatakan sakit hati dengan adanya 400 tim bayangan Kemendikbudristek, yang dinilai tak memberi perubahan yang lebih baik.

"Kalau 400 tim bayangan itu hanya mengacaukan anggaran APBN, untuk apa Anda bangga dengan itu, Pak Menteri?" tanyanya pada Nadiem yang hanya diam menunduk.

 

Tunjangan Profesi Guru, PIP, KIP

Setelah itu, Anita meminta Nadiem untuk memperhatikan tunjangan profesi guru, PIP, dan KIP (Kartu Indonesia Pintar).

Anita menanyakan apakah Nadiem mengetahui berapa jumlah mahasiswa miskin yang sudah dan belum mendapat KIP.

"Kenyataannya masih banyak masyarakat miskin anaknya tidak bisa dapat PIP. Banyak mahasiwa miskin yang saat ini menangis tidak dapat KIP kuliah," kata Anita.

"Lha, terus program ini untuk siapa?"

"Seharusnya, semakin bertambahnya tahun dan program yang diberikan, harusnya semakin banyak dong anak miskin yang jadi sarjana, ini masih banyak kok yang tidak bisa jadi sarjana karena tidak merasakan KIP kuliah ini dengan segala macam aturan," katanya, sebelum menutup kritikannya terhadap Mendikbudristek Nadiem.

 

Jawaban Nadiem Makarim soal 400 Tim Bayangan

Mendikbudristek Nadiem Makarim memberi jawaban dari pertanyaan tentang tugas 400 tim bayangan di Kemendikbudristek.

"Mungkin saya ada sedikit kesalahan dalam menggunakan frasa 'Shadow organization'. Organisasi ini adalah mirroring terhadap Kementrian kami, yang artinya setiap Direktur Jendral dapat menggunakan mirroring tim untuk mendorong kebijakan Kementrian melalui platform teknologi," kata Nadiem, dikutip dari YouTube Tribunnews.

Baca juga: Imigrasi Pastikan Nadiem Makarim Tidak Melarikan Diri ke Luar Negeri, Masih Ada di Indonesia

Menurutnya, 400 orang tersebut bertugas sebagai product manager, software engineer, dan data scientist.

Ia mengatakan, tim ini adalah vendor yang bekerja dan berada di bawah kontrak langsung BUMN.

“Jadi, inovasinya itu bukan meluncurkan produk, tapi cara kerja birokrasi kami. Bahwa, di Kemendikbud kami memperlakukan mereka tidak seperti vendor. Walaupun secara kontekstual, mereka adalah vendor yang bekerja dari rumah, dan memiliki kontrak langsung di bawah PT Telkom Indonesia,” kata Nadiem.

Menurut Nadiem jika semua Kementerian memiliki tim teknologi yang bisa jadi mitra, maka bisa meluncurkan aplikasi gratis.

 

(tribun network/thf/Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil Anggota DPR Anita Jacoba yang Gebrak Meja Hingga Minta KPK Periksa Mendikbud Nadiem

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Nadiem Makarim Dimarahi Anggota DPR Komisi X, Dikritik soal 400 Tim Bayangan hingga Tunjangan Guru

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved