Proses Evakuasi Jenazah Pendaki Brasil di Rinjani Diselimuti Kabut Tebal, Jarak Pandang Terbatas
Meski ada beberapa kendala, tim penyelamat masih terus melakukan proses evakuasi terhadap jenazah Juliana, yang saat ini sudah memasuki hari kelima.
TRIBUNNEWS.COM - Proses evakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), sampai saat ini, Rabu (25/6/2025), masih terkendala cuaca.
Diwartakan TribunLombok.com, kabut tebal tampak menyelimuti kawasan puncak Gunung Rinjani.
Selain itu, jarak pandang tim penyelamat juga terbatas.
Meski demikian, tim penyelamat hingga kini masih terus melakukan proses evakuasi yang sudah memasuki hari kelima ini.
Dalam potongan video yang dibagikan Unit SAR Lombok Timur, terlihat puluhan rescuer berusaha menarik jenazah perempuan itu dari jurang sedalam 600 meter.
"Pelan-pelan, tarik, maju," ucap para rescuer yang berasal dari berbagai instansi tersebut, Rabu.
Adapun, Juliana ditemukan pada kedalaman 600 meter, lebih dalam dari titik awal dilaporkannya yakni 150-200 meter.
Para rescuer kemudian langsung melakukan pemeriksaan, hasilnya Juliana dipastikan sudah tak bernyawa lagi.
Evakuasi terhadap jenazah Juliana sudah dilakukan sejak pagi tadi dengan menggunakan metode menarik jenazah dari bawah ke atas punggungan Gunung Rinjani.
Selanjutnya, jenazah akan dibawa menuju ke resort Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), untuk diterbangkan menggunakan helikopter menuju ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram.
Sebelumnya, dari pihak Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) juga mengungkapkan ada beberapa kendala dalam proses evakuasi, karena jarak antara titik tebing dan tempat ditemukannya korban lumayan jauh.
Baca juga: Kronologi Juliana Pendaki Brasil Jatuh di Gunung Rinjani, Jasadnya Ditemukan Dalam Jurang 600 Meter
"Untuk proses evakuasinya, dari laporan temen-temen yang sekarang di atas sedikit ada kendala, karena memang kan titik tebing dan korban ini lumayan jauh dan harus estafet untuk rolling korban dari titik ditemukan ke titik aman," ungkap Sekretaris APGI, Imam Firmansyah, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu.
Imam menjelaskan, proses evakuasi itu sudah berjalan sejak Selasa (24/6/2025) malam, tapi berhenti karena ada beberapa terkendala dan baru dilanjutkan pada hari ini, Rabu.
"Memang prosesnya mulai dievakuasi itu dari semalam, tapi karena jarak pandang dan beberapa kendala di lapangan, akhirnya malam itu disetopkan evakuasi, jadi mulai evakuasi lagi tadi pagi dan sempat beberapa kali terkendala dengan perubahan cuaca," ujarnya.
Imam juga menjelaskan, tim penyelamat yang ada di atas sudah lumayan banyak, mulai dari gabungan TNI-Polri, Basarnas, bahkan hingga beberapa relawan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.