Apa yang Terjadi di Pulau Enggano? 4 Bulan Warganya Terisolasi, Prabowo Teken Inpres Pembangunan
Presiden Prabowo Subianto meneken Inpres pembangunan untuk Pulau Enggano setelah selama empat bulan warganya terisolasi dari dunia luar.
TRIBUNNEWS.com - Kondisi lebih dari 4.000 warga Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, menjadi sorotan sebab selama empat bulan terisolasi dari dunia luar.
Kondisi tersebut membuat Presiden Prabowo Subianto meneken Instruksi Presiden (Inpres) mengenai pembangunan di Pulau Enggano, Selasa (24/6/2024).
"Saya berharap rakyat Enggano tetap semangat. Kita akan terus bantu dan mendorong pembangunan di Enggano.
"Sekarang ini saya tanda tangan Inpres untuk mempercepat pelancaran pembangunan di Enggano," kata Prabowo, Selasa, dilansir Kompas.com.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi di Pulau Enggano?
Warga Terisolasi
Dalam pemberitaan TribunBengkulu.com pada 14 April 2024, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Utara menyalurkan bantuan bahan pokok berupa 16 ton beras untuk warga Pulau Enggano setelah sejak 26 Maret 2025, terisolasi.
Baca juga: DPR dan Pemerintah Gelar Rapat Koordinasi Bahas Krisis Transportasi di Pulau Enggano
Bantuan itu diberikan sebab warga Pulau Enggano terisolasi karena tidak ada kapal angkutan yang menjadi transportasi utama.
Plt Asisten I Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkulu Utara, Bari Oktari, mengungkapkan bantuan itu disalurkan menggunakan kapal nelayan.
"Hari ini kita salurkan bahan pokok yang terdiri dari 16 ton beras kepada seluruh masyarakat Enggano," ungkap Bari, Senin (14/4/2025).
"Kita kirimkan melalui kapan nelayan, dengan pola subsidi transportasi, insyaallah berangkat sekitar pukul 19.00 WIB," imbuh dia.
Ketiadaan kapal angkutan yang menjadi transportasi utama, membuat warga Pulau Enggano yang berprofesi sebagai petani, tidak bisa menjual hasil bumi mereka ke luar pulau.
Sekalipun ada kapal alternatif yang datang, maka harga jual akan anjlok jauh lebih murah dibanding biasanya.
"Berdampak sekali, terutama bagi petani, nelayan, dan buruh yang ingin menjual hasil bumi. Jadi kondisi ekonominya terhenti total," ujar Camat Enggano, Susanto, Selasa (29/4/2025), masih dari TribunBengkulu.com.
Seperti yang dialami oleh petani pisang, Iwan. Iwan mengaku ia bersama petani pisang lainnya harus merelakan hasil bumi mereka membusuk di ladang sebab tak ada kapal angkutan untuk menjual hasil kerja mereka ke luar Pulau Enggano.
Kondisi itu menyebabkan Iwan terhambat mengirim uang sekolah untuk anaknya di Kota Bengkulu.
"Saya biasa kirim yang Rp300 ribu untuk dua minggu. Kini sudah tidak bisa. Anak saya mengeluh, saya cuma bilang sabar, pisang belum laku," kisah Iwan, Minggu (22/6/2025).
Lebih lanjut, Iwan menyebut sempat ada kapal dari tauke pisang Kota Bengkulu.
Namun, harga jual yang ditawarkan jauh dari normal, yakni Rp20 ribu per tandan.
Padahal, Iwan mengungkapkan, harga jual pisang biasanya mencapai Rp55 ribu.
Tidak hanya pada sektor pertanian, kehidupan sehari-hari warga Pulau Enggano juga terganggu buntut mereka terisolasi.
Mereka menghemat pembelian token listrik hingga penggunaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebab tidak ada penghasilan masuk.
"Token, PDAM, kan tidak bisa diutang. Jadi saya isi setengah saja, yang penting lampu hidup," ujar Susi, ibu rumah tangga di Desa Malakoni.
Petani di Enggano Rugi hingga Rp 2 Miliar Tiap Bulannya
Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bengkulu, Fahmi Arisandi, membeberkan kerugian ekonomi yang dialami warga Pulau Enggano buntut krisis transportasi sejak 26 Maret 2025.
"Kami melakukan perhitungan bersama masyarakat adat dan kepala suku. Akibat pendangkalan pelabuhan, hasil bumi tidak bisa diangkut. Kerugian sekitar Rp 2 miliar setiap bulan," jelas Fahmi saat dihubungi, Sabtu (21/6/2025).
Kerugian itu dialami petani dan nelayan yang meliputi sebagai berikut:
- Pisang: 320 ribu tandan dengan total berat 672 ton, tidak terjual. Harga Rp40 ribu per tandan. Kerugian Rp1,15 miliar per bulan.
- Jantung pisang: Sebanyak 560 karung dengan harga jual Rp60 ribu per karung, kerugian Rp33,5 juta.
- Daun pisang: Sebanyak 160 karung dengan harga jual Rp50 ribu per karung, kerugian Rp8 juta.
- Ikan laut sebanyak 32 ton umumnya kualitas ekspor, kerugian Rp640 juta.
- Melinjo sebanyak 400 kilogram, kerugian Rp20 juta.
- Kelapa sebanyak 32 ton, kerugian Rp72 juta.
- Kakao sebanyak 500 kilogram, kerugian Rp40 juta.
- Pinang sebanyak 3,2 ton, kerugian Rp25 juta.
Kesulitan Akses Layanan Medis
Krisis transportasi di Pulau Enggano juga membuat warga kesulitan mengakses layanan medis lantaran pesawat selalu penuh dan kapal laut harus berlabuh jauh dari pantai.
Untuk pergi berobat menggunakan pesawat, warga harus antre dan melakukan pemesanan tiket minimal satu bulan sebelum keberangkatan.
Sebab, rute ke dan dari Pulau Enggano hanya dilayani maskapai Susi Air dengan kapasitas 12 kursi dan jadwal pemberangkatan dua kali seminggu.
"Bahkan kursi untuk tiga bulan ke depan sudah banyak dipesan. Ada warga yang sampai memohon menukar tiket karena orang tuanya kritis di rumah sakit," kisah warga Kota Bengkulu yang baru kembali dari Pulau Enggano, Harry Siswoyo, Jumat (20/6/2025).
Diketahui, pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu, menjadi penyebab warga Pulau Enggano terisolasi.
Supervisi Pelabuhan dan Penyebarangan Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Bengkulu, Radmiadi, menjelaska pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai, membuat kapal-kapal kesulitan bersandar.
Risiko keselamatan juga terdampak fenomena tersebut, utamanya jika berlayar di malam hari.
"Dampak pendangkalan di alur masuk pelabuhan Pulau Baai sangat signifikan. Terlebih lagi kapal-kapal yang berlayar mengalami kesulitan dalam sandar dan risiko keselamatan yang lebih besar, terutama saat berlayar di malam hari," jelas dia.
Permasalahan pendangkalan ini merupakan fenomena rutin yang terjadi sehingga menyebabkan Pulau Enggano kerap terisolasi.
PT Pelindo diketahui sempat melakukan pengerukan, namun belum mengatasi krisis transportasi yang dihadapi warga Pulau Enggano.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul 16 Ton Beras Disalurkan Untuk Masyarakat Pulau Enggano
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Chaerul Umam, TribunBengkulu.com/Bima Kurniawan, Kompas.com/Adhyasta Dirgantara/Firmansyah)
Sumber: TribunSolo.com
Kondisi Terkini 2 Balita di Bengkulu Alami Cacingan hingga Dilarikan ke Rumah Sakit, Ini Kata Dokter |
![]() |
---|
Sidang Umum PBB 23 September di New York: Indonesia akan Bawa Isu Palestina |
![]() |
---|
Sosok Agus dan Dofiri, 2 Eks Wakapolri yang Diberi Pangkat Jenderal Kehormatan oleh Prabowo |
![]() |
---|
Jabatan Menteri BUMN Kosong, Nama Rosan Roeslani Muncul, Pengamat Nilai Posisi Prabowo Dilematis |
![]() |
---|
Pengamat Klaim Qodari & Angga Raka Akan Disorot Publik usai Punya Jabatan Baru dari Prabowo, Kenapa? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.