Minggu, 5 Oktober 2025

HUT DKI Jakarta

HUT Jakarta 22 Juni, Inilah Deretan Nama Jakarta dari Masa ke Masa, Mulai Sunda Kelapa

Sepanjang sejarahnya, Jakarta pernah mengalami perubahan nama berulang kali, dari Sunda Kelapa, menjadi Jayakarta, Batavia, hingga saat ini.

Warta Kota/Yulianto
HUT JAKARTA - Masyarakat berwisata di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (28/1/2025). Artikel mengulas tentangJakarta pernah mengalami perubahan nama berulang kali, dari Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia, hingga saat ini. 

Kedua, ibu kota dari Kerajaan Salakanagara berkedudukan di ‘Ciondet’, yang kini diperkirakan merupakan wilayah di Jakarta Timur.

Ciondet alias Condet berada tidak jauh dari bandar niaga besar bernama Sunda Kelapa, berjarak sekitar 30 kilometer ke arah utara.

2. Jayakarta

Kembali pada soal penamaan orang di masa lalu atas areal yang kini menjadi kawasan Jakarta.

Ketika orang Portugis pertama kali mengunjungi Kerajaan Galuh-Pakuan tahun 1511, berdasarkan laporan yang disimpan di Torre de Tombo Lisabon kota itu disebut nama ‘Kalapa’ (Adolf Heuken, 2001).

Tetapi, sejak pelabuhan Sunda Kelapa dikuasai oleh Fatahillah di tahun 1527, namanya diubah menjadi ‘Jayakarta’. 

Orang Barat yang singgah menyebut kota ini dengan nama ‘Jacatra’. Sampai 1619 orang Belanda masih menyebut dengan nama itu.

3. Batavia 

Perubahan nama menjadi Batavia ini, terjadi sejak Jan Pieterszoon Coen membawa 1.000 pasukan menyerang Kerajaan Banten dan menghancurkan Jayakarta pada 1619, kota ini dikuasai Belanda. 

Melalui kesepakatan De Heeren Zeventien (Dewan 17) dari VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie), maka pada 4 Maret 1621 namanya menjadi ‘Batavia’.

Batavia berasal dari nama etnis Jermanik yang bermukim di tepi Sungai Rhein, dan dianggap sebagai nenek moyang bangsa Belanda dan Jerman, ‘Bataf’. 

Bangsa Belanda sangat mengagungkan nenek moyangnya, sehingga mereka merasa perlu mengabadikan nama Batavia di negeri jajahannya, termasuk di Indonesia.

Baca juga: HUT Ke-498 Jakarta, Ketua Fraksi PKB DPRD DKI Beri Catatan Ini soal Permasalahan Warga

Lalu, pada 1869, dibangunlah monumen JP Coen. Hal tersebut, dilakukan dalam kerangka memperingati 250 tahun usia Batavia.

Monumen tersebut, berlokasi di halaman Kementerian Keuangan saat ini, Lapangan Banteng di Jakarta Pusat.

Patung Coen menjadi simbol dimulainya penjajahan Belanda yang pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) dihancurkan.

Batavia juga merupakan nama sebuah kapal layar buatan Belanda (VOC) pada 29 Oktober 1628.

Perkembangannya, penduduk etnis asli setempat disebut dengan nama ‘Betawi’. 

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved