Polri Koordinasi dengan FBI Usut Ancaman Bom Saudi Airlines yang Angkut Jemaah Haji
Ancaman bom maskapai Saudi Airlines yang mengangkut jemaah haji Indonesia masih terus diusut.
Penulis:
Reynas Abdila
Editor:
Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuturkan ancaman bom maskapai Saudi Airlines yang mengangkut jemaah haji Indonesia masih terus diusut.
Menurutnya, setelah pesawat Saudi Airlines mendarat darurat di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, pihaknya langsung melakukan skrining.
"Sampai selesai skrining tidak ditemukan benda-benda yang dicurigai, yang mengarah ke terjadinya ataupun adanya benda yang menyerupai bom," ucap Kapolri di Lapangan Bhayangkara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (21/6/2025).
Setelah itu, Polri secara intensif melakukan pendalaman lebih lanjut.
Baca juga: Cerita Jemaah Asal Depok Pulang Lewat Medan Usai Insiden Ancaman Bom Saudia Airlines
Termasuk menelaah email yang dikirimkan berupa ancaman bom tersebut.
"Saat ini kita sedang berkoordinasi dengan FBI (The Federal Bureau of Investigation) untuk meneliti email yang ada," tambah Jenderal Sigit.
Kapolri menyebut email yang dikirim tidak sesuai dengan nama pemilik email.
Untuk informasi, pesawat Saudi Airlines SI-576 penerbangan Jeddah - Jakarta mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut) Selasa (17/6/2025).
Pendaratan terpaksa dilakukan karena pilot menerima ancaman bom.
PGS Corporate Secretary Group Head InJourney Airports, Anak Agung Ngurah, mengatakan peristiwa bermula saat pesawat Saudia Airlines SV-5726 berangkat dari Jeddah, Arab Saudi, dengan tujuan Bandara Soekarno-Hatta Tangerang.
Lalu, saat berada di udara, pilot menerima ancaman yang diduga membahayakan penumpang pesawat.
Namun, Anak Agung tidak mendetailkan ancaman yang dimaksud.
Selanjutnya, pilot memutuskan mengalihkan pendaratan ke bandara terdekat.
"Bandara terdekat saat Saudia SV-5726 melintas adalah Bandara Kualanamu. Pesawat tersebut kemudian melakukan pendaratan di Bandara Kualanamu sekitar pukul 10.44 WIB untuk menjalankan prosedur keamanan dan keselamatan," ungkap Anak Agung.
Menyikapi hal ini di saat bersamaan, Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kualanamu mengaktifkan Emergency Operation Center (EOC) yang terdiri dari unsur Komite Keamanan Bandar Udara (Airport Security Committee) untuk memastikan prosedur Airport Contingency Plan berjalan baik dan sesuai ketentuan.
"Fokus utama setiap saat adalah memastikan keselamatan dan keamanan seluruh penumpang dan juga pengguna jasa bandara," ujar Anak Agung.
Update Pengejaran Riza Chalid, Polri Telah Kirim Permintaan Red Notice Kejagung ke Markas Interpol |
![]() |
---|
MK Tak Terima Gugatan Soal Syarat Polisi Harus S1, Pemohon Dinilai Tak Punya Legal Standing |
![]() |
---|
Kapolri Terbuka Terhadap Rekomendasi Tim Reformasi Polri, Termasuk Pemberhentian Jabatan |
![]() |
---|
DPR Soroti Minimnya Koordinasi LPSK dan Aparat Hukum, Usul Adanya Liaison Officer Permanen |
![]() |
---|
Ternyata Djamari Chaniago & Dofiri Juga Diganjar Pangkat Jenderal Kehormatan oleh Prabowo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.