Sabtu, 4 Oktober 2025

Belum Ada Tersangka dalam Kasus Balita yang Diamputasi Diduga Korban Malapraktik, Ini Kata Polisi

Kanit Tipidter Reskrim Polres Bima, Ipda Binawan menjelaskan bahwa penetapan tersangka itu harus melalui penyidikan terlebih dahulu.

Penulis: Rifqah
Instagram @whanadhika17
TANGAN AMPUTASI - Arumi balita di Bima dengan tangan kanan diamputasi imbas dugaan malpraktik petugas medis. Sang ibu, Marliana tengah memperjuangkan keadilan dan meminta hukum atas kasus ini ditegakkan. Kanit Tipidter Reskrim Polres Bima, Ipda Binawan menjelaskan bahwa penetapan tersangka itu harus melalui penyidikan terlebih dahulu. 

Bayi perempuan berusia 16 bulan yang akrab disapa Kibo itu diduga menjadi korban malapraktik tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Bolo, akibat pemasangan infus yang tidak sesuai prosedur pada 10 April 2025 lalu.

Karena hal itu, tangan Kibo mengalami infeksi parah hingga menjalar ke seluruh lengan. 

Dengan kondisi Kibo tersebut, tim dokter terpaksa mengambil tindakan amputasi pada 12 Mei 2025.

"Anak saya diamputasi tanggal 12 Mei 2025 lalu. Serasa enggak percaya. Hancur rasanya hati saya melihat putri satu-satunya harus menanggung cacat lantaran ulah orang yang tidak bertanggung jawab," ucap ibu Kibo, Marlina, saat ditemui di Mataram, Rabu (4/6/2025), dikutip dari TribunLombok.com.

Marlina menjelaskan, saat Kibo mengalami infeksi itu, dia mengaku sudah menyampaikan keluhan mengenai pembengkakan di tangan anaknya, tetapi tanggapannya dianggap tidak memadai.

Bahkan, kata Marlina, Kibo juga harus menjalani enam kali operasi dalam kurun waktu satu bulan. Selain luka fisik, trauma mental juga dirasakan sang anak.

Selain itu, proses perawatan juga dinilai penuh hambatan, seperti saat Marlina meminta agar Kibo dirujuk ke rumah sakit lebih besar.

Dia mengatakan permintaannya tersebut sempat ditolak oleh petugas Puskesmas.

"Saya meminta rujukan ke RSUD Bima tapi ditolak. Saya hanya diberi salep dan suntikan. Baru pada tanggal 15 April sore saya dapat rujukan, itupun setelah saya menangis sambil gendong anak saya di IGD RSUD Sondosia," jelasnya.

Namun, setibanya di RSUD Bima, kata Marlina, kondisi Kibo kembali disepelekan. 

Pemeriksaan fisik oleh dokter jaga dinilai tidak maksimal dan respons tenaga kesehatan terhadap kekhawatirannya dianggap meremehkan.

"Waktu saya bilang takut anak saya diamputasi, saya malah dijawab kurang baik," tuturnya.

Kemudian, pada 16 April pukul 11.00 WITA, dokter spesialis akhirnya melakukan pemeriksaan menyeluruh dan menyatakan bahwa infeksi sudah menyebar luas. 

Saat itu juga, Kibo langsung menjalani operasi darurat, tetapi kerusakan pada jari-jari tangan tidak bisa diperbaiki.

"Padahal malam itu anak saya kesakitan, demam tinggi, dan mual, tetapi tidak ada tindakan berarti," jelasnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved