Jumat, 3 Oktober 2025

Tambang Nikel di Raja Ampat

Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat, Dianggap Tak Beri Manfaat Warga Lokal, Didesak Disetop Permanen

Sejumlah pihak kini turut memberikan tanggapannya terkait polemik tambang nikel di Raja Ampat, pemerintah diminta tegas.

Penulis: Nuryanti
Editor: Febri Prasetyo
Kolase Tribunnews/Greenpeace
EKOLOGI RUSAK - Kerusakan ekologis terlihat nyata akibat aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Sejumlah pihak turut memberi tanggapannya terkait polemik tambang nikel di Raja Ampat, pemerintah diminta tegas. 

Meski begitu, Mukhtarudin mengapresiasi ketegasan dan sinergi antara Kementerian ESDM dan KLH dalam merespons persoalan tambang nikel di Raja Ampat, yakni PT GAG Nikel.

“Langkah Menteri Bahlil (Menteri ESDM) ini adalah bentuk keberanian negara dalam melindungi lingkungan dan masyarakat adat."

"Dan saat KLH juga memberikan sanksi tegas kepada empat perusahaan tambang, kita melihat sinyal kuat, tidak ada toleransi bagi pelanggaran di sektor tambang,” ujar Mukhtarudin, Sabtu.

DPR Desak Penghentian Permanen

Anggota Komisi VII DPR RI, Bane Raja Manalu, mendesak pemerintah menghentikan secara permanen kegiatan pertambangan nikel di Raja Ampat.

Bane menegaskan wilayah tersebut merupakan satu dari 12 kawasan geopark di Indonesia yang wajib dijaga kelestariannya.

"Pertambangan apa pun harus dihentikan di Raja Ampat," kata Bane kepada Tribunnews.com, Jumat (6/6/2025).

Ia juga menekankan bahwa penghentian sementara tidak cukup.

Bane pun mendesak pemerintah untuk mengambil langkah yang bersifat final.

"Penghentian permanen wajib dilakukan, bukan penghentian sementara apalagi penghentian pura-pura," ujar Bane.

Baca juga: Bahlil Dijuluki Pahlawan Kesiangan Raja Ampat, Aliansi Pemuda: Copot Dia sebelum Alam Papua Musnah

EKOLOGI RUSAK - Kerusakan ekologis terlihat nyata akibat aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya.
EKOLOGI RUSAK - Kerusakan ekologis terlihat nyata akibat aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. (Kolase Tribunnews/Greenpeace Indonesia)

Respons Greenpeace 

Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Rio Rompas, mengatakan terdapat aktivitas pertambangan nikel di tiga pulau di Raja Ampat.

"Kami memang sudah lama melakukan investigasi, pengumpulan data, dokumentasi dan terakhir kami melakukan aksi di Critical Mineral Conference."

"Karena di situ berkumpul para pengambil kebijakan termasuk para perusahaan-perusahaan," jelas Rio, Sabtu.

Menurut Rio, pihaknya punya data-data yang kuat dan temuan-temuan di lapangan.

"Temuan kami di lapangan memang ada tiga pulau kecil yang sedang dikeruk di Pulau Manuran, Pulau Kawe, sama Pulau Gag," tegasnya.

Dikatakan Rio, ada satu perusahaan yang di Manyaifun dan Batang Pele dekat dengan Piaynemo juga mulai melakukan aktivitas eksplorasi.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved