Minggu, 5 Oktober 2025

Menhan dan Dubes RI Untuk RRT Bahas Rencana Pelatihan Pilot TNI AU Terkait Pesawat Tempur J-10 

Pertemuan tersebut dilakukan untuk membahas sejumlah isu strategis, seperti percepatan swasembada pangan, modernisasi alutsista TNI

Penulis: Gita Irawan
Editor: Eko Sutriyanto
Taufik/Tribunnews
PILOT TNI AU - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat menyambut kedatangan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (27/5/2025) malam. Sjamsoeddin menerima kunjungan Duta Besar RI untuk RRT, HE Djauhari Oratmangun, pada Rabu (28/5/2025) lalu yang membahas rencana pengiriman pilot TNI AU ke Tiongkok untuk pelatihan pesawat tempur J-10 buatan Tiongkok 

Akan tetapi, lanjut Tonny, penentuan pembelian alutsista perlu memerlukan proses yang matang dan waktu yang panjang.

Proses tersebut, kata dia, turut melibatkan Dewan Penentu Alutsista atau Wantuwada.

"Jadi untuk penentuan alutsista juga tidak hanya, 'ya saya beli ini'. Ada Dewan Penentu Alutsista atau Wantuwada, itu melalui rapat, pertimbangan ini itu, dan kita bicarakan tidak dalam waktu singkat. Jadi prosesnya tetap ada. Kita juga negara non aligned, tidak berpihak ke salah satu blok. Dari mana saja kita bersahabat baik," ungkapnya.

Tonny juga menjelaskan semua kekuatan TNI AU sangat bergantung pada kebijakan pemerintah.

Pemilihan alutsista, lanjut dia, juga sangat tergantung dari perkembangan lingkungan regional.

"Jadi apa yang menjadi alutsista yang diberikan kepada Angkatan Udara, kami sebetulnya menunggu dari kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan. Karena Angkatan Udara tugasnya sebagai pembina kekuatan," ujarnya.

"Panglima TNI, Mabes TNI sebagai pengguna kekuatan. Dan Kemhan adalah pengembangan kekuatan. Jadi jenis apa saja, termasuk pesaway dari mana, jenisnya apa, kita menunggu arahan dari Kemhan. Mau dari China, mau dari Amerika, kita siap menerima," pungkas dia.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved